Bertempat di Hotel Bumi Ciherang terlaksana Pelatihan Penguatan dan Peningkatan akses serta kwalitas pelayanan gizi kesehatan melalui pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).
Pelatihan berlangsung dari tanggal 21-22 Februari 2019,hari pertama acara pembukaan dimulai pukul 09.00 WIB.
Dibuka langsung oleh Ibu Kepala Kasi Kesehatan Gizi Kabupaten Cianjur. Dilanjutkan dengan pembagian kelas,Ibu Ketua Lajnah imaillah Baros masuk kelas B.
Materi pertama disampaikan oleh Bapak Cucup dari Dinas Kesehatan Kab.Cianjur beliau merefresh materi PMBA sebagian paparannya mengenai
Standar Emas Makanan Bayi dan Anak yaitu :
ASI Eksklusif 0-6 bulan, didahului inisiasi menyusui dini segera setelah lahir.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) mulai usia 6 bulan, tepat jumlah, kualitas dan tepat waktu pemberian serta aman. Meneruskan menyusui sampai usia anak 2 tahun
Pemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak anak yang menderita kurang gizi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan sejak lahir secara rutin dan berkesinambungan. Fenomena “gagal tumbuh” atau growth faltering pada anak Indonesia mulai terjadi pada usia 4-6 bulan ketika bayi diberi makanan selain ASI dan terus memburuk hingga usia 18-24 bulan. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 19,6% balita di Indonesia yang menderita gizi kurang dan 37,2% termasuk kategori pendek.
Stunting, merupakan gangguan pertumbuhan fisik, kognitif, kecerdasan, produktivitas. Prevalensi “stunting” di Indonesia masih tinggi, 36,2 % (2007), 35.6% (2010), dan 37.2% (2013). Pemerintah Indonesia bertujuan menurunkan prevalensi stunting menjadi 40 % lebih rendah dari data terakhir pada tahun 2025.
Setiap keluarga yang mempunyai bayi dan anak usia 6-24 bulan hendaknya mempunyai pengetahuan tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), agar mampu memberikan ASI ekslusif dan menyiapkan MP-ASI yang sesuai di masing-masing keluarga. Pendampingan oleh orang yang terdekat dalam hal ini termasuk kader posyandu sangat dibutuhkan Untuk itu kader posyandu perlu dilatih agar mempunyai pengetahuan tentang ASI ekslusif dan MP-ASI serta ketrampilan pemantauan pertumbuhan dan ketrampilan memberikan konseling.
Peranan tenaga kader posyandu terampil sangat besar terhadap keberhasilan Pemberian makan bayi dan Anak (PMBA), peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang pada gilirannya akan meningkatkan status gizi balita. Oleh karena itu keberadaan kader posyandu perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Setelah isoma pukul 14.00- 17.00 Wib,materi kedua tentang tehnik konseling dan praktek konseling dipandu oleh Bidan Ani dari Puskesmas Ciranjang.
Hari ke-2 kelas A dan kelas B digabung kemudian praktek konseling langsung ke sasaran ibu hamil,ibu bayi dan ibu balita yang pesertanya berasal dari masyarakat sekitar tempat pelatihan. Ibu Lindawati mendapat tugas konseling ibu bayi yang usia bayinya berusia 7 bulan,dengan asi ekslusif selama 6 bulan dan sekarang sudah dikasih MP ASI tapi masih menggunakan bubur bayi instan,belum dikasih buah buahan karena tidak tahu dan masih percaya mitos bahwa bayi belum waktunya dikasih makan buah- buahan.Berdasarkan masalah itu memberikan solusi atas masalahnya dengan menggunakan lembar balik PMBA.
Sebelum pelatihan di tutup di umumkan tiga orang peserta terbaik salah satunya, sebagai terbaik ke- 2 yaitu Ibu Lindawati ketua Muslimah Ahmadiyah Baros.Peserta pelatihan sebanyak 55 orang dari 10 kecamatan se Kabupaten Cianjur.
Semoga dengan adanya pelatihan ini dapat tercapai Tujuannya,yaitu memutus mata rantai akibat kekurangan gizi,dalam rangka penanganan Stunting.
Kontrbutor : Lindawati