Bandung– Kajian Al-Qur’an Tafsir Ahmadiyah digelar di Masjid Mubarak, Bandung, pada Hari Lahir Pancasila, Sabtu, 1 Juni 2024.
Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Jajang Rohmana dan Mln. Iskandar Gumay sebagai narasumber, serta Ekky Sabandi sebagai pemantik diskusi.
Mln. Gumay membahas “Rasionalitas sebagai salah satu karakteristik Tafsir Ahmadiyah”, menjelaskan ayat-ayat terkait penciptaan Adam, tongkat Nabi Sulaiman dan Musa, serta peristiwa “membelah laut”.
Prof. Jajang membahas “Sejarah Penterjemahan Al-Qur’an dan Pengaruh Karya Terjemah Ahmadiyah”, mengungkapkan pengaruh karya Ahmadiyah pada terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Indonesia.
DIketahui tafsir Ahmadiyah karya Hz. Mirza Bashirudin Mahmud Ahmad digunakan sebagai rujukan pada terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Indonesia tahun 1965, 1967, 1971, dan 1974. Namun, rujukan Ahmadiyah dihapus pada edisi-edisi berikutnya.
Prof. Jajang juga menyoroti perbedaan terjemahan Surah An-Naml oleh Ahmadiyah mengenai bangsa yang ditundukkan Nabi Sulaiman, yang tidak diterjemahkan sebagai “semut”.
Ia mengusulkan agar JAI menerbitkan terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah di Indonesia. Ekky Sabandi menambahkan bahwa Ahmadiyah telah menerbitkan Al-Qur’an dalam 78 bahasa dan berencana menerbitkan terjemahan bahasa Sunda dan Jawa.
Acara dihadiri sekitar 70 orang dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan tokoh agama.
Diakhir, diharapkan para mufasir Ahmadiyah terus berkarya dan peran Ahmadiyah dalam penerbitan Al-Qur’an tetap terjaga dan diperluas di masyarakat.