Kuningan – Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kemenag Kota Semarang mengunjungi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Manislor Kuningan pada Jumat (25/3/2022).
Rombongan FKPAI terdiri dari 16 orang. Mereka didampingi oleh Maulana Saefullah Ahmad Farouk dan Roy Attaul Djamil dari JAI Semarang.
Live in diselenggarakan karena masih banyaknya isu-isu dan stigma negatif tentang Ahmadiyah yang bertebaran di media sosial. Hal itu menyebabkan opini tentang Ahmadiyah yang berkembang di masyarakat menjadi semakin liar dan tidak jelas.
Dengan live in, rombongan FKPAI bisa mengenal lebih dekat dan berinteraksi secara langsung dengan Ahmadiyah. Live in Manislor dilaksanakan selama 3 hari, dari 25 sampai 27 maret 2022.
Maulana Dudung Muzafar Ahmad beserta para pengurus dan anggota JAI Manislor menyambut langsung kedatangan rombongan FKPAI Kemenag Kota Semarang.
“Kami ini penyuluh, pegawai bawahan. Lho, kok disambut seperti pejabat negara saja,” ucap Ketua FKPAI, Mubasyir.
Kegiatan live in diisi dengan diskusi tentang akidah Ahmadiyah dan perkembangannya di seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Diskusi juga membahas sumber keuangan dan cara pengelolaannya di Ahmadiyah.
Selain itu, rombongan FKPAI diajak mengitari komplek perumahan untuk melihat aktivitas warga Ahmadiyah sehari-hari. Mereka pun berkeliling mengunjungi 9 masjid dan pekuburan musi yang ada di JAI Manislor.
“Ini pekuburan para musi, yaitu Ahmadi yang berwasiat,”ujar Sekretaris Tabligh PB JAI, Gunawan Wardi saat menjelaskan lokasi pekuburan kepada rombongan FKPAI.
“Mereka mengorbankan minimal 10 persen dari hartanya,” lanjut Gunawan.
Terkait plakat dari Bank Mata yang menempel di samping nisan pada makam, Gunawan menjelaskan jika yang meninggal adalah seorang yang telah mendonorkan kornea matanya. Kornea tersebut bisa membantu penyandang tunanetra untuk dapat melihat kembali.
Mendengar hal itu, peserta live in mengungkapkan rasa kagumnya dan berjanji akan membuang segala pandangan dan pikiran buruk yang selama ini telah membelenggu mereka.
“Subhanallah, astaghfirullah dan mohon maaf sebesar-besarnya kepada Jemaat Ahmadiyah, sejak kecil sampai sudah berumur, kami telah menanggung beban fitnah dan tuduhan buruk terkait Ahmadiyah. Sejak tahu seperti apa kebenarannya, kami buang fitnah yang selama ini membelenggu kami” kata Mubasyir.
“Kami ini penyuluh yang berkewajiban menyampaikan ajaran Islam yang ramah dan damai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ketua FKPAI, Mubasyir menyatakan bahwa selama 3 hari di Manislor, ia beserta rombongannya tidak dapat menemukan kesesatan Ahmadiyah.
“Kami perhatikan cara sholat, bacaan sholat, sikap Ahmadi dalam menerima tamu, kami katakanan bahwa kami tidak bisa menemukan kesesatan Ahmadiyah,” tegas Mubasyir.
Kontributor: Firda Ainul Z
Editor: Firmansyah