Jakarta – Setiap tanggal 11 September diperingati sebagai Hari Radio Nasional sekaligus diperingati sebagai hari kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI).
Juru Bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana menuturkan, di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia radio memiliki peranan yang sangat penting.
“Waktu itu radio menjadi salahsatu alat komunikasi publik yang efektif digunakan, sehingga hal itu bisa menjadi kunci bagi justifikasi kedaulatan Indonesia di mata dunia,” kata Yendra, Minggu (11/9/2022).
Yendra menjelaskan, diantara peran Ahmadiyah dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia adalah menyebarkan luaskan kemerdekaan Indonesia melalui radio ke seluruh dunia.
“Waktu itu banyak para Mubalig Ahmadi seperti Mln. Syed Shah Muhammad Sahib, Mln. Maulwi Abdul Wahid Sahib, dan Mln. Malik Aziz Ahmad Khan Sahib yang aktif di radio. Sehingga Presiden Soekarno memberikan tugas untuk menyiarkan berita dalam bahasa Urdu, Arab dan Inggris di Radio,” ujarnya.
Selain itu, Khalifah Ahmadiyah secara khusus menyerukan kepada anggota Ahmadi diseluruh dunia untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesia melalui surat kabar dan radio.
“Khalifah Ahmadiyah memiliki bentuk solidaritas dan kepedulian yang tinggi kepada bangsa Infonesia. Dan beliau tunjukan dengan aksi nyata, dengan menyerukan kepada seluruh Mubalig Ahmadiyah yang tersebar diseluruh belahan dunia mulai dari Timur Tengah, Afrika, Eropa dan juga Amerika untuk memperdengarkan dan juga menulis dalam artikel di surat kabar, majalah dan radio di negara-negaranya tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh, bentuk kontribusi ini juga terdokumentasikan dengan baik sekaligus menjadi bukti keterlibatan dari Ahmadiyah tersebut serta ajakan kepada Ahmadi untuk senantiasa berdoa untuk Indonesia.
“Al-fadhl edisi sepuluh, Desember 1946 mendokumentasikan seruan dari Khalifah Ahmadiyah ini secara jelas dan bahkan untuk mensukseskan misi ini beliau juga menghimbau kepada seluruh warga Ahmadiyah untuk melaksanakan puasa nafal selama bulan September sampai bulan Oktober 1946,” pungkasnya.