Bagi Siti Fatimah ini adalah donor darah pertamanya. Pada Juli usianya genap 19 tahun. Ia terlihat gugup dan gelisah.
“Ketika duduk di kursi mulai muncul perasaan takut,” ujar Siti Fatimah pada Minggu, 25 Agustus 2019.
“Tadi tangan yang ditusuk jarum terasa pegal dan nyut-nyutan. Sekarang sedikit pusing, tapi lega sudah berhasil donor,” imbuhnya.
Berbeda dengan Siti Fatimah, Andri Rahayu tampak begitu tenang. Sembari menunggu giliran pemeriksaan, ia asyik berbincang dengan santai bersama peserta donor darah yang lain di dalam ruangan gedung serbaguna milik Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) cabang Ciparay. Di usianya yang sudah 41 tahun, ia tercatat telah mendonorkan darah sebanyak 27 kali.
“Kalau habis donor itu badan terasa lebih fit. Senang rasanya bisa menolong orang lain,” ucap Andri Rahayu.
“Sayang, hari ini tidak jadi donor. Tadi pas diperiksa, Hemoglobin (HB) darah lagi tinggi,” tambahnya.
Siti Fatimah dan Andri Rahayu merupakan anggota Keluarga Donor Darah (KDD) Campaka. KDD Campaka adalah bagian dari KDD Indonesia. Anggota KDD Campaka tersebar di lima desa; Campaka, Sukadana, Salagedang, Campaka Mulya, dan Talaga.
Selain melaksanakan Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) secara rutin tiap tiga bulan sekali, anggota Keluarga Donor Darah (KDD) Campaka pun seringkali melakukan donor darah langsung, ketika ada orang yang sangat membutuhkan transfusi darah. Semisal: ibu yang melahirkan dan mengalami pendarahan, pasien yang menjalani operasi, penderita leukemia dan lain-lain.
“Sudah menjadi kegiatan rutin pertiga bulan melalui program Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN), di samping kegiatan yang bisa dilaksanakan kapan saja melalui give blood,” jelas Ahmad Mulyadi, Penanggung Jawab (PJ) kegiatan GDDN di Kampung BPMD Ciparay.
“Ada 110 anggota Keluarga Donor Darah (KDD) Campaka yang siap sedia jadi pendonor,” tegasnya.
Donor darah langsung dapat dilakukan sesuai permintaan orang yang membutuhkan. Untuk kemudahan pendonor dan penerima donor, sekarang sudah ada aplikasi online give blood yang dapat diunduh di play store. Lewat aplikasi tersebut pendonor dan penerima donor dapat berinteraksi langsung.
Menurut Sandi Junaidi yang bertugas sebagai ‘Quality Control’ di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur, kerjasama ini telah berlangsung belasan tahun. Ia mengatakan jika kegiatan seperti ini sangat membantu ketersedian stok darah.
“Apalagi sekarang, stok darah golongan A sama B di Cianjur lagi krisis. Stok lagi kosong,” ungkap Sandi Junaidi.
“Perhari kita (PMI) harus mempunyai stok sekitar 55 kantong. Rata-rata sekarang perhari itu baru sampai 20 atau 30-an kantong” tegasnya.
Sampai saat ini kebutuhan stok darah di Kabupaten Cianjur belum dapat terpenuhi sesuai target. Ini terjadi karena ada –sebagian masyarakat– yang takut darahnya habis jika mengikuti donor darah. Sehingga menyebabkan mereka enggan bahkan tidak mau untuk mendonorkan darahnya.
“Sebenarnya darah di dalam tubuh itu kurang lebih satu pertigabelas dari berat badan. Darah itu tergantung berat badan yaitu sekitar 5-7 liter. Kita (PMI) mengambil cuma 350 cc,” Sandi Junaidi menjelaskan.
“Jumlah volume darah dalam 24 jam akan kembali normal,” tegasnya.
Untuk memenuhi sisa kebutuhan stok darah tersebut, biasanya pasien sendiri yang membawa pendonor langsung. Dalam sebulan rata-rata Kabupaten Cianjur membutuhkan stok darah sekitar 1.300-an kantong.
“Supaya aman Cianjur harus mempunyai stok darah 2.000 buah kantong perbulan,”kata Sandi Junaidi.
Tercatat ada 100 orang yang mendaftar dalam kegiatan Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) hari ini, 25 Agustus 2019. Mereka berniat mendonorkan darahnya, semata demi kemanusiaan.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap calon pendonor oleh petugas Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur, ternyata tidak semua pendaftar dapat diambil darahnya. Kondisi tubuh mereka dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk jadi pendonor.
Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) Keluarga Donor Darah (KDD) Campaka di Kampung BPMD Ciparay telah berhasil mengumpulkan 68 buah kantong darah. Untuk mengisi satu kantong dibutuhkan waktu sekitar 10 sampai 12 menit. Kantong darah yang terkumpul dibawa oleh pihak Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur. Serangkaian pemeriksaan dan tes lanjutan sebagai quality control terhadap darah para pendonor kembali akan dilakukan oleh petugas UDD PMI Kabupaten Cianjur.
Kontrol tersebut bertujuan untuk memastikan dan menjamin kualitas darah yang terkumpul steril dari virus pembawa penyakit sehingga aman bagi penerima donor. Darah yang telah lolos quality control akan disimpan dalam kulkas blood bank refrigator dengan suhu terpantau 2°C sampai 6°C, sebelum ditransfusikan kepada penerima donor.