Yogyakarta– Lajnah Imaillah Yogyakarta bersama dengan sejumlah perempuan dari berbagai latar belakang, optimis dalam upaya mereka membangun perdamaian di wilayah Asia Tenggara.
Peserta dari berbagai negara hadir dalam seminar bertajuk ‘Empowering Interfaith Women for Peacebuilding in Southeast Asia’ yang diselenggarakan di Kampus Universitas Nahdatul Ulama Yogyakarta pada hari Selasa, 28 November 2023.
Membahas seputar peran aktif perempuan dalam merintis jalan menuju perdamaian, termasuk keterlibatan perempuan dari beragam latar belakang dalam dialog antaragama demi mencapai keharmonisan di Asia Tenggara.
HAdir sejumlah narasumber diantaranya, Reverend Paulus Sugeng Widjaja, Ph.D., dari UKDW, Dr. Arifah Rahmawati dari UGM, Ustazah Liyana Rosli Asmara, Kepala Harmony Center dari Singapura, dan Teresita C. Mirafuentes, RPsy, Mpsy, Rpm dari Filipina.
Diskusi dalam seminar menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan, termasuk kerentanan terhadap kekerasan serta risiko terlibat dalam ekstremisme karena politik identitas.
“Kerjasama antara perempuan dalam membangun perdamaian menjadi kunci. Salah satunya adalah melalui penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang dapat memperkuat hubungan baik antara perempuan dan komunitasnya,” ungkap Dr. Arifah Rahmawati dalam materinya.
Selain itu, pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kepemimpinan ditekankan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik tanpa memandang gender.
Urgensi tema difokuskan pada Perempuan, Perdamaian, dan Dialog Lintas Agama di Asia Tenggara, sambil menyoroti peran utama perempuan sebagai penggerak penting dalam upaya memediasi, bernegosiasi, dan memfasilitasi proses perdamaian.
Acara ini diselenggarakan atas kerjasama antara UNU, Srikandi Lintas Iman (SRILI), dan Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian, Universitas Kristen Duta Wacana (PSPP UKDW), menunjukkan komitmen mereka dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan di wilayah Asia Tenggara.
Kontributor: Lutfi Nafia R
Editor: Amatul Noor