Bogor – Jamiah Ahmadiyah International Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan wisuda dengan gelar Shahid, Senin (10 Agustus 2020). Sedangkan untuk gelar Mubashir merupakan wisuda yang ketiga. Ini merupakan momen bersejarah bagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Acara yang diadakan di Kampus Mubarak tersebut dihadiri oleh para orang tua mahasiswa yang berdomisili di Jawa Barat. Sedangkan wali yang berasal dari luar wilayah tersebut mengikuti melalui aplikasi zoom yang disediakan oleh panitia. Dikarenakan sedang mewabahnya pandemi covid-19, kegiatan tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengatakan bahwa rencana untuk mengubah Jamiah Ahmadiyah Indonesia menjadi Jamiah Internasional yang meluluskan para Mubaligh dengan gelar Shahid telah dilakukan sejak lama.
“Kami sudah berupaya sejak lama untuk menyelenggarakan kelas Shahid, namun dikarenakan saat itu minimnya sarana dan dosen-dosen maka cita-cita tersebut baru terlaksana beberapa tahun terakhir ini,” ujar Maulana Abdul Basith Shahid dalam sambutannya.
Kemudian Prinsipal Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia, Maulana Ma’sum Ahmad Shahid, menceritakan sejarah berdirinya Jamiah Ahmadiyah Indonesia.
“Cikal bakal berdirinya Jamiah ini berlangsung sejak awal tahun 1980-an. Awalnya bernama Kelas Persiapan Mubaligh (KPM) dengan masa studi satu tahun. Selanjutnya berubah menjadi Jamiah Ahmadiyah Indonesia dengan lama belajar tiga tahun dan lima tahun hingga menjadi Jamiah Ahmadiyah International Indonesia yang meluluskan kelas Shahid dengan masa belajar tujuh tahun,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Maulana Ma’sum menyebutkan bahwa bergantinya status Jamiah ini menjadi Jamiah Internasional sesuai dengan keinginan Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis ayyadahullau ta’ala binashrihil aziz.
“Pada tahun 2017, Hudhur telah menyebutkan bahwa Jamiah Ahmadiyah Indonesia merupakan Jamiah Internasional sebagaimana yang terdapat di Rabwah, Qadian, Bangladesh, Ghana, Inggris, Canada, dan Jerman,” tambahnya.
Missionary Incharge JAI, Maulana Mirajuddin Shahid mengingatkan para wisudawan agar menjadi cermin-cermin Tuhan.
“Jadilah cermin-cermin Tuhan sebagaimana yang dinasihatkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud alaihissalam dalam buku Haqiqatul Wahyi,” tegasnya.
Selain itu, Sekretaris Ta’lim Pengurus Besar JAI, Sukarta M.Pd. berpesan agar para Mubaligh yang baru lulus tersebut mencari informasi berkenaan dengan para tokoh JAI di tempat tugas kelak.
“Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang tokoh-tokoh Jemaat di tempat tugas kalian. Dari mereka pasti ada kisah-kisah pengalaman rohani yang patut kita pelajari,” pungkasnya.
Acara wisuda tahun ini meluluskan sepuluh orang dengan gelar yang berbeda. Empat orang diantaranya lulus dari program Shahid dengan gelar Shahid, dan enam orang lainnya bergelar Mubashir.
Ditulis oleh: Mubarak Mushlikhuddin