Sanggau – Solusi jitu untuk membangkitkan spirit keimanan dan persaudaraan bagi anggotanya, Ahmadiyah Entikong selenggarakan acara wisata tarbiyat di obyek wisata Taman Pancur Aji pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Kegiatan siang itu diikuti oleh 32 orang ahmadi terdiri dari kaum bapak, ibu, dan anak-anak. Mereka berangkat menuju lokasi acara setelah menempuh perjalanan ratusan kilometer.
Nampak hadir dua orang muballigh yaitu Mln. Sulthonul Qalam dan Mln. Budi Rahman.
Pengurus lainnya seperti Erwin Saputra sebagai zaim Anshor Entikong, serta pengurus daerah Lajnah Imaillah, Yunafi.
Tiba di lokasi sekitar jam 12 siang, peserta terlebih dahulu beristirahat, makan siang, dan melaksanakan shalat berjamaah di sebuah mushola yang lokasinya cukup tinggi nan indah. Hal itu menambah kesan bagi para peserta.
Diadakannya kegiatan itu adalah juga sebagai ajang silaturahmi dalam suasana lebih menarik dan lebih rileks.
Mln. Budi Rahman siang itu menyampaikan perihal pentingnya mengerjakan shalat.
“Kita harus tahu, pentingnya shalat dilakukan dalam setiap keadaan. Itu harus diperjuangkan oleh kita semua,,” terangnya.
Menurut Mln. Budi Rahman meskipun dalam situasi dan kondisi apapun yang sedang dihadapi seseorang, tetaplah harus shalat. Karena shalat adalah solusi dari segala kerumitan dan kesulitan hidup manusia.
Mubaligh asal kota Sukabumi itu juga menyinggung sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw.
“Rasulullah saw. dan para sahabat sedemikian rupa hebat pengorbanan dan perjuangannya untuk Islam, hingga Allah Ta’ala memberikan kemuliaan dan karunia-Nya kepada beliau dan sahabat. Hal ini adalah sebagai teladan yang perlu kita ikuti sebagai pengikut imam Mahdi di akhir zaman ini”, pungkas Mln. Budi.
Nampak ada kesan mendalam dan kebahagiaan di wajah para peserta. Erwin Saputra, zaim Anshor Entikong memiliki kesan tersendiri.
“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Terutama bagi saya dan keluarga merasakan adanya kebersamaan. Piknik bareng, shalat berjamaah, kumpul kumpul sambil dengarkan ceramah, sangat menarik. Jelasnya semua anggota merasa senang,”terangnya.
Joko Supriyono, peserta asal Kembayan juga mempunyai kesan terhadap acara itu.
“Menurut saya, acara ini sangat luar biasa, karena jelas-jelas itu momennya tarbiyat yang diselenggarakan di lokasi wisata”, tuturnya.
Supriyono berpandangan bahwa dalam kegiatan itu ada pelajaran berharga yang dapat dipetik.
“Setidaknya ada dua hal yang bisa kita petik pelajarannya. Pertama, terkait kehidupan kita bisa belajar dari alam. Kedua, adanya kebersamaan. Kebersamaan itu bukan tentang apa yang kita makan secara berang-berang. Namun, saat bersama bisa saling interaksi tatap muka dan saling bersilaturahmi,” kata pria yang akrab disapa Supri itu.
“Suasana seperti itu, saya kira sangat berbeda dan pasti lebih terkesan. Hal ini berbeda dengan suasana tarbiyat tarbiyat yang biasa dilakukan,” lanjutnya.
Menurut Supriyono, wisata tarbiyat diadakan, supaya persaudaraan diantara sesama lebih kuat lagi, hati senang, pikiran pun menjadi lapang, karena sambil lihat pemandangan alam. *