Fatayat Nahdlatul Ulama mengadakan tasyakuran dalam rangka memperingati hari lahirnya yang ke-69 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (24/4). Kegiatan ini mengusung tema “Perempuan Indonesia Bersatu untuk Keadilan Indonesia dan Perdamaian”.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Anggia Ermarini mengatakan bahwa harlah ini menjadi momentum Fatayat NU untuk merefleksikan kembali peran yang telah dilakukan selama ini untuk perempuan dan anak-anak.
Menurut Anggia, Indonesia masih mempunyai banyak persoalan terkait isu perempuan dan anak. Untuk menanggulanginya, ia menilai Fatayat tidak mampu berjalan sendirian, kecuali bersama-sama dengan elemen lain, terutama kelompok perempuan yang lain.
Sementara itu menyikapi situasi pasca Pilpres yang masih diliputi ketegangan dan keterbelahan elemen bangsa, Humas Perempuan Muslim Ahmadiyah Indonesia ( PPLI), Evy Affiati yang hadir dalam acara Harlah Fatayat NU mengajak seluruh perempuan Indonesia bersatu, berperan sebagai pemersatu keluarga besar bangsa Indonesia sesuai dengan kodratnya yang selalu memberi rasa damai dan nyaman bagi keluarga di saat konflik terjadi.
Perdamaian tidak akan pernah ada tanpa keadilan maka marilah bersikap adil pada seluruh warga negara dalam pemikiran, sikap dan tindakan pada siapapun baik kawan lawan dan tanpa kepentingan. Dengan semangat cinta untuk semua tiada benci untuk siapapun ( Love for All Hatred for None)
Hadir pula dalam acara tersebut , Ketua Umum Fatayat NU 2000-2005 dan 2005-2010 Hj Maria Ulfah Anshor, Ketua 1 PP Muslimat NU Hj Sri Mulyati, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Komunitas Wanita Hindu Darma Indonesia (WHDI), Pengurus Pusat Lajnah Imaillah (PPLI) atau Perempuan Muslim Ahmadiyah Indonesia Kopri PB PMII, dan PP IPPNU. Masing-masing dari organisasi tersebut menyampaikan testimoni atas peran Fatayat NU.
Kontributor: Yendra dan Humas PPLI