Foto ilustrasi: Masjid Ahmadiyah yang dirusak sekelompok orang di Kampung Babakan Sindang, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (6/5/2013).
JAKARTA, KOMPAS.com — Jemaah Ahmadiyah paling sering menjadi korban intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama sepanjang tahun 2013. Hal tersebut berdasarkan temuan Setara Institute yang dirilis di Jakarta, Kamis (16/1/2014). Setara mencatat, terdapat 222 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi sepanjang tahun 2013. Sebanyak 59 di antaranya menimpa para jemaah Ahmadiyah.
“Ahmadiyah menjadi yang paling banyak karena sentimen di dalam masyarakat yang menilai ajaran mereka sesat,” kata peneliti Setara Institut, Bonar Tigor, saat memaparkan temuannya.
Kelompok korban terbanyak kedua adalah umat Kristiani. Tercatat sebanyak 48 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dilakukan oleh kaum intoleran terhadap kelompok ini. Urutan ketiga ditempati oleh penganut Syiah, yakni sebanyak pelanggaran 23 kali. Umat Islam umum yang tidak menganut aliran tertentu juga kerap menjadi korban intoleransi, yakni 11 kali menjadi korban pelanggaran.
Sementara umat Buddha dan Hindu menjadi agama yang paling sedikit menjadi korban intoleransi. Umat Buddha tercatat sebanyak dua kali kebebasan beragamanya dilanggar, sementara umat Hindu satu kali.
Tigor menjelaskan, sebenarnya kelompok-kelompok minoritas ini tidak lebih lemah daripada kaum intoleran. Hanya, mereka kerap kali tidak menyerang balik atas arahan yang diberikan oleh pemuka agama mereka.
“Jadi, mereka tidak melakukan itu, selain hal tersebut tidak dibenarkan dalam ajaran agama, mungkin supaya tidak terjadi konflik berkepanjangan juga,” ujarnya.
Tigor menjelaskan, mengingat yang menjadi korban pelanggaran dalam konteks ini adalah kelompok agama tertentu, otomatis yang menjadi sasaran tindakan pelanggar adalah tempat ibadah. Gereja adalah tempat ibadah yang paling sering dijadikan target oleh kaum intoleran, sebanyak 21 peristiwa.
“Di gereja-gereja ini umumnya terjadi penyegelan, gangguan, atau pengusiran mereka yang sedang beribadah,” jelasnya.
Tempat kedua yang terbanyak adalah masjid dengan 17 kali peristiwa. Tigor menjelaskan, masjid di sini umumnya adalah masjid jemaah yang menganut aliran-aliran Islam tertentu, seperti Syiah dan Ahmadiyah.
Penulis: Ihsanuddin
Editor: Hindra Liauw
Rilis: Kamis, 16 Januari 2014 | 22:29 WIB; Media: Kompas.com
Link foto: kompas.com