Tasikmalaya – SMA Plus Al-Wahid menyelenggarakan Uji Kompetensi Tahfidz pada Senin, (19/22). Uji Kompetensi Tahfidz merupakan kegiatan pertama di SMA Plus Al-Wahid setelah selama satu semester siswa kelas Tahfidz menghafal ayat demi ayat Al-Qur’an.
Sebanyak 65 siswa tergabung dalam kelas Tahfidz, diantaranya 33 putra dan 32 putri dari kelas X, XI dan XII. Mereka sebelumnya mengikuti kelas Tahfidz setiap seminggu sekali di bawah bimbingan Ahmad Muhammad Irfan, S.Pd.I. dan Suaebah.
Menurut Ahmad Muhammad Irfan selaku Pembina kelas Tahfidzul Qur’an SMA Plus Al-Wahid, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui hafalan para peserta kelas Tahfidz, kemampuan bacaan, hukum Tajwid dan Makhorijul huruf-nya.
Sebagaimana kita ketahui, SMA Plus Al-Wahid merupakan sekolah yang sangat memperhatikan aktivitas religius siswa, karena nilai karakter religius merupakan salah satu nilai karakter dalam PPK (Penguatan Pendidikan Karakter).
Salah satu kegiatan positif yang dapat mendukung aktivitas religius siswa adalah kegiatan menghafal Al-Qur’an di kalangan remaja. Hal ini dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Al-Qur’an sehingga nantinya setelah mereka terjun ke masyarakat, mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang cinta Al-Qur’an dan tetap berpedoman teguh pada ajaran-ajaran Al-Qur’an.
“Semoga dengan adanya kegiatan uji kompetensi ini memberikan semangat bagi siswa dan semakin hari hafalan Al-Qur’an mereka semakin meningkat. Untuk siswa yang memang sudah banyak jumlah hafalannya, semoga tetap terjaga hafalannya,” tambahnya.
Selain itu, Wakasek Kesiswaan, Dodi Kurniawan S.Pd. menyampaikan rasa bangganya karena telah dilibatkan dalam kegiatan ini.
“Saya merasa bangga dan bahagia karena saya diminta menguji 10 orang anak yang di dalam kepalanya ada ber-juz-juz Al-Qur’an,” ujarnya.
Dodi Kurniawan juga menyampaikan harapannya semoga kelas Tahfidz ini dapat dikelola dengan lebih baik lagi agar menghasilkan lulusan Hafiz Qur’an yang kualitasnya jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Dalam uji kompetensi kali ini terdapat 6 penguji dari kalangan guru SMA Plus Al-Wahid. Setiap guru setidaknya menguji 10 siswa sesuai dengan kebutuhannya. Setiap siswa diuji satu persatu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an di hadapan penguji, atau biasa dikenal dengan istilah muroja’ah.
Selain untuk mengetahui sejauh mana hafalan siswa, metode ini juga dapat memperkuat ingatan siswa terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dihafalkan. Hal lain yang menarik adalah adanya siswa non-ahmadi yang bergabung dalam kelas Tahfidz ini.
“Seorang siswa non-ahmadi kelas XII senantiasa mengikuti program kelas Tahfidz ini. Dia sangat bersemangat dan selalu hadir dalam setiap kelas. Dia anak yang rajin dan mau belajar,” ujar Ahmad
Muhammad Irfan menambahkan. Sebuah kebanggaan tersendiri melihat siswa non-ahmadi belajar Al-Qur’an bersama-sama dengan para siswa Ahmadi.
Sebelumnya, sudah ada beberapa anak yang memang telah hafal 30 juz Al-Qur’an sebelum memasuki SMA Plus Al-Wahid. Mereka adalah lulusan dari kelas Tahfidzul Qur’an di Parung, Bogor.
Hal inilah yang mendorong SMA Plus Al-Wahid untuk mengadakan kelas Tahfidzul Qur’an setidaknya satu kali dalam seminggu setelah pulang sekolah. Kelas ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi para Hafiz Qur’an untuk memelihara hafalannya.
Selain itu, kelas ini juga menjadi motivasi bagi siswa lainnya yang belum hafal Al-Qur’an untuk bergabung dan mulai menghafal Al-Qur’an bersama teman-temannya. Karena pada dasarnya, usia SMA adalah usia dimana kita senang melakukan berbagai hal bersama teman sebaya, termasuk menghafal Al-Qur’an bersama-sama.
Kontributor : Mumtazah Akhtar