Di tengah derasnya tuduhan dan fitnahan terhadap agama Islam, yang mana Islam distigmakan sebagai agama penyebab konflik dan kerusuhan di berbagai pelosok dunia, Khalifah Ahmadiyah justeru berhasil menghadirkan optimisme perdamaian dunia melalui ceramah bersejarahnya di markas UNESCO, Prancis, Selasa (8/10).
Di hadapan 80 orang tamu lebih yang berasal dari berbagai kalangan seperti para diplomat, politisi, akademisi, tokoh-tokoh pebisnis dan perwakilan dari berbagai kelompok ‘think tanks’. Khalifah Ahmadiyah untuk kesekian kalinya sukses menegaskan di forum internasional bahwa agama Islam adalah solusi dari ragam permasalahan dunia.
Dalam ceramahnya, Khalifah Ahmadiyah menjelaskan secara meyakinkan terkait kemuliaan ajaran Islam baik dalam tatanan nilai yang termaktub di al-Quran, maupun dalam tatanan praktek yang telah dicontohkan melalui teladan suci Nabi Muhammad (saw).
Khalifah Ahmadiyah menegaskan bahwa agama Islam secara konfrehensif menjelaskan pola yang ‘sustainable’ terkait membangun perdamaian, penegakan hukum, menjaga hak asasi manusia, pendidikan, menghormati kemuliaan agama dan keyakinan orang lain dan memberikan keyakinan tentang kebahagiaan dunia di masa mendatang.
Khalifah Ahmadiyah menjelaskan bahwa lebih dari 1400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad (saw) telah mewariskan kepada dunia berbagai jalan untuk mencapai kebahagiaan hakiki, dengan syarat memadukan antara cinta kepada Allah (swt) dengan gerakan mengkhidmati sesama manusia.
Khalifah Ahmadiyah memaparkan bahwa saat ini ada sekelompok kecil dari umat Islam yang melakukan tindakan teror dan kekerasan, yang mana hal tersebut justeru bertolak belakang dengan ajaran Islam yang hakiki. Tindakan buruk tersebut tiada kaitannya dengan ajaran Islam, karena apa yang mereka lakukan hanya untuk mencari keuntungan dunia semata.
Ceramah yang disampaikan secara apik dan detail ini dus meraih respon dan tanggapan yang luar biasa dari para pejabat tinggi yang hadir kala itu.
Beberap tokoh dunia memberikan penghargaan terhadap Khalifah Ahmadiyah melalui beberapa sambutan. Diantaranya :
Ambassador Oumar Keita, Delegasi negara Mali untuk UNESCO menyampaikan : “Yang Mulia, Khalifah Ahmadiyah (Hazrat Mirza Masroor Ahmad, atba). Kami merasa kagum dengan semua kontribusi yang telah Anda berikan (di negara Mali), seperti membangun rumah sakit – rumah sakit, masjid, sekolah-sekolah dan beragam proyek kemanusiaan melalui lembaga Humanity First. Yang Mulia, saya ucapkan selamat atas pesan perdamaian yang senantiasa Anda dengungkan, hal tersebut membawa dampak yang besar bagi masyarakat kami di Mali yang juga searah dengan tujuan UNESCO”.
Mr. Jean Christophe Auge, Penasehat bidang Keagamaan dari Kementrian Luar Negeri Prancis mengatakan: “Saya merasa bahagia menyambut kehadiran Yang Mulia pada hari ini. Saya sangat mengenal sosok Khalifah Ahmadiyah demikian juga Jemaat Ahmadiyah. Saya hendak menyampaikan rasa hormat saya atas kunjungan Yang Mulia di Prancis ini dan mendoakan semoga senantiasa meraih keberhasilan”.
Mr. Clement Rouchouse, Direktur Dewan Penasehat Pusat untuk Kementrian Dalam Negeri Prancis mengatakan: “Saya sangat bahagia saat ini dapat hadir di hadapan Khalifah Ahmadiyah, sekaligus mengucapkan rasa hormat saya atas kunjungan ke Prancis ini, yang mana Prancis memiliki tradisi penyambutan atas berbagai agama berdasarkan pada prinsip sekulerisme”.
Mr. Guillaume, Walikota Eaubonne mengatakan: “Selain perbedaan dalam warna kulit, budaya dan bahasa, Kita semua tengah menjalankan prinsip yang sama bahwa di mana pun kita berada. Kita bercita-cita untuk hidup dalam kedamaian dan keadilan, bertoleransi serta berbagi nilai-nilai yang mulia. Pada kesempatan ini Saya hendak menyampaikan rasa kagum saya terhadap Jemaat Ahmadiyah yang senantiasa menghantarkan cinta dan kasih sayang, kehangatan, persahabatan dan persaudaraan”.
Demikian pula Mr. Willy Breton, President of NATO Memorial, memberikan sambutannya yang berisi rasa kagumnya terhadap Jemaat Ahmadiyah atas upaya-upaya yang berkesinambungan dalam membangun perdamaian di berbagai pelosok dunia.
Semoga dengan cinta dan kasih sayang serta tiada kebencian bagi siapapun, tujuan dunia diciptakan yakni sebagai tempat turunnya ridho Allah (swt) dapat segera terwujud. (IAG)