Pontianak, (1/12/2019). Mengawali hari pertama di bulan Desember ini, puluhan muda-mudi Pontianak dengan penuh semangat bergegas menuju Mesjid Al-Kaustar. Bagaimana tidak semangat, di saat mentari pagi belum menunjukan wajahnya yang cerah, mereka telah padati pusat kegiatan Jemaat Ahmadiyah Pontianak.
Mereka datang dengan menggunakan bis yang berlogokan IAIN Pontianak. Setelah bis menghentikan mereka di halaman mesjid, satu persatu muda-mudi milenial ini memasuki bangunan mungil yang menjadi tampak sesak ketika mereka duduk berdampingan sambil lesehan.
Di dalam mesjid telah menunggu dengan penuh hangat dan senyum beberapa pengurus Ahmadiyah. Dan tidak berselang lama ketua rombongan anak milenial ini memohon izin mempersilahkan pengurus JAI utk memaparkan tentang organisasi Jemaat Ahmadiyah.
Dimulai dari perkenalan yang dibuka oleh Amirda Kalbar. Bapak berkumis tebal yang sering disapa Bapak Yaya Sunarya ini, memperkenalkan diri dan menyambut mereka dengan hangat.
Selesai pak Yaya menyapa dan menyambut para tamu, giliran Mln. Innayatullah Rustandi, Muballigh Daerah Kalbar 1 memaparkan tentang apa itu Ahmadiyah, siapa pendirinya, kapan didirikan serta apa tujuan Ahmadiyah didirikan.
Dalam menyampaikan tujuan Ahmadiyah didirikan, Mln. Rustandi, begitu nama sapaannya, mengutip kata-kata yang disampaikan oleh pendiri jemaat ahmadiyah “Tujuan dari Ahmadiyah didirikan adalah Yuhyiddina wayuqimusysyari’ah. Ungkapnya, “yaitu menghidupkan agama Islam, dan juga menegakan kembali syariat Islam”.
Tambahnya lagi, Maulana yang sudah tiga tahun bertugas di kalbar ini, menjelaskan perbedaan Ahmadiyah dan jamaah muslim pada umumnya, “Perbedaan Ahmadiyah dan jamaah Islam lainnya terletak pada kepercayaan tentang kedatangan Imam Mahdi dan Isa al-masih, yang kedatangannya telah di khabar ghaibkan oleh Nabi saw”, ujarnya. Jadi, tambahnya lagi, “Jamaah Ahmadiyah mempercayai bahwa Imam Mahdi dan Isa al-masih sudah datang dalam wujud pendiri Ahmadiyah, sementara ummat muslim lainnya sedang menanti-nanti kedatangannya”.
Terkait rukun Islam, Mln. Rustandi berujar “Secara umum seperti terdapat di dalam rukun Islam, orang-orang Ahmadiyah pun mengamalkan secara sempurna rukun tersebut”, tegasnya.
Pada kesempatan itupun, Maulana yang juga kerap disapa Pak Erus menerangkan tentang definisi Islam menurut Nabi saw. “Barang siapa yang sholat seperti sholatnya Nabi saw, menghadap kiblat sebagaimana kiblatnya Nabi Saw, kemudian memakan daging sembelihan yang disebut nama Allah, maka mereka itu adalah muslim”, tegasnya lagi.
Masih pada kesempatan yang sama, ketua cabang Pontianak Rizqi Rafiq Achmad menyampaikan hal yang berkaitan dengan keorganisasian Jemaat Ahmadiyah, dimulai dari pimpinan paling sentral dan paling tinggi yaitu Khalifah Ahmadiyah, para Amir hingga para ketua cabang yang tersebar di berbagai macam daerah.
Selanjutnya dihubungi secara terpisah melalui pesan whatsap, Nn. Muhimah, salah seoraang panitia dalam acara tersebut menyampaikan kesan dan pesan para peserta milenial ini: “Alhamdulillah, ujarnya. Dari beberapa kesan mereka, secara umum Kunjungan ke masjid jemaat Ahmadiyah sangat baik dan memuaskan. Mereka sangat tertarik dengan diskusinya serta cara pemyambutannya.
Ditambahknnya lagi ima mengatakan “Ternyata Ahmadiyah itu tidak seperti kebanyakan orang katakan, sehingga mereka mengungkapkan “Disinilah pentingnya belajar untuk tidak mudah mengklaim sesat dan sebagainya. Dan hal ini senada dengan moto mereka, “Kelola prasangka kenali aku”. Inilah yang memotivasi mereka untuk lebih terbuka dan dewasa dalam berbagai macam perbedaan.
Pertemuan kunjungan ini dihadiri oleh 45 peserta dan 10 orang ahmadi, dan setelah mereka selesai mendatangi tempat kegiatan Ahmadiyah, sesuai dengan agenda berikutnya, mereka berkunjung ke vihara, kelenteng, dan gereja katedral.[Roez]