Jakarta – Generasi Inklusi Nusantara atau GIN VOICE sukses menggelar acara yang bertajuk Women of Faith and Culture Fair pada Selasa, 8 Oktober 2024 di Aula Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegiatan yang berisi rangkaian acara diskusi, penampilan seni, serta pameran seni dan budaya ini terselenggara atas inisiasi GIN VOICE yang bekerjasama dengan Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Acara Women of Faith and Culture Fair 2024 yang mengusung tema “Menjaga Iman, Melestarikan Budaya: Potret Perempuan Masa Kini” turut mengundang berbagai tokoh lintas iman dari berbagai komunitas.
Sebut saja Prof. Dr. Musdah Mulia dari Muslimah Reformis, dan Nendyo Agung dari Gemapakti, dan juga Ketua Ahmadiyya Muslim Law Association Indonesia yang menjadi salah satu narasumber dalam sesi diskusi, Fitria Sumarni, S.H.
Dalam wawancara dengan Ketua Pelaksana Panitia, Suheni, yang juga merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia menyatakan harapan atas terselenggaranya acara ini.
“Dengan terselenggaranya acara ini harapannya kita bisa sadar betapa pentingnya perempuan di tengah-tengah masyarakat entah itu di keluarga maupun di lingkungan umum,” ucap Suheni.
Salah satu panitia yang juga perwakilan dari GIN VOICE, Tarida Manullang, menyatakan tujuan dari acara Women of Faith and Culture Fair ini adalah sebagai ruang pertemuan tidak hanya untuk para perempuan tetapi juga laki-laki untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat.
“Tujuan dari kegiatan ini tentu kami ingin membuka ruang diskusi untuk para perempuan
lebih lagi juga untuk para teman-teman laki-laki juga supaya bisa memberikan perspektifnya mengenai kegiatan ini mengenai tema yang kami yang kami usung pada kegiatan ini dan harapannya semoga ruang ini bisa menjadi ruang yang aman dan nyaman untuk teman-teman bisa berekspresi bisa menyampaikan pendapat,” ujar Tarida.
Salah satu narasumber perwakilan dari Jemaat Muslim Ahmadiyah, Fitria Sumarni dalam wawancaranya bersama Warta Ahmadiyah mengungkapkan bahwa ia sangat mengapresiasi
acara diskusi yang diselenggarakan oleh GIN VOICE dan UIN tersebut serta berharap acara semacam ini bisa terus dilakukan dengan mengusung berbagai tema lainnya.
“Acara hari ini adalah acara yang sangat-sangat luar biasa, merupakan langkah penting ya yang dilakukan oleh mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa, apalagi disini mengangkat temanya tentang keberagaman dan juga peran perempuan dalam melestarikan
nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya,” ungkap Fitri.
Fitri menambahkan, acara diskusi lintas iman seperti ini penting untuk dilakukan secara berkesinambungan, karena dapat menjadi ruang pertemuan yang inklusif dan toleran.
“Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan secara berkala secara berkesinambungan, kenapa? karena pada dasarnya bangsa Indonesia ini kan sebenarnya toleran gitu, tetapi kemudian banyak ya, tadi, hoax-hoax yang beredar banyak pengaruh, sehingga kita mempunyai prasangka dan akhirnya kita melakukan tindakan-tindakan diskriminasi kepada orang lain tanpa kita sadari, jadi acara seperti ini mengingatkan kita kembali untuk menjadi Indonesia yang seutuhnya, Indonesia yang toleran, Indonesia yang menghargai keberagaman,” Fitri mengungkapkan.
Di akhir wawancara, Fitri berpesan kepada para perempuan Indonesia untuk terus belajar dan meningkatkan literasi guna membentuk generasi yang berdaya dan pantang menyerah.
“Perempuan Indonesia harus terus belajar ya, perempuan Indonesia harus terus meningkatkan literasinya supaya memahami peran pentingnya untuk pembentukan generasi-generasi penerus bangsa, menjadi perempuan yang berdaya, perempuan yang memahami hak-haknya perempuan yang tidak mudah menyerah dengan segala kondisi, di mana kita hidup di masyarakat yang patriarki,” tutup Fitri.
Acara Women of Faith and Culture Fair tidak hanya berisi kegiatan diskusi, tetapi juga menampilkan pameran-pameran dari komunitas agama seperti Baha’i dan Jemaat Muslim Ahmadiyah, juga menampilkan galeri seni lukisan dan foto dari berbagai komunitas.
Di pintu masuk Aula Perpustakaan lantai 7, tempat berlangsungnya acara, Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia mengadakan pameran Al-Qur’an yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di Dunia seperti, Rusia, Belanda, Jerman, Korea dan bahasa-bahasa lainnya.