Solo– Mubaligh Ahmadiyah Solo minta media berperan dalam menyebarkan informasi dari organisasi agama yang menginspirasi lewat jurnalisme damai.
Mubaligh Ahmadiyah Solo hadiri dialog antar umat beragama yang mengangkat tema peran media dalam pemberitaan kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Acara tersebut digelar pada Selasa 7 Februari 2023 dengan dihadiri tokoh media dan tokoh agama.
Mln. Muhaimin menyinggung soal peran media dalam merawat keberagaman dalam hal beragama.
“Dalam jurnalisme damai atau liputan agama, tempatkan komunitas agama bukan sebagai korban tapi subjek,” ujarnya.
“Tempatkan komunitas agama sebagai sebuah organisasi atau kesatuan yang memiliki khazanah luas bukan semata teologi,” sambung Mln. Muhaimin.
Pada Kesempatan tersebut, muballigh Muhaimin selaku perwakilan Jemaat Ahmadiyah di Solo menyampaikan saran agar saat media meliput soal keagamaan hendaknya angle yang diangkat adalah soal peran yang menginspirasi.
Karena selama ini, Mln. Muhaimin melihat yang diangkat adalah masalah keyakinan dan konflik antar umat.
“Saat ini liputan agama cuma berputar-putar dipersekusi dan teologinya itupun tidak berbasis fakta, namun asumsi dari pihak berkuasa yang dianggap otoritatif,” ujarnya.
Soal kisah inspiratif, Mln. Muhaimin mencontohkan anggota Ahmadiyah, Zibali Hizbul Masih yang berperan dalam menyamakan BBM satu harga di wilayah Papua dan Maluku.
Bahkan menurut Mln. Muhaimin, anggota Ahmadiyah itu mendapat penghargaan dari Presiden RI, Joko Widodo.
Ahmadiyah sebagai komunitas pendonor mata terbanyak di Indonesia dan mencetak terjemahan dan tafsir Al-Quran ke dalam 100 bahasa dunia layak dipublikasikan di media konvensional.
Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari berbagai media, di antaranya Solo Pos, Aliansi Jurnalistik Independen (AJI), Berita Terbit, dan media lainnya yang ada di wilayah Solo Raya.
Dari tokoh agama, hadir perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia cabang Solo, Hindu, Majlis Luhur Kepercayaan Indonesia, Kristen Protestan, Katolik, konghutsu dan lainnya.
Mereka sepakat untuk membumikan jurnalisme damai, membuat panduan untuk para awak media baik pra peliputan, saat peliputan dan pasca peliputan sebuah berita.
Kesepakatan itu ditandai dengan penandatangan berkas pernyataan para awak media untuk mendukung kebebasan beragama dan berkeyakinan yang ada di Soloraya khususnya, umumnya di seluruh wilayah Indonesia.
Muballigh Ahmadiyah, Muhaimin berharap ruang-ruang dialog seperti ini agar diperbanyak dan komunikasi antara tokoh dan ummat beragama dengan wartawan bisa terjalin berkesinambungan.
“Kegiatan dialog seperti ini sangat bagus untuk membangun keharmonisan antar umat beragama dalam menciptakan perdamaian khususnya melalui media sosial media elektronik dan surat kabar,” ujarnya
“Semoga semakin sering diadakan ruang-ruang dialog seperti ini,” pungkas Mln. Muhaimin.
Editor: Talhah Lukman Ahmad