“Bagi anak yang berkebutuhan khusus, dari segi fisik matoriknya dia kesulitan dalam keseimbangan, keterlambatan berjalan, dan lain-lain, sedangkan dari segi pola pikirnya dia kesulitan dalam memahami konsep-konsep, sulit fokus, dan tidak takut akan bahaya nyata,”
JAKARTA – Sebanyak 12 guru yang berasal dari TK dan dan PAUD sekitar Masjid Al-Hidayah Kebayoran, seperti TK Pelita, PAUD Anyelir 1, PAUD Anyelir 2, dan PAUD Bambini Ceria mengikuti Basic Training For Teachers, Kamis (9/2). Kegiatan ini diselenggarakan berkat kerjasama Lajnah Imaillah Kebayoran dan Berkah Mirza Insani Foundation.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/jakarta/feed/” number=”3″]
Acara yang digelar di Ruang Rapat Basement Masjid Al-Hidayah Kebayoran, Jakarta Selatan ini dibuka dengan pembacaan doa yang dipimpin Mln. Luthfi Julian Putra dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama yaitu dari Ketua Jamaah Ahmadiyah Kebayoran, Kandali Achmad Lubis serta ketua Lajnah Imaillah Kebayoran, Ira Rahayu.
Adityo dari BMI Foundation memulai acara dengan melakukan Ice Breaking. Beliau memperdengarkan lagu anak-anak sambil meminta para peserta untuk memutarkan pulpen. Ketika musik dimatikan, peserta yang memegang pulpen harus memperkenalkan diri kepada peserta yang lain.
Psikolog Parindrati, M.Psi. memulai pembicaraannya dengan mengangkat materi perkembangan. Disampaikan bahwa perkembangan merupakan kata yang bisa diartikan perubahan, kematangan, dan pertumbuhan. Dirinya menyampaikan bagaimana cara mendeteksi anak berkebutuhan khusus sejak dini.
“Bagi anak yang berkebutuhan khusus, dari segi fisik matoriknya dia kesulitan dalam keseimbangan, keterlambatan berjalan, dan lain-lain, sedangkan dari segi pola pikirnya dia kesulitan dalam memahami konsep-konsep, sulit fokus, dan tidak takut akan bahaya nyata,” ujar psikologi yang akrab disapa Bu Parin ini.
Dia juga menyarankan kepada para guru untuk menggunakan learning channel yang sesuai, pendekatan akademik melalui minat anak, menggali bakat dan potensi anak sejak dini, membuat sistem pembelajaran yang terstruktur, terpola, terprogram yang dilakukan secara kontinu dan individual.
Salah seorang peserta seminar, Sri mengaku banyak ilmu yang didapat setelah mengikuti program ini. Metode yang diberikan menurutnya cocok untuk diaplikasikan oleh para guru di tingkat taman kanak-kanak dan pendidikan usia dini.
“Padahal saya ada acara IGTKI, tapi karena saya menganggap acara ini penting, jadinya kami bagi tugas deh. Rasanya seneng banget bisa dapet ilmu. Waktunya pas. Nggak ngantuk”, ujar guru TK Pelita tersebut.
Ditutup dengan doa oleh Mln. Luthfi Julian Putra, acara ditutup dengan pembagian plakat dan sertifikat kepada para peserta seminar.
Kontributor : Amaturrasyidah
Editor : Talhah Lukman Ahmad