Siaran Pers
Minggu (16/10/2022)
Antusiasme masyarakat Kabupaten Kuningan untuk mendaftar sebagai calon donor kornea mata yang sangat tinggi, menjadikan kabupaten tersebut sebagai penyumbang calon donor kornea mata terbesar di Indonesia dengan memiliki 4.000 calon donor mata.
Spirit yang mendorong banyaknya calon pendonor mata di Kabupaten Kuningan ini adalah rasa kepedulian sosial yang tinggi.
Melihat potensi yang sangat besar tersebut, Bupati Kuningan Acep Purnama melantik Pengurus Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PMTI) Bank Mata Indonesia (BMI) Cabang Kabupaten Kuningan di Pendopo, Kuningan.
Acep menyampaikan, sebagai warga Kuningan patut berbangga bahwa di Kabupaten Kuningan banyak yang memiliki kepedulian terhadap sesama.
“Terimakasih atas partisipasi dan kepedulian masyarakat Kuningan dan dukungan pengurus PPMTI BMI Cabang Kuningan. Semoga kita terus berusaha untuk melakukan pencegahan dini, mengusahakan pemulihan penglihatan dan meringankan beban tuna netra sekaligus mengedukasi, melindungi kesehatan mata dengan sebaik-baiknya,” kata Acep.
Acep menjelaskan, penglihatan merupakan panca indra yang penting dalam menjalankan aktivitas keseharian dan di Kuningan ini ada banyak relawan yang siap menjadi calon donor mata.
“Mata yang merupakan panca indra paling penting dalam membantu aktivitas manusia dan di Kuningan ini luar biasa menjadi daerah pendonor mata terbanyak di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PPMTI BMI Cabang Kuningan Rusdi Sriwiyata menuturkan, calon pendonor mata di Kabupaten Kuningan tersebar di empat kecamatan, dengan kecamatan terbanyak adalah Jalaksana yaitu warga Desa Manislor.
“Bahkan Desa Manislor ini mendapatkan rekor muri pada tahun 2017 sebagai desa dengan penduduknya terbanyak menjadi calon donor kornea mata,” ujar Rusdi.
Rusdi menjelaskan, spirit yang mendorong banyaknya calon pendonor mata di Desa Manislor adalah rasa kepedulian yang tinggi.
“Desa Manislor hampir mayoritas warganya adalah Ahmadiyah, dan secara ajaran mereka memang sudah dianjurkan untuk menjadi calon donor mata sebagai bentuk rasa kemanusiaan yang tinggi,” ungkapnya.
Donor kornea mata dimasyarakat pada umumnya masih tabu, padahal kegiatan penggalangan donor kornea mata dilandasi dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), 13 Juni 1979. “Seseorang yang semasa hidupnya berwasiat akan menghibahkan kornea matanya sesuaah wafatnya, dengan diketahui dan disetuji dan disaksikan oleh ahli warisnya, wasiat itu dapat dilaksanakan dan harus dilaksanakan oleh ahli bedah”, yang ditandatangani oleh Ketua Komisi Fatwa MUI K.H Syukri Ghozali
Secara statistik jumlah calon donor mata yang terdaftar di Bank Mata Indonesia sangat rendah sekali apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu, jumlah orang yang mengalami kebutaan di Indonesia sekitar 3,5 juta orang.
Melalui PPMTI BMI, Rusdi ingin berperan dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan salah satunya melaui donor kornea mata.
“Hal ini dilakukan karena ingin membantu masyarakat umum dan Kabupaten Kuningan khususnya untuk kegiatan operasi transplantasi kornea mata, ini banyak dibutuhkan masyarakat Kuningan. Untuk itu bersama pemerintah dan masyarakat, mari kerja bareng dan bareng untuk kerja untuk menjalankan amanah peduli sesama,” pungkasnya.
Terpisah, Juru Bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana menyampaikan, adanya peningkatan yang signifikan setelah adanya adanya Keluarga Donor Mata Indonesia (KDMI), baik jumlah yang berhasil mendonorkan kornea mata mau pun data calon pendonor.
“Data calon pendonor kornea mata pada tahun 2019 sebanyak 8.602 orang. Sedangkan untuk tahun 2022 ini setidaknya ada 15.000 calon pendonor,” kata Yendra.
Yendra membeberkan, anggota Ahmadiyah Ahmadiyah yang telah mendonorkan kornea matanya sebanyak 838 orang. Jumlah tersebut dibagi dalam dua periode.
“Periode pra-KDMI (1985-2015) sebanyak 283 orang, terdiri dari 140 laki-laki dan 143 perempuan. Sedangkan di periode KDMI (2016-sekarang) sebanyak 555 orang, 286 laki-laki dan 269 perempuan. Tiga provinsi terbesar penyumbang kornea adalah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten,” ujar Yendra.
Ahmadiyah juga telah memiliki 20 orang tenaga eksisi. Dimana mereka selalu siap jika ada calon pendonor mata yang meninggal dan melakukan proses eksisi kornea mata.