SEMARANG – Belasan orang dari berbagai perwakilan organisasi, lembaga, maupun komunitas lintas agama dan kepercayaan adakan silaturahim kebangsaan. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari (13-14/8/20). Adapun jumlah tokoh yang terlibat sebanyak 13 orang perwakilan, masing-masing berasal dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Persaudaraan Lintas Agama (PELITA), GUSDURian Semarang, GUSDURian Unnes, GUSDURian Peduli, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin Demak, Perguruan Trijaya, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Kota Semarang, Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB), Humanity First Indonesia (HFI), dan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Semarang.
Muballigh Daerah (Mubda) JAI wilayah Jateng 3, Maulana Saefullah Ahmad Farouk menyampaikan bahwa acara tersebut sudah kesekian kalinya diadakan. Setelah sebelumnya berkunjung ke Grobogan, Demak, Kendal, Tegal, Jepara, Blora, dan Temanggung.
Koordinator PELITA, Setyawan Budi menjelaskan tujuan diselenggarakannya acara tersebut.
“Tujuannya adalah untuk memperluas jejaring dan memperkuat hubungan antar umat beragama dan penghayat kepercayaan”, terang Budi.
Sebelum berangkat, rombongan berkumpul di mesjid Nusrat Jahan Semarang, kemudian berangkat pukul 08.30 WIB.
Pada hari pertama, para penebar benih-benih perdamaian tersebut melakukan kunjungan ke JAI Surakarta, FKUB Karanganyar, dan ke Eyang Atmo Sentono (Pemangku Pura Tunggal Ika) di Karanganyar. Sedangkan malam harinya, rombongan bermalam di JAI Tawangmangu.
Menurut salah satu perwakilan termuda, Cahya Astika Tunggaldewi (20), kegiatan tersebut sangat berkesan, seru dan menarik. “Saya sebagai generasi muda bisa banyak belajar juga dari para sesepuh, dari kisah-kisah mereka”.
Dia juga menyampaikan bahwa sebelum pulang, rombongan sempat menggelar deklarasi pembentukan GUSDURian Tawangmangu.
“Meskipun dibentuknya GUSDURian Tawangmangu ini belum dirilis secara resmi, karena masih berkoordinasi dengan sekretaris nasional (seknas) Jaringan Gusdurian. Akan tetapi, respon dari seknas sangat baik”, jelas Cahya.
Sedangkan Ketua FKUB Jateng, Kiayi Taslim Syahlan mengajak agar masyarakat dapat terus menebarkan perdamaian dan membangun ukhuwah di tanah air. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
“Mari kita terus tebarkan perdamaian, membangun ukhuwah Islamiyah, membangun ukhuwah basariyah, membangun ukhuwah wathoniyah. Kita semua memang berbeda, cara beribadah kita memang berbeda, cara menyapa Tuhan boleh berbeda. Tapi kita bertemu, kita sama-sama manusia yang harus saling menghormati dan membangun toleransi. Cinta untuk semua, love for all hatred for none,” ungkapnya dalam video yang diterima warta-ahmadiyah.org.
Lebih lanjut Taslim juga menegaskan tentang setiap anak bangsa yang bersaudara dan mengajak untuk senatiasa menebarkan perdamaian.
“Kita adalah bersaudara. Sekali lagi, Jemaah Muslim Ahmadiyah adalah saudara muslim. Saudara-saudara Katholik adalah saudara yang sebangsa dan setanah air. Dan kita tebarkan terus perdamaian di tanah air,” pungkasnya.
Kontributor: Hajar Ummu Fatikh
Editor: Mubarak Mushlikhuddin