Jakarta – Pimpinan Pusat Pemuda Ahmadiyah Indonesia (Majelis Khudamul Ahmadiyah Indonesia) prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Hingga saat ini korban mencapai 488 orang. Sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.
“Kami turut berduka cita atas kejadian tersebut, semoga kejadian ini tidak pernah terulang kembali, karena tak ada sepak bola yang seharga nyawa manusia” kata Zaenuda Ikhawanul Aziz selaku Ketua PP Pemuda Ahmadiyah Indonesia, pada Senin (3/10/2022).
Aziz menilai, semua pihak harus intropeksi diri atas peristiwa terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut Aziz fungsi sepak bola yang sesungguhnya harus dikembalikan.
“Selain baik untuk kesehatan, sepak bola bagi warga Indonesia sudah menjadi hiburan di tengah masyarakat. Oleh karena itu sepak bola harus menyenangkan bukannya mengerikan,” ujarnya.
Tragedi Kanjuruhan ini menjadi tragedi paling mematikan kedua di dunia olahraga setelah peristiwa 24 Mei 1964 yang menyebabkan lebih dari 300 orang tewas dan 500 lainnya terluka dalam kerusuhan di Stadium Nacional Lima, Peru. Kejadian setelah laga Argentina mengalahkan Peru dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade itu ditetapkan sebagai the world’s worst stadium disaster hingga sejauh ini.