Awan mendung mulai bergelayut di langit Bekasi hari Sabtu pukul 11.30. Nuansa alam menjadi abu-abu dan menyihir seketika udara panas Bekasi menjadi sejuk. Lima lajnah Jabar 01 beranjak menuju undangan menghadiri acara launching buku di BBF (Bekasi Book Fair).
Dua jam perjalanan telah ditempuh. Sampai juga di Gedung Graha Pariwisata Wibawa Mukti sebagai lokasi BBF. Para lajnah mengisi buku tamu dan mencantumkan identitas “Lajnah Muslim Ahmadiyah”. Begitu memasuki gerbang, lautan buku terhampar memenuhi area BBF. Di ruang depan terbagi dalam berbagai stand. Mulai dari buku fiksi, non fiksi, permainan educatif, buku ilmiah, novel, buku internasional, stand sejarah Bekasi, buku anak-anak, Alquran, dll.
Stand yang menjadi perhatian kami yaitu stand Waqf Alquran. Kami berdonasi Alquran versi jemaat di stand tersebut dan diterima dengan baik dan ramah. Kemudian dua anak manis duta baca provinsi Jabar tampak di sekitar area BBF. Kami kemudian sharing tentang prestasi dan kiprah mereka sebagai duta baca. “Saya mendisiplinkan diri membaca sebanyak 22 buku dalam sebulan,” celoteh duta baca cilik ini. “Saat bangun tidur, mau tidur, setiap ada waktu luang saya gunakan untuk membaca buku.” Masya Allah! Luar biasa kecintaan membaca bukunya.
Memasuki area dalam, ruangan luas ini dipenuhi dengan berbagai stand dari berbagai komunitas. Kami memberi perhatian lebih pada beberapa stand diantaranya stand pohon geulis, stand TBM, stand Guru Penulis Bekasi Raya. Stand pohon geulis berisi pohon-pohon gerakan literasi yang di hari pertama dilombakan. Pohon ini menjadi rimbun dengan daun-daun yang tiap daunnya berisi tulisan nama pembaca dan buku yang telah tamat dibacanya. Beraneka jenis dan model pohon geulis di stand ini terkumpul dari seluruh area Bekasi.
Stand berikutnya yaitu TBM (Taman Buku Masyarakat). Kami wawancara penjaga standnya untuk study banding prosedur pendirian dan perolehan buku serta teknik meraih masyarakat pembaca. Alhamdulillah contact personnya sudah kami dapat.
Stand yang tak kalah menarik yaitu stand para penulis buku Bekasi Raya. Berjejer di situ buku-buku karya mereka. Ketika kami datang, sangatlah beruntung. Bisa ‘meet and great’ buku plus penulisnya langsung. Mereka para guru sekaligus para ustad pegiat literasi dakwah. Sebagai apresiasi terhadap karya literasi, kami membeli buku mereka dan insya Allah akan didonasikan untuk perpustakaan Lajnah Indonesia Pusat di Markaz untuk menambah koleksi bukunya. Alhamdulillah bisa bersilaturahmi dengan para ustad melalui buku. Semoga suatu saat dapat membawa beliau-beliau ke perpustakaan Nusrat Jehan milik Lajnah Pusat.
Tak jauh dari stand tersebut, ada panggung acara. Backdrop BBF yang megah terpampang dilengkapi foto bapak Bupati Bekasi. Kami diundang untuk menghadiri launching buku seorang ustad yang baru saja melahirkan buku perdananya. Namun karena acaranya masih 1 jam lagi, kami putuskan untuk keluar area dulu untuk memasok amunisi perut dulu.
Berkeliling di sekitar area BBF menemukan aneka kuliner mulai dari makanan khas Indonesia hingga menu Jepang. Sebagai orang Indonesia tulen cukup galau menentukan pilihan antara nasi dan mie bakso. Akhirnya pilihan jatuh pada bakso malang swalayan. Tetesan es teh botol mentuntaskan acara menikmati kuliner ini. Kebetulan sekali rumah ibu Eva Pengurus Lajnah Pusat ada di sekitar Wibawa Mukti ini. Beliau dan suaminya sedang kurang sehat. Kami putuskan mampir bersilaturahmi ke rumah beliau.
Perumahan Jababeka yang asri segera menyambut kami. Mesjid besar yang indah menandai keberadaan hunian nyaman bu Eva. Kami mendapat info bahwa Bu Eva aktif terlibat berpartisipasi dalam masyarakat, khususnya sebagai pengajar Alquran di TPA mesjid tersebut. Di sudut ruang tamunya tersedia papan berdiri yang berisi materi TPA. Kami pun mendapat sekilas teknik ilmu membaca Alquran sambil bersilaturahmi. Tak bisa berlama-lama di kediaman bu Eva dan Pak Sandy karena acara launching buku sudah menanti.
Bada shalat Ashar, launching buku dimulai. Sang penulis buku telah tampil dipanggung ditemani dua moderator gen millenial. Sekitar 50 penonton telah duduk rapi di area acara, siap menyimak. Sesi 1 mengupas proses kreatif buku dengan teknik talkshow interaktif. Sesi 2 penyampaian testimoni buku dan aneka tanya jawab seputar buku. Sesi 2 disambut dengan antusias oleh audience pecinta buku. Kami dari lajnah memberikan presentasi resensi buku beliau, seorang ustad pegiat literasi dakwah. Sebagai peresensi tentu harus jujur mengungkapkan kelebihan dan kekurangan buku. Tugas kami sebagai undangan telah ditunaikan.
Banyak berkah yang kami petik dari acara ini diantaranya mendapat suntikan semangat berliterasi, pohon geulis, bersilaturahmi dengan para ustad penulis, berwaqf Alquran, mengenal ketua IKAPI (Ikatan penerbit Indonesia), kepala seksi dinas perpustakaan. Dari beliau, kami dapat mendapat info keprihatinan minimnya pembaca buku di Bekasi. Hal ini tidak sesuai dengan besarnya dana yang digelontorkan pemerintah dibanding peminat pembaca buku. Hari ini pun sungguh menyedihkan. Tgl 29 November ini merupakan puncak peringatan hari guru dan ultah Persatuan Guru Republik Indonesia yang dihadiri mas menteri kita. Sekitar 30.000 guru hadir di stadion Wibawa Mukti bersebelahan dengan Gedung Graha Pariwisata BBF. Namun tidak ada 1% pun guru yang menggebu mampir di BBF. Yang masuk area ini hanyalah para pembaca militan saja. Begitulah info yang kami dapat.
Hikmah lain yang kami dapat dari acara ini, membuka jalan dan wawasan bagi kami untuk memperoleh info peluang buka stand kami sendiri di BBF berikutnya. Bernegosiasi untuk mendapat kesempatan bedah buku kami di panggung literasi BBF. Mohon doanya.
Hujan deras mengguyur Bekasi. Awan berat telah menghempaskan ribuan butir kristal silvernya ke bumi. Jalanan pulang yang kami tempuh dipenuhi banjir di mana-mana. Banjir berkah untuk masa depan literasi lajnah Jabar 01 mengukir senyum manis kami mengakhiri kisah ini.
Kontributor: Iim Kamilah – Jabar 01