KBR68H, Jakarta – Pengungsi Ahmadiyah di Transito, Mataram mengaku tidak pernah diajak berdialog terkait program transmigrasi yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sebelumnya pemprov setempat berencana mengirim sebagian pengungsi Ahmadiyah di Transito dalam program transmigrasi ke luar daerah. Pengungsi Ahmadiyah, Basirun Aziz mengatakan, keluarga pengungsi bakal menerima rencana itu asalkan adanya jaminan keamanan terhadap mereka di tempat baru nanti.
“Jadi kita tidak tahu mereka mengadakan rapat. Dari provinsi kita tidak dapat informasi. Dari wartawan lokal juga tidak ada yang datang kesana. Tahunya dari Jakarta saja. Yang kita inginkan kalau mereka punya rencana, kita inginnya diajak dalam rencana-rencana seperti itu,” ujar Basiruddin Aziz saat berbincang dengan KBR68H, Sabtu (1/3).
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengklaim banyak pengungsi Ahmadiyah di Transito, Mataram tertarik dengan program transmigrasi. Program ini bertujuan mencegah pengungsi Ahmadiyah hidup dalam satu kelompok dan demi meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam program tersebut pemerintah menawarkan lahan dan rumah serta kehidupan yang layak di daerah tujuan. Rencananya, para pengungsi akan ditempatkan di dua lokasi yakni di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.
Editor: Pebriansyah Ariefana; penulis: Sasmito