Yogyakarta- Bertempat di Gedung Kuliah Terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ruang teater, terselenggara kolaborasi bernuansa apik antara ISAIS dan JAI dalam bentuk seminar publik sebagai upaya menyemai dan menumbuhsuburkan generasi yang proaktif dalam membangun perdamaian dalam keragaman di Indonesia, Kamis 27 Februari 2025 .
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai kampus yang bermisikan membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga menjadikan Universitas sebagai pusat studi yang unggul dalam bidang kajian dan penelitian yang integratif-interkonektif.
Dalam sambutannya Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D. menyampaikan bahwa kerjasama dalam menumbuhkembangkan kerukunan, intern, antar, intra agama akan membangun budaya toleransi dalam keragaman dan kerukunan demi mengawal NKRI bersama ISAIS/Institute of Southeast Asian Islam atau Institute for Southeast Asian Islamic Studies. ISAIS merupakan lembaga kajian Islam di Asia Tenggara, menuju keberadaban manusia.
Beliau pun menyampaikan bahwa banyak upaya kerjasama membangun perdamaian sudah merupakan kebutuhan bersama, melalui agama sebagai sumber nilai dan moral yang dapat membantu mengembangkan kesadaran serta komitmen individu untuk hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.
Sejalan dengan itu, Ir. Haryana Soeroer M. Arch sebagai perwakilan Jemaat Ahmadiyah menyampaikan, konsep moderasi beragama, yang juga memiliki keterkaitan yang erat dengan keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Dengan sikap moderat dalam beragama, seseorang tidak hanya menghormati keyakinan dan praktik keagamaan orang lain, tetapi juga turut serta dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling mendukung. Hal ini penting dalam mengatasi berbagai tantangan global, seperti intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan berbasis agama.
Moderasi beragama merupakan konsep yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi di era global saat ini. Moderasi beragama berarti menghindari segala bentuk ekstremisme dan radikalisme, serta mempromosikan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, dan kesetaraan.
Dalam konteks kehidupan beragama yang harmonis, sehingga moderasi beragama memungkinkan umat beragama untuk hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Peran muslim Ahmadiyah dalam hal ini adalah : mempromosikan perdamaian dunia, menghindarkan kekerasan dan ekstrimisme, membangun kerjasama untuk kemanusiaan, membuka ruang dialog untuk belajar tentang perbedaan. Sehingga melalui motto Love for all Hatred for None menjadi acuan utama dalam setiap kegiatannya dimanapun berada.
Pemateri kedua menguatkan kembali bahwa dengan toleransi sebagai bentuk terintegrasi dari sikap menyadari, mengakui, menghormati, bersepakat, bekerjasama untuk memperjuangkan hak bersama sebagai sesama manusia, melahirkan sikap menghormati perbedaan yang akan mewujudkan cara pandang, sikap, dan prilaku damai.
Bila masyarakat toleran terwujud, maka sikap tidak menyamakan yang beda dan tidak membeda-bedakan yang sama akan tercipta budaya menghormati, menghargai dalam keragaman demi terjalin kerjasama dalam kesamaannya, demikian pemateri kedua Dr Marzuki Wahid MA / pengampu Siber dari UIN Syekh Nurjati Cirebon memaparkan buah pikirnya.
Seminar publik dikuatkan dengan penyampaian dari Gugun El Guyanie, S, HI. LL.M pengampu Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau memaparkan bahwa kehidupan beragama sebagai Hak Azazi manusia telah dijamin UUD 45, sehingga minimnya literasi aparatur negara dalan hal toleransi bisa diatasi dan tidak akan menimbulkan upaya-upaya persekusi di negara yang dikaruniai keragaman budaya dan agama yang kita cintai ini.
Melalui seminar ini generasi Z sebagai cikal bakal pemimpin-pemimpin negara diharapkan sudah memiliki mindset moderasi agama bernilai toleran dalam pengabdiannya. Kedepan mereka hendaknya bisa memiliki budaya hukum sebagai keseluruhan sikap masyarakat dan sistem nilai yang ada pada masyarakat di jamannya sehingga dapat menentukan bagaimana seharusnya hukum berlaku.
Kontributor: Maridah Rahmahesti