By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
NasionalRabthah

Mahasiswa Islam Ahmadiyah hadiri Sekolah Perdamaian Gus Dur

Last updated: 3 Desember 2015 11:37
By Redaksi 236 Views
Share
Mahasiswa Islam Ahmadiyah Hadiri Sekolah Perdamaian Gus Dur
Mahasiswa Islam Ahmadiyah Hadiri Sekolah Perdamaian Gus Dur
SHARE

JAKARTA | Warta-Ahmadiyah.Org – Wahid Institute menggelar Sekolah Perdamaian Gus Dur pada Sabtu (28/11) hingga Senin (30/11). Dalam kegiatan yang dihadiri oleh berbagai mahasiswa dan organisasi kepemudaan seperti diantaranya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lingkar Studi Mahasiswa dan juga Ahmadiyya Muslim Students Association (AMSA) yang mengirimkan perwakilannya sebanyak tiga orang. Selain AMSA, dua orang perwakilan Jamaah Islam Ahmadiyah hadir dalam kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut.

Dimulai dengan perkenalan para peserta dan fasilitator selanjutnya pemaparan materi dari Moch. Irwansyah mengenai team building. Pria yang akrab dipanggil Iwang tersebut mengatakan bahwa setiap manusia membutuhkan bantuan dari orang lain.

“Seseorang nggak akan mungkin berjalan sendiri – sendiri. Perlu kerja sama untuk meraih keberhasilan,” ungkapnya di hadapan peserta yang menghadiri Sekolah Perdamaian Gus Dur.

Ia menambahkan untuk membentuk sebuah organisasi yang kuat, menurutnya perlu dimulai dari pondasi dasar, yaitu cara pandang. Dengan cara pandang yang sama akan timbul kepercayaan antar anggota dalam sebuah organisasi. (Baca: Gus Dur sang pejuang toleransi)

Di hari kedua Sekolah Perdamaian Gus Dur, materi pertama yang disampaiakan adalah mengenai Islam dan kewarganegaraan yang disampaikan oleh Ahmad Suaedy. Menurutnya agama tidak boleh dicampurkan dalam urusan negara dan juga sebaliknya.

“Gus Dur tidak melihat agama harus ditentukan oleh negara,” ujar pria yang menjabat sebagai sebagai Direktur Eksekutif Wahid Institute tersbut.

Disinggung mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) serta banyaknya pelanggaran yang terjadi di Indonesia, salah satu pemateri Syamsul Alam Agus mengatakan bahwa setiap orang adalah pembela HAM. Dia menekankan pembela HAM bukanlah sebuah profesi melainkan sebuah kepedulian terhadap hak dasar manusia.

“ Tak perlu menjadi menjadi bagian dari lembaga lembaga sosial untuk membela HAM. Cukup terapkan dalam nilai – nilai yang terkandung dalam HAM itu sendiri,” ujarnya.

Syamsul pun menambahkan sebagai pemangku hak dan kewajiban, negara harus dapat melindungi masyarakat dari segala tindakan tindakan yang tidak memberikan rasa aman. Negara pun harus adil dalam mengeluarkan sebuah kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia.

Sekolah Perdamaian Gus Dur kali ini juga menyoroti pentingnya pemuda dalam menciptakan perdamainan. Menurut Irfan Amali selaku pemateri, 60 persen penduduk Indonesia berada dikisaran usia empat puluh tahun ke bawah.

“Ini menandakan pemuda yang akan menjadi penggerak bangsa Indonesia ke depan,” ujar Ifan yang juga merupakan pendiri gerakan Peace Generation.

Kepada puluhan peserta Sekolah Perdamaian Gus Dur, alumnus Universitas Islam Negeri Bandung ini menjelaskan bahwa dalam membangun perdamaian pemuda dituntut untuk menjadi agen perubahan.

Total sebanyak 32 peserta mengikuti Sekolah Perdamaian Gus Dur kali ini. Sekolah Perdamaian Gus Dur sendiri bertujuan untuk menumbuhkan toleransi antar umat beragama yang ada di Indonesia, khususnya di kalangan akademisi.

 

Reporter: Hilal Kun Arifin
Editor: Nasir M.A. dan Rahmat Ali Daeng Mattiro

 

You Might Also Like

Pelatihan Pendidikan Homeopathy Perdana di Tahun 2016 Wilayah Sukabumi-Cianjur

Mendagri diminta keluarkan aturan baru terkait kaum minoritas

Bangun Inklusivitas, Lajnah Imailah Aktif di Forum Kajian Keagamaan Jawa Barat

Ahmadiyah dan ancaman sistem pendidikan kita

Bangun Komunikasi Inklusif, Jemaat Ahmadiyah Sintang Bersilaturahmi ke Sekretariat Paroki Sungai Durian

TAGGED:2015ahmadiyahamsaGus DurHak Asasi ManusiaHMIJakartaNovember 2015PMIISekolah Perdamaian Gus DurWahid Institute
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Mesjid Terbesar di Jepang Persembahan Jamaah Islam Ahmadiyah Mesjid Terbesar di Jepang Persembahan Jamaah Islam Ahmadiyah
Next Article Pemuda Islam Ahmadiyah bertekad jadi agen perdamaian di Sekolah Perdamaian Gus Dur
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

Bedah buku "Ahmad The Guided One"(Mohammad Umar)
BeritaNasional

Biografi Pertama Pendiri Ahmadiyah dari Penulis Asal Inggris Iain Adamson

Amatul Noor 3 Min Read
NasionalRabthah

Jamaah Ahmadiyah Indonesia Diundang Menteri Agama dalam Dialog dengan Kelompok Minoritas

Redaksi 2 Min Read
Nasional

Perkuat Solidaritas Gradasi Lakpesdam Nu Cimahi Selenggarakan Youth Camp

Redaksi 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?