BOGOR – Momentum sumpah pemuda dimanfaatkan untuk menggalang persatuan para pemuda Indonesia. Inilah yang terlihat dalam peresmian Pendopo Daar El-Jumaan di Kemang, Parung. Dalam kegiatan yang dihadiri beberapa organisasi pemuda ini mencoba untuk merekfleksikan sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober tersebut.
“Saya bersyukur bisa mengenal Pak Rakeeman. Saya terinspirasi oleh Griya Bambu saat pertama kemari dulu. Saat ini sudah ada peningkatan, dari Griya Bambu menjadi Pendopo. Suasana disini terasa lebih luas dan menyatu. Tidak ada batas di antara kita. Semua sama tinggi dan sama rendah disini. Rasa kekeluargaan pun sangat terasa,” ujar Fauzan Amin saat didaulat memberikan refleksi sumpah pemuda.
Alumnus Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya tersebut menyampaikan paparan secara sistimatis dan retoris. Sebagai salah seorang staf di Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), ia tahu betul program-program Pemerintah terkait pemberdayaan pemuda.
Sementara itu, Direktur Daar El-Jumaan Institut Bogor, Rakeeman R.A.M. Jumaan mengatakan peresmian pendopo Daar El-Jumaan ini sengaja di bulan Oktober bertepatan dengan kalender Hijri-Syamsi milik Jamaah Ahmadiyah yang dimana jatuh di bulan Ikha.
” Ikha sendiri artinya persaudaraan atau disebut juga ukhuwah. Kalau lima tahun lalu Griya Bambu diresmikan pada 11 Nopember 2011 alias 11-11-11. Itu juga melambangkan maksud tertentu,” ujar Sekretaris Umur Kharijiah Jamaah Ahmadiyah Kemang-Bogor (Markaz), Minggu (16/10).
Ia juga menambahkan hari sumpah pemuda memiliki keterikatan emosional dengan Jamaah Ahmadiyah. Ada dua tokoh panitia Kerapatan Pemoeda-Pemoedi di tahun 1928 diakui sebagai anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Keduanya adalah R. Moehidin dan Wage Rudolf Soepratman,” lanjutnya.
Beberapa tamu undangan memberikan kesan tersendiri dalam peresmian Pendopo Daar El-Jumaan tersebut. Seperti yang diungkapkan Endah Habbi Utari. Aktifis perempuan yang tergabung dalam Peace Leader tersebut. Endah menuturkan tidak pernah melewatkan jika ada undangan acara.
“Apalagi di sini udaranya alami dan sejuk,” kata perempuan yang baru melepas masa lajangnya tersebut.
Hal senada diungkapkan Safroji yang berasal dari Lampung. Beberapa kali menghadi acara di pendopo yang dahulu dikenal dengan Griya Bambu ini, dirinya mendapat banyak sahabat baru. Disini saya bisa mengenal rekan-rekan dari berbagai daerah. Bahkan, ini ada sahabat saya satu daerah. Dari Medan juga,” sebutnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga petang ini juga dihadiri oleh Ustad Abdul Jamil El-Habsy asal Candali yang merupakan aktifis Gerakan Nasional Anti-Narkoba (GRANAT) Kabupaten Bogor.
Kontributor : Rakeeman R.A.M. Jumaan
Editor : Talhah Lukman Ahmad