CIANJUR – Kami mendapatkan informasi mengenai Pondok Pesantren Inayatul Fikriyyah yang mengalami kebakaran. Sebagai bentuk rasa empati, kami berangkat menuju Ponpes tersebut.
Pagi itu (Senin, 28/9) cuaca tidak begitu cerah. Seakan mendukung perjalanan kami menuju Pondok Pesantren Inayatul Fikriyyah. Jarak antara kota Cianjur dengan Ponpes Inayatul Fikriyyah kurang lebih 150 kilometer (pulang-pergi). Rombongan dari kota Cianjur terdiri dari Ketua Daerah Lajnah Imaillah dan Mubalig Daerah Jabar 4, Maulana Habib Ahmad Berlin. Kami beranjak menerjang dinginnya pagi.
Sementara Mubalig Baros Maulana Yayat , Ketua LI Baros dan seorang khuddam telah menunggu di Pom Bensin Sukanaga. Setelah bertemu, kami berangkat bersama menuju lokasi yang sama sekali belum terbayangkan letak dan posisinya. Hanya berbekal alamat yang terpasang di berbagai media info musibah kebakaran.
Alhamdullilah sekitar pukul 09.00 WIB, kami tiba di lokasi. Disana kami disambut oleh Kang Fauzi sebagai Koordinator penanganan penanggulangan kebakaran. Beliau juga merupakan sepupu dari Ustaz Mubih Mubarrom, pimpinan Pondok Pesantren Inayatul Fiqriyah.
Setelah itu kami melihat bangunan yang terbakar.
“Kejadiannya dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Kebakaran akibat korsleting arus listrik. Awalnya mengenai rumah Ustaz lalu merembet ke bangunan asrama putri yang jumlahnya 75 orang,” ungkap Kang Fauzi.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa tidak ada korban jiwa dari pihak santri maupun Ustaz. Namun ada dua warga yang meninggal saat akan memadamkan api untuk memberikan pertolongan.
Saat itu nampaknya arus listrik dari sebuah tiang belum dimatikan sehingga menyambar dua warga tersebut. Innalillahi wa inna ilaihi rojoun semoga yang wafat ditempatkan dalam surga keridhoanNya.
Kondisi bangunan yang hangus sekarang sedang dalam proses pembangunan kembali.
“Saat ini yang paling diperlukan adalah bahan-bahan bangunan material,” kata kang Fauzi.
Ustaz Mubih Mubarrom selaku pimpinan ponpes Inayatul Fiqriyyah mengucapkan terima kasih atas perhatian dan silaturahmi yang kami lakukan.
“Kami memohon doa agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menerima musibah ini,” ujar Ustaz Mubih.
Kami juga mewakili Majlis Ta’lim Lajnah Iamillah Jabar 4 Cianjur untuk menyerahkan tanda jalinan kasih berupa donasi. Walaupun nilainya tidak seberapa namun sebagai bukti tanda peduli.
Donasi tersebut diterima langsung oleh Ustaz Mubih Mubarrom.
“Alhamdullilah diterima titipannya. Semoga mendapatkan gantinya yang lebih baik. Terima kasih banyak atas kunjungannya,” ungkapnya.
Nampak kesibukan para pekerja yang mulai membangun asrama putri dan rumah ustaz Mubih. Selain itu ada juga yang sibuk persiapan acara Haulan. Bahkan Kang Fauzi mengundang kami jika ada waktu untuk datang pada acara Haul tersebut.
Tibalah saatnya kami pamit untuk pulang. Perjumpaan terbilang singkat dikarena perjalanan yang cukup jauh untuk kembali ke kota Cianjur. Selain itu cuaca agak sedikit mendung.
Kami berharap semoga langkah kecil ini dapat meraih ridho dari Allah Ta’ala. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Kontributor: Lilis Sahiba