BOGOR – Pemuda Ahmadiyah atau yang biasa disebut Majelis Khuddamul Ahmadiyah (MKAI) Kemang, Bogor menggelar Khuddam Connect, sabtu (15/8/2020). Acara yang digagas oleh Pengurus Pusat (PP) MKAI tersebut berbeda dengan sebelumnya. Dimana Pemudi Ahmadiyah (Lajnah Imailah) turut bergabung dalam acara tersebut. Adapun tema yang dibahas adalah
rishtanata.
Maulana Buldan Burhanuddin dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa rishtanata bukan perkara yang biasa. Perlu ada perhatian khusus terhadapnya.
“Rishtanata ini peraturan yang dibakukan. Dimana ada hukumnya. Artinya ini bukan hal yang biasa,” katanya.
Lebih lanjut Mubaligh Daerah Markas tersebut mengatakan bahwa sebagian besar anggota Ahmadiyah yang menikah dengan non-Ahmadiyah menjauh dari organisasi Ahmadiyah.
“Saya menganalisa, khuddam maupun lajnah yang menikah ke ghaer (non-Ahmadiyah) banyak yang menghilang. Dari 90 persen yang menikah dengan ghaer, mereka hilang dari Jemaat (Ahmadiyah),” tegasnya.
Beliau juga menasihati khuddam dan lajnah agar selalu memanjatkan do’a yang khas untuk jodohnya, juga menyampaikan bahwa pentingnya menepati janji yang telah dilakukan saat pernikahan.
“Dari mulai sekarang, panjatkan doa secara khusus dan serius. Jangan tanggung-tanggung, sambil puasa dan berzikir. Pernikahan bukan sebuah pengorbanan, tapi perjanjian. Yang namanya janji harus saling menepati,” pungkas pria asal Sukabumi tersebut.
Selanjutnya Sadr (Ketua Umum) PPMKAI, Mubarak Ahmad Kamil menjelaskan bahwa peran khuddam dalam rishtanata sangat penting karena fitrat laki-laki adalah mencari wanita.
“Peran khuddam dalam rishtanata sangat penting karena fitratnya laki-laki yang mencari dan wanita menunggu.
Bagi rekan-rekan yang belum menikah, segera mencari sendiri. Kalau sudah mencari, belum juga dapat, silahkan hubungi sekretaris rishtanata,” jelasnya.
Kemudian beliau menjelaskan arti sekufu antara khuddam dan lajnah yang memiliki janji yang sama. Sehingga mereka harus saling menepati.
“Khuddam dan lajnah adalah sekufu karena memiliki janji yang sama yaitu menegakan keberlangsungan Khilafat Ahmadiyah ini. Jika salah-satunya mengingkari janji tersebut, maka tidak mencemari sistem Khilafah ini,” tegasnya dalam siaran aplikasi Zoom.
Antusiasme para anggota khuddam dan lajnah sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk bahkan terpaksa haru diberhentikan karena waktu yang sudah larut malam.
Ditulis oleh: Mubarak Mushlikhuddin