Sitara Brooj Akbar baru berusia 15 tahun, tetapi memiliki kepercayaan diri yang langka untuk anak-anak seusianya. Sitara memilih home schooling serta belajar otodidak disebabkan harus meninggalkan sekolah karena “terlalu banyak bertanya”, Sitara akan menjadi mentor anak-anak Pakistan di sini (Uni Emirat Arab) melalui program yang telah ditetapkan untuk membantu anak-anak berprestasi. Program, Pakistan Youth Forum (PYF), akan membantu memberikan keterampilan yang tidak diajarkan di sekolah-sekolah UEA. Seorang pemegang rekor dunia dan digelari gadis paling cerdas di dunia, Sitara Brooj Akbar akan mengajarkan anak-anak seni berbicara di depan umum dan meningkatkan kepercayaan diri. (Baca : Sitara Brooj Akbar seorang remaja Ahmadi memecahkan rekor IELTS )
“Anak muda harus memiliki tujuan,” ujarnya. Sitara, yang akan mewakili rancangan PYF yang baru sebagai duta, mengatakan pendidikan membuat seseorang menjadi orang yang lebih baik. “Jika tidak, maka itu adalah kegagalan,” kata Sitara. “Aku harus meninggalkan sekolah karena guruku berpikir aku terlalu banyak bertanya dan mereka mengeluh kepada orang tua saya.” Sitara memegang rekor dunia O level untuk enam mata pelajaran, termasuk Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi, pada usia 10 tahun. Dia adalah kandidat termuda dari English Language Testing System International (IELTS). Dia mendapatkan 9 band dari 9 dalam sistem pengujian, membuatnya menjadi siswa termuda yang berhasil melakukan itu. Dia juga pemegang posisi teratas termuda di tingkat O.
“Jangan berkecil hati jika Anda gagal … ini mungkin hanya menjadi batu loncatan dan Tuhan mungkin punya rencana yang lebih baik untuk Anda,” kata Sitara. Dia mengatakan mempelajari biokimia adalah minatnya, tapi dia tidak diterima oleh satupun perguruan tinggi asing karena usianya. “Saya sibuk belajar bahasa Prancis karena saya suka bahasa. Saya sudah menguasai Persia dan Arab. ”
Apakah PYF itu? Dr Jameela Haq, 24 tahun pendiri PFY, berbicara dengan penuh semangat tentang proyek ini. “Kami ingin mengatasi masalah inti yang anak-anak hadapi, terutama yang belajar di sekolah-sekolah Pakistan,” katanya. Anak-anak muda dari universitas – dan bahkan orang lain yang bersedia untuk bergabung – akan bekerja sebagai relawan dan mulai mengajar anak-anak dari bulan September. Ratusan siswa dari Kelas 8 sampai 12 akan diberikan pelatihan tentang public speaking, cara membangun kepercayaan diri dan bahasa Inggris. Sesi bimbingan karir juga akan dilakukan.
Selain pendidikan, siswa akan diajarkan tentang cara merawat diri mereka sendiri. Bimbingan akan diberikan terhadap kesehatan umum dan gigi serta nutrisi, gaya hidup dan merokok. “Kami merasakan suatu tanggung jawab terhadap masyarakat … dan ini adalah alasan yang paling penting bagi kita untuk bekerja terhadap tujuan ini,” jelas Jameela, yang saat ini sedang mengenyam pendidikan untuk menjadi seorang dokter gigi. Forum ini telah mengidentifikasikan dua masalah inti untuk anak-anak miskin dari masyarakat – kesehatan dan pendidikan. Dengan 70 orang yang merupakan kekuatan inti, para relawan siap untuk memulai sesi pelatihan. Sub-komite telah terbuka untuk Pakistan dan non-Pakistan yang ingin menawarkan jasa mereka. “Kita berbicara tentang anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah di mana biaya adalah Dh300 per bulan …
Mereka bersekolah tapi tidak belajar. “Kami ingin melatih mereka dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dapat mencapai tujuan mereka, “kata Jameela. Dua sekolah komunitas telah di tunjuk sebagai permulaan : Sekolah Pakistan di Sharjah dan Pakistan Education Academy di Dubai. “Kami telah mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah ini dan mereka telah menawarkan dukungan penuh,” ujarnya. Jameela mengatakan Sitara telah dipilih untuk mewakili forum karena contoh yang dia telah dilakukan. “Meskipun Sitara belum bersekolah, dia telah mencetak rekor. Dia bisa menularkan keterampilan ini untuk banyak orang lain yang membutuhkan. “Jameela telah menghimbau masyarakat Pakistan untuk meningkatkan dan mendukung pergerakannya. “… Anda bisa menjadi sukarelawan, melatih, menyumbang atau silahkan berkontribusi dengan cara apapun” (Ari/Dnz)
Sumber : Self-taught 15-year-old Pakistani genius to mentor schoolchildren