“Di Indonesia ini tidak ada warga kelas dua, di Indonesia tidak ada orang dengan keyakinan berbeda harus disia-siakan dan didiskriminasi. Indonesia seharusnya seperti di Kampus Mubarak ini. Duduk bersama, saling menghargai, menghormati, dan membusungkan dada dengan menyebut saya Indonesia,”
BOGOR – Jamaah Ahmadiyah Indonesia bersama Jaringan Lintas Iman menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 mengadakan sejumlah kegiatan di Kampus Mubarak, Bogor.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/bogor/feed/” number=”3″]
Sebagai tuan rumah, salah seorang Mubaligh Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Mln. Ridwan Buton melantunkan nazm (syair-red) yang berisikan doa bagi kemajuan bangsa Indonesia. Dibalut dengan malam refleksi, marawis dari pesantren Al-Kautsar dan penampilan akustik dari Gusdurian semakin menghangkatkan acara yang dimulai selepas maghrib tersebut.
Mengusung tema “Merdeka Itu Harus Nyata, Terlihat, dan Terasa”, Mln. Mirajudin Sahid yang mewakili Amir Nasional Jamaah Ahmadiyah Indonesia dalam sambutannya mengajak semua elemen bangsa bersatu tanpa memandang agama, suku, dan, ras.
“Indonesia seperti rumah. Dibangun dengan material yang berbeda-beda. Bersatulah untuk Indonesia!” sahutnya, Selasa (16/8).
Sementara itu, perwakilan Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, KH. Maman Imanulhaq menyambut baik kegiatan seperti ini. Ia menceritakan pertemuannya dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua Lembaga Dakwah NU itu mengingatkan pentingnya penegakan HAM dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Di Indonesia ini tidak ada warga kelas dua, di Indonesia tidak ada orang dengan keyakinan berbeda harus disia-siakan dan didiskriminasi. Indonesia seharusnya seperti di Kampus Mubarak ini. Duduk bersama, saling menghargai, menghormati, dan membusungkan dada dengan menyebut saya Indonesia,” tutur pria yang juga anggota Komisi VIII DPR RI tersebut.
Maman juga menambahkan bahwa Indonesia bukan hanya milik mayoritas tapi milik semua anak bangsa. Selain Maman Imanulhaq, malam refleksi ini juga dihadiri sejumlah tokoh seperti anggota DPR RI Eva Sundari dan cendikiawan muslim, Zuhairi Misrawi, serta perwakilan dari Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Aliansi Bhineka Tunggal Ika, Gusdurian, HKBP Philadelpia, GKI Yasmin, Aliran Kepercayaan Dayak Indramayu, dan sejumlah organisasi keagamaan lainnnya.
Kontributor : Talhah Lukman Ahmad