Digambarkan sebagai ‘tulang punggung’ Jemaat Muslim Ahmadiyah, proses didirikannya Majelis Khuddamul Ahmadiyah pada tahun 1938 erat kaitannya dengan hubungan dekat kepada Khalifah saat itu.
Ketika meletakkan dasar organisasi pendukung ini, Hadhrat Khalifatul Masih II ra menubuatkan:
“Saya merenungkan, apa tanggapan kita terhadap serangan gencar lawan. Pikiran saya memiliki pengetahuan singkat berkenaan setiap masalah, termasuk juga Khuddamul Ahmadiyah. Memang, (organisasi ini) adalah sumber pelatihan rohani, ilmu pengetahuan dan pengembangan moral. Masa ini merupakan masa pelatihan dan pengembangan pemuda. Masa pelatihan merupakan masa ketidakjelasan. Orang-orang mungkin berasumsi bahwa tidak ada (perubahan) yang terjadi, namun ketika sebuah bangsa muncul ke lapangan praktis setelah mencapai perkembangan moral, seluruh dunia akan menjadi saksi hasilnya. Pada kenyataannya bangsa seperti itu – yang muncul dengan penuh perjuangan dan kerja keras – akan menciptakan revolusi besar di dunia. (Tarikh-e-Ahmadiyyat Volume VIII Halaman 445)
Pembentukan Majelis Khuddamul Ahmadiyah
Mengenai cara pendirian Majelis Khuddamul Ahmadiyah, Syeikh Mehboob Alam Sahib menyatakan:
“Ketika saya tiba di rumah pada 20 Januari 1938 malam setelah pulang dari Jamiah Ahmadiyah, seorang pejabat Sekretaris Swasta memberitahu saya bahwa saya telah dipanggil oleh Hadhrat Khalifatul Masih II ra. Ketika saya tiba di hadapan Huzur, beliau memperlihatkan dua risalah yang diterbitkan oleh Syekh Abdurrahman Misri Sahib di hadapan saya dan menyatakan, ‘Tulislah tanggapan untuk ini. Pergilah ke Darul Mujahidin dan pekerjakan para Khadim untuk membantu anda. Jika Anda mau, libatkan juga beberapa ornag dari Jamiah. Namun, jangan meminta bantuan dari ulama yang lebih tinggi. Anda hanya diizinkan untuk mendapatkan dukungan dari Maulvi Qamaruddin Sahib dan Maulvi Zuhoor Hussain Sahib, dan segera mulai. Apabila Anda membutuhkan buku, saya akan menyediakannya dari perpustakaan pribadi saya’. Lalu, saya mengambil risalah dan bahkan tanpa makan, kemudian mulai bekerja bersama beberapa Khadim. Suatu hari, Huzur selanjutnya menginstruksikan kepada saya agar mengadakan pertemuan untuk memilih para pejabat dalam tugas ini.” (Kutipan dari wawancara yang terhormat Syeikh Mehboob Alam Khalid Sahib oleh Mirza Sultan Ahmad Sahib dan Sultan Mubashir Sahib)
Maka, pada tanggal 31 Januari 1938 setelah shalat Ashar, sepuluh pemuda berkumpul di tempat tinggal Syeikh Mehboob Alam Khalid Sahib di Qadian atas undangan beliau. Para pemuda ini mulai menjadi penolong dan pengkhidmat Allah Ta’ala setelah bersumpah untuk berjuang melayani kemajuan Ahmadiyah serta tetap teguh dalam menguatkan Khilafat, dan untuk selalu melawan setiap perbedaan pendapat yang bertentangan. Pemuda-pemuda yang menjadi garda terdepan dalam organisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Maulvi Qamaruddin Sahib,
2. Hafiz Bashir Ahmad Sahib,
3. Maulana Zahoor Hussain Sahib,
4. Maulana Ghulam Ahmad Farukh Sahib,
5. Maulana Muhammad Siddiq Sahib (Pustakawan),
6. Maulana Muhammad Ahmad Jaleel Sahib,
7. Hafiz Qudratullah Sahib,
8. Maulvi Muhammad Yusuf Sahib,
9. Maulana Muhammad Ahmad Jaleel Sahib, dan
10. Choudhry Khalil Ahmad Nasir Sahib.
Para pemuda tersebut mengadakan pemilihan untuk menunjuk pengurus organisasi ini dalam pertemuan pertama mereka. Selama pemilihan, nama-nama itu diusulkan terlebih dahulu, diikuti dengan persetujuan mereka. Maulvi Qamaruddin Sahib terpilih sebagai presiden (sadr) dan Mehboob Alam Khalid Sahib sebagai sekretaris, kemudian disetujui oleh Hadhat Khalifatul Masih II ra pada tanggal 4 Februari 1938.
Organisasi yang Disebut Khuddamul Ahmadiyah
Karena organisasi ini didirikan dengan izin Hadhrat Khalifatul Masih II ra, maka Huzur diminta untuk memberikan nama untuk organisasi ini. Oleh karena itu, Syeikh Mehboob Alam Khalid Sahib menyatakan:
“Saat saya menyampaikan hasil laporan pemilihan, Huzur mengeluarkan kertas bergaris berwarna biru dari buku note dan menulis kata-kata ‘Khuddamul Ahmadiyya’ dengan pena beberkat beliau.”
Syed Mukhtar Ahmad Hashmi Sahib menyatakan bahwa Huzur juga menuliskan tanggalnya, 4 Februari 1938.
Sumber: https://tariqmagazine.org/how-majlis-khuddamul-ahmadiyya-began/
Diterjemahkan oleh: Muhammad Talha