Inggris – Di tengah dunia yang dibayangi konflik, komunitas Muslim Ahmadiyah justru mencatat pertumbuhan yang stabil dan terukur.
Dalam laporan tahunan yang dibacakan langsung oleh Khalifatul Masih V, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, pada hari kedua Jalsa Salana UK 2025 atau Sabtu 26 Juli 2025 , menunjukan ekspansi Ahmadiyah secara spiritual maupun sosial tak menunjukkan tanda melambat.
Laporan yang disampaikan di hadapan puluhan ribu peserta dari 120 negara ini menggarisbawahi satu hal, yakni komunitas Muslim Ahmadiyah tidak hanya bertahan, tapi juga terus membuktikan relevansi eksistensinya di era global, melalui pendekatan damai, pelayanan sosial, dan komitmen terhadap kemanusiaan.
Bangun 134 Masjid dan Perluas ke 1.500 Lokasi Baru
Tahun ini, Ahmadiyah membangun134 masjid baru dan mendirikan 86 rumah mubaligh di berbagai negara. Uganda dan Benin tercatat sebagai dua negara dengan pembangunan rumah mubaligh terbanyak.
Tak hanya itu, lebih dari 350 cabang (jama’ah) baru berhasil didirikan, dan benih dakwah telah ditanam di 1.500 lokasi baru yang sebelumnya belum pernah dijangkau, dari Kongo-Kinshasa hingga Liberia, dan dari Nigeria hingga Kenya.
Baca juga: Pendeta Gomar Gultom Kagumi Jalsah Salanah, Sebut Gerakan Spiritualitas Islam Globa
Layanan Kemanusiaan untuk Lebih dari 1,6 Juta Pasien
Lembaga kemanusiaan Humanity First kini hadir di 66 negara, berhasil memberikan pelayanan kesehatan kepada 882 ribu pasien secara global.
Di wilayah-wilayah konflik dan krisis, tim medis mereka melayani 259 ribu pasien melalui kamp-kamp pengobatan gratis. Selain itu, 500.000 pasien menerima layanan medis di Rumah Sakit Nusrat Jahan di Pakistan dan India.
Digitalisasi dan Literasi: 1.500 Buku Digital dan 180 Juta Pembaca
Ahmadiyah juga aktif dalam bidang literasi dan media. Sepanjang 2025, sebanyak 1.500 buku digital diterbitkan melalui situs resmi alislam.org, termasuk 192 buku dalam bahasa Arab.
Media cetak komunitas menjangkau lebih dari 180 juta pembaca di 65 negara, dengan 1.851.000 eksemplar buku Mirza Ghulam Ahmad dipublikasi tercetak dan disebarluaskan.
Mereka juga menerjemahkan Sahih Bukhari ke dalam bahasa Inggris, serta mendistribusikan 1.753 terjemahan Al-Qur’an kepada pengunjung di lebih dari 12.000 pameran keislaman di seluruh dunia.
Komitmen Dakwah: Tambah 249 Ribu Pengikut Baru
Komunitas Ahmadiyah mencatat penambahan 249.408 pengikut baru di lebih dari 100 negara. Dakwah mereka dilakukan melalui pendekatan damai dan rasional, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin. Di berbagai negara, mereka juga menjalankan program pendidikan, pelayanan sosial, dan dialog lintas agama.
Siaran Radio 24 Jam 7 Juhari dan Ekspansi Media Global
Media Ahmadiyah menyiarkan program radio dan televisi selama 8.760 jam dalam setahun (setara 24 jam/hari). MTA International, saluran TV resmi mereka, kini hadir dengan 8 saluran dan ratusan relawan dari berbagai negara. Bahkan, salah satu studio mereka di Ghana sepenuhnya ditenagai oleh energi surya.
Muslim Television Ahmadiyah (MTA) juga berkembang pesat. MTA International kini mengudara 24/7 jam tanpa iklan melalui 8 saluran (bahasa) dengan 555 relawan. Studio MTA di Ghana menjadi studio pertama yang beroperasi 100 persen dengan energi surya.
Ahmadiyah terus berkomitmen menyebarkan Islam Damai
Dalam pidatonya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad (aba) mengingatkan semua capaian ini bukan untuk kebanggaan duniawi, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab spiritual dan sosial terhadap kemanusiaan.
“Setiap masjid yang dibangun, setiap pasien yang disembuhkan, setiap buku yang dicetak, adalah bagian dari misi Islam yang damai dan membawa rahmat bagi seluruh alam,” ujar khalifah.
Di tengah tantangan sosial dan stigma terhadap Ahmadiyah di sejumlah wilayah, justru memperlihatkan daya tumbuh yang konsisten dan berbasis kontribusi. Melalui dakwah rasional, pelayanan medis, distribusi literatur keagamaan, dan media digital, Ahmadiyah memperluas pengaruhnya tanpa kekerasan. *