By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
BeritaDaerahYogyakarta

Terkesan dengan Program Chai-Time, Dua Mahasiswa Lakukan Riset di Ahmadiyah Yogyakarta

Last updated: 30 Agustus 2022 17:26
By Mubarak 301 Views
Share
SHARE

Yogyakata – Program Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yogyakarta bertajuk “Chai-time” menjadi topik riset dua mahasiswa pascasarjana Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Gerald Siregar dan Gerry Nelwan.

Rencananya hasil riset tersebut akan dipresentasikan pada ajang International Conference on Culture and Language (ICCL) di UIN Raden Mas Said Surakarta.

Keduanya mendatangi komplek Masjid Fadhli Umar dan bertemu dengan Mubalig JAI Yogyakarta, Maulana Murtiyono Yusuf Ismail, Rabu (24/8).

Chai-time merupakan salah satu program hospitality yang diusung oleh JAI Yogyakarta. Dimana pihak JAI menerima kedatangan tamu dari berbagai latar belakang, baik dalam rangka saling berdiskusi maupun sharing ide.

“Tujuannya sebagai upaya memajukan hospitality (pelayanan kepada tamu) serta memajukan Khuddam (anak-anak muda Ahmadi) agar mereka terbiasa dengan dialog dan pertemuan dengan saudara-saudara lintas iman, kepercayaan dan berbeda ide. Agar kelak ketika kembali ke kampung halaman masing-masing dapat memiliki paradigma yang lebih luas dan moderat,” ujar Maulana Murtiyono saat diwawancarai.

Sebelumnya, Gerald dan Gerry juga terbilang sering mengikuti kegiatan Chai-time. Selama tiga tahun terakhir ini, mereka telah beberapa kali mengikutinya.

Karena pengalaman itu, keduanya sepakat untuk mengangkat Chai-time menjadi materi yang perlu dipublikasikan dari sisi outsider sehingga hasilnya akan menjadi lebih objektif.

Lebih lanjut, Gerald bertanya dasar pemikiran dibuatnya program tersebut. Maulana Murtiyono menjelaskan, jauh sebelum adanya Chai-time sebenarnya program serupa yang sifatnya untuk membuka ruang perjumpaan sudah ada di JAI. Contohnya, Live In di beberapa kampung atau desa yang penduduknya mayoritas anggota Ahmadiyah, mengajak beberapa sahabat Ahmadiyah ke Jalsah Salanah (pertemuan tahunan), dan sebagainya.

“Namun untuk kultur Jogja yang merupakan kota pelajar ini maka kita perlu mengadakan kegiatan dalam satu wadah yang mempertemukan teman-teman dari berbagai latar belakang untuk saling menginspirasi.”

“Maka setelah didiskusikan dengan anak-anak muda, maka kita sepakat untuk membuat program bernama Chai-time,” tambahnya.

Maulana Murtiyono menjelaskan, nama program itu terinspirasi dari jamuan tamu yang selalu disuguhkan olehnya, yaitu minuman Chai (campuran teh, susu dan rempah-rempah). Minuman khas India Pakistan ini menjadi hal yang dirindukan oleh para tamu.

“Maka jadilah nama Chai-time dengan tagline ‘A Cup of Friendship for Inspiration’,” ungkapnya.

Gerald, salah seorang peneliti mengapresiasi program JAI Yogyakarta tersebut. Dia menilai, Ahmadiyah telah mengawali dan memberikan contoh yang baik untuk memfasilitasi ruang perjumpaan lintas background.

“Dengan Cha-time, Ahmadiyah menunjukan keterbukaannya, meskipun terbilang kelompok yang minoritas. Pada akhirnya tercipta suasana saling memberikan informasi, saling keterbukaan. Dan ketika ada keterbukaan maka tercipta perkenalan,” ungkapnya.

Mahasiswa pascasarjana itu juga menyebutkan bahwa “A Cup of Friendship for Inspiration” meberikan inspirasi kepadanya.

“Kenapa di komunitas saya tidak mencoba melakukan hal sama yang juga merupakan kelompok minoritas,” pungkas Gerald.

Di akhir kesempatan, Mubalig JAI memberikan cindera mata berupa lima buah buku mengenai Ahmadiyah karya pendiri Jemaat Ahmadiyah, para Khalifahnya, dan juga beberapa cendekiawan Ahmadi, sebagai tambahan referensi serta cenderamata.

Kontributor: Muhammad Ghifari

You Might Also Like

Jamaah Ahmadiyah laksanakan konferensi agama-agama di Qadian

Semarak Weekend Nasirat dan Atfal Berastagi Kabanjahe

Fasilitasi Sesi Parenting di Bintaro, Perempuan Ahmadiyah Perkuat Pendidikan Keluarga

Korban Kekerasan Paling Banyak Dialami oleh Perempuan

Wisata Tarbiyat Madrasah Fadhal Umar Manislor, Sambangi Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia

TAGGED:ahmadiyahChai-timeRisetYogyakarta
Previous Article Lajnah Imailah Cibeureum Semarakan HUT ke-77 RI dengan Sejumlah Kegiatan
Next Article Pembentukan Lajnah Imaillah dan Hasil yang Gemilang
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

MancanegaraSosok

Telah wafat Amir Nasional dan Raisuttabligh Jamaah Muslim Ahmadiyah Australia Maulana Mahmood Ahmad-Shaheed

Redaksi 1 Min Read
MancanegaraRabthah

Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu Adakan Simposium Perdamaian

Redaksi 4 Min Read
Ijtima Daerah Lajnah Imaillah Sulawesi Utara dan Gorontalo berlangsung khidmat
BeritaLajnah Imaillah

Dihadiri Ratusan Peserta, Ijtima Lajnah Imaillah Sulawesi Utara dan Gorontalo Berlangsung Khidmat

Talhah Lukman A 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?