Huffington Post. Cukup bersuara tentang Israel-Palestina, dan lebih cepat dari kedipan anda, anda akan diberi label Zionis kejam atau teroris Hamas. Kedua label ekstrem tersebut sama sia-sianya.
Jika kita tidak dapat menemukan jalan tengah dalam dialog, bagaimana kita bisa mengharapkan Israel dan Palestina untuk menemukan jalan tengah selama perang? bagaimanapun juga perdamaian yang kita cari bukan? Benar.
Berikut analisis saya sebagai pengacara hak asasi manusia dan anggota dari Jamaah Muslim Ahmadiyah – sebuah organisasi Muslim di seluruh dunia yang telah berusia 125 tahun yang tiba di Palestina pada tahun 1920. Saat ini, Ahmadi Muslim menikmati kebebasan beragama yang murah hati di Israel saat menghadapi penganiayaan yang terus meningkat di Palestina. Saya hadir untuk menekankan pentingnya keadilan dan transparansi dalam dialog – bahkan dalam menghadapi ketidakadilan. Sayangnya, transparansi dan dialog adalah dua hal yang terus-menerus hilang dalam konflik Israel-Palestina.
Jika tujuan akhirnya adalah perdamaian, maka kita harus mengakui beberapa realitas konflik Israel-Palestina tanpa polarisasi satu sama lain. Mengabaikan fakta tidak akan menyelesaikan perbedaan; itu hanya memastikan perbedaan memburuk tak terkendali. Jika kita benar-benar ingin damai – dan semua pihak setidaknya mengaku ingin damai – kita harus datang ke meja perundingan menerima 9 fakta tentang konflik Israel-Palestina.
1. Hamas Harus Menghentikan Roket.
Ini adalah hal yang sangat mudah namun beberapa pihak sulit untuk menerima. Bagaimana dengan beberapa fakta perang. Bagaimana dengan pendudukan ilegal? Bagaimana dengan blokade? Bagaimana dengan jumlah korban sipil yang berat sebelah ?
Semua hal tersebut relevan, tetapi tidak akan mengubah fakta bahwa dua (atau beberapa) kesalahan tidak menjadi pembenaran. Kita harus mengutuk kekerasan Hamas, roket mereka, dan tembakan mereka yang tanpa pandang bulu yang menempatkan warga sipil Israel beresiko. Roket harus berhenti tanpa syarat apapun.
2. Konflik Telah terjadi Jauh Sebelum Hamas Ada.
Gencarnya [pemberitaan] yang berfokus pada Hamas sebagai alasan bagi Israel yang menggambarkan dirinya membela diri adalah sebuah kesalahan. Seolah-olah kita menangani konflik yang baru berusia 27 tahun – bukannya 65 tahun. Tindakan Israel terhadap Palestina, khususnya Gaza, berasal jauh sebelum Hamas ada. Tindakan Hamas dan klaim yang diulang Israel bahwa Hamas adalah akar penyebab dari semua pertempuran ini membuktikan satu hal – kekuatan tidak bisa menciptakan perdamaian, setidaknya tidak perdamaian abadi. Setiap pembicaraan yang mengabaikan pra-1987 adalah tidak lengkap, tidak tulus, dan pada akhirnya akan terbukti tidak efektif di meja perundingan. Hamas adalah gejala dari konflik ini bukan akar penyebab.
3. Jika Muslim Menginginkan Perdamaian di Palestina, Maka Mereka hHarus Damai Bersatu di Seluruh Dunia.
Yang Mulia Khalifah Islam Mirza Masroor Ahmad memimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah di seluruh dunia. Beliau memperjuangkan pemisahan masjid [agama] dan negara, Yang Mulia memerintah Muslim terbesar di dunia dengan puluhan juta umat Islam di lebih dari 204 negara. Dunia Muslim harus mengikuti teladan kepemimpinannya yang berprinsip dimana beliau menyeru dan bertindak dengan keadilan dalam semua hal – bahkan terhadap orang-orang menganiaya jamaahnya. Misalnya, meskipun terjadi penganiayaan Muslim Ahmadi di Palestina, Yang Mulia telah menginstruksikan Muslim Ahmadi di seluruh dunia untuk berdoa bagi Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Gaza.
Berbicara kepada negara-negara mayoritas Muslim yang mulia merujuk pada fakta sederhana – bagaimana kalian semua dapat menuntut Israel memperlakukan Palestina dengan perdamaian dan keadilan jika kalian bahkan tidak dapat membuat keadilan itu di antara kamu? Yang Mulia menjelaskan,
Dengan sangat menyesal harus diakui bahwa hari ini adalah nasib buruk banyak negara Muslim dimana mereka tidak lagi bersatu. rakyat berperang di antara mereka sendiri; rakyat juga melawan pemerintah, sementara pemerintah melakukan kekejaman pada rakyat mereka. Oleh karena itu, tidak hanya persatuan telah hilang, tapi kekejaman dan ketidakadilan yang luar biasa sedang berlangsung. Jika kaum muslim bersatu dan mengikuti jalan Allah dan kekuatan kolektif negara-negara Muslim yang begitu besar maka kekejaman ini tidak akan pernah terjadi.
Sebelum mencerca Israel, negara-negara mayoritas Muslim harus memimpin dengan keteladanan dan membangun perdamaian satu sama lain.
4. Perdamaian Tidak Akan Ada Tanpa Keadilan.
Keadilan hanya bisa eksis dengan perdamaian, dan perdamaian hanya bisa eksis dengan kepemimpinan berprinsip. Tentang masalah ini Yang Mulia telah menuntut keadilan di kedua kubu.
Kepada pemimpin Musli, Yang Mulia telah mengingatkan,
Para pemimpin Muslim dan yang disebut ulama bukan orang yang bertaqwa atau takut Tuhan dan hasilnya mereka yang di bawah pengaruh mereka sedang sama sekali salah arah. Para ulama mendorong kaum muda, yang memiliki pemahaman tidak lebih baik, menuju kejahatan dan kekejaman dengan mengklaim hal itu akan menyebabkan mereka menuju jalan Allah. Tidak ada yang membimbing pemuda tersebut atau lebih luas umat Islam (masyarakat) bahwa kekejaman tersebut tidak benar dan tidak adil. Apa yang mereka lakukan bukan Jihad, karena pembunuhan dan pertumpahan darah hanya dapat membawa kalian jauh dari Allah.
Kepada Israel dan Palestina Yang Mulia menasihati:
Dibandingkan dengan Israel, Palestina tidak memiliki kekuasaan atau kekuatan. Tentu saja semua kekejaman adalah salah dan jika Hamas melakukan tindak kekejaman maka negara-negara Muslim juga harus menghentikan mereka. Namun, jika Anda membandingkan kekuatan dan kekejaman dari kedua belah pihak, seolah-olah satu sisi menggunakan tongkat, sementara sisi lain menggunakan tentara yang lengkap untuk berbuat ketidakadilan tersebut.
Pemimpin Muslim harus lebih bertanggungjawab terhadap pemuda mereka, dan Israel dan Palestina harus mengambil tanggung jawab terhadap keadilan – jika tidak perdamaian hanyalah fantasi belaka.
5. Palestina Adalah Surga bagi Pengungsi Yahudi Sebelum Adanya Israel.
Sebagian bersikeras menyatakan bahwa Palestina secara inheren anti-Semitik. Ini tidak benar dan tindakan historis Palestina membuktikan sebaliknya. Sebelum pembentukan Israel, Palestina rela menerima sekitar 700.000 pengungsi Yahudi melarikan diri dari Perang Dunia I dan Holocaust. Ini merupakan angka yang besar mengingat populasi Muslim Palestina pada tahun 1947 hanya sekitar 1,2 juta. Disebutkan bahwa Palestina tidak memberikan suara dalam pembentukan Israel. Sebaliknya pembentukan Israel telah ditimpakan pada Palestina oleh PBB. Kita sering mendengar pembicaraan “tidak ada negara di bumi akan mentolerir roket menghujani warga sipil.” Tidak diragukan lagi ini adalah benar, tapi dalam keadilan kita juga harus menerima bahwa tidak ada negara di bumi akan mentolerir dibelah dua tanpa hak untuk menentukan nasib sendiri atau mengutarakan pendapat dalam hal ini. Jika Anda tidak setuju, bayangkan jika besok PBB memutuskan setengah dari negara kalian hilang menjadi negara lain – sementara anda tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Singkatnya, Palestina menjadi surga bagi pengungsi Yahudi sebelum pembentukan Israel. Hal ini penting untuk menarik sejarah ini ketika mencoba untuk menemukan kesamaan untuk masa depan.
6. Karena Israel Diciptakan oleh PBB, Maka Harus Tunduk Pada PBB.
Garis keras pro-Palestina menyatakan bahwa karena Palestina tidak pernah menyetujui pembentukan Israel, mereka tidak akan mengakui Israel. Negara-negara pihak pro-Israel berkata sebaliknya – PBB menciptakan kita dengan suara demokratis sehingga kami akan tinggal disini. Israel benar. Kenyataannya adalah kita tidak bisa membatalkan sejarah. Israel memiliki hak untuk eksis dan tingal disini – perdebatan dan peperangan sebanyak apapaun tidak akan mengubahnya.
Faktanya keputusan itu telah ditetapkan, kita tidak bisa menghentikan keputusan PBB tersebut.
Negara yang dibentuk oleh PBB harus tunduk pada PBB. Sejak pembentukan Israel, PBB telah mengesahkan setidaknya 42 Resolusi terhadap Israel karena melanggar hukum internasional – 17 diantaranya sebelum Hamas ada. Termasuk resolusi mengutuk Israel karena praktek ilegal terhadap warga sipil di Lebanon, mengutuk pelanggaran Israel terhadap Konvensi Jenewa Keempat, menyerukan Israel untuk menarik diri dari semua wilayah Palestina, menyerukan Israel untuk mengakui hak pengembalian Palestina, dan menyerukan Israel untuk menghormati tempat-tempat suci Muslim. Pasca-Hamas, PBB telah mengesahkan Resolusi terhadap Israel untuk mematuhi dan menerima konvensi Jenewa Keempat, mengutuk invasi Israel ke Lebanon, mengutuk Israel atas pembunuhan karyawan Program Pangan Dunia PBB , dan mengutuk permukiman Israel didirikan sejak tahun 1967 sebagai ilegal – semua yang tidak ada hubungannya dengan Hamas. Ini menguatkan fakta bahwa Hamas bukanlah akar penyebab konflik ini.
Sangat disayangkan Israel telah meminta dan Amerika Serikat menyetujui untuk memveto semua 42 Resolusi PBB tersebut. Israel tidak dapat memiliki kedua-duanya. Tidak bisa di satu sisi mengkalim legitimasi dengan mengutip keputusan PBB dalam pembentukan Israel, dan kemudian mengabaikan keputusan PBB untuk menuntut Israel bertanggung jawab kepada hukum internasional. Jika keputusan PBB tidak valid sekarang, maka pembentukan Israel juga tidak sah. Demikian juga, dan cukup, karena keputusan PBB yang berlaku pada saat pembentukan Israel, mereka juga harus berlaku sekarang dan Israel harus menegakkan keadilan dengan benar.
7. Orang Arab dan Orang Yahudi adalah Manusia – dan Semua Manusia Sama.
Kematian warga sipil tidak bisa dibenarkan. Konsep pertahanan diri atau “zero-sum game” tidak berlaku di dunia global sekarang atau oleh kaidah moral manapun. Gagasan bahwa darah Arab lebih berharga daripada darah Yahudi, atau bahwa darah Yahudi lebih berharga daripada darah Arab, adalah rasisme modern dalam segala keburukannya. Seorang anak Palestina memiliki hak seperti anak Israel, dan sebaliknya. Setiap tindakan oleh kedua kubu yang mengabaikan prinsip ini adalah pelanggaran hak asasi manusia dan menggagalkan proses perdamaian. Mari kita membebaskan diri dari kanker pembenaran terhadap kerusakan tambahan dan mengakui seluruh nyawa manusia adalah sama.
8. Kedua Belah Pihak Telah Melakukan Kejahatan Perang Potensial dan Harus Bertanggung Jawab.
Setelah adanya Hamas, Palestina harus dipertanggungjawabkan kepada kejahatan perang Hamas. Menembakkan roket tanpa pandang bulu adalah kejahatan perang. Harus diakui Iron Dome dan korban di pihak Israel sipil relatif lebih sedikit, namun menembakkan roket ke penduduk sipil adalah kejahatan perang. Hanya karena “tidak banyak” warga sipil Israel tewas tidak mengurangi fakta bahwa menembakkan roket pada warga sipil adalah kejahatan perang. Demikian juga, Hamas tidak bisa menimbun senjata ilegal di sekolah-sekolah PBB, terutama di dekat pengungsi, dan berpura-pura mereka tidak menempatkan warga Palestina tak berdosa dalam cara merugikan. Kejahatan seperti itu bukannya mempromosikan perdamaian malahan hanya memperburuk situasi yang sudah stabil. Hamas harus segera menghentikan tindakan seperti itu.
Seperti yang sudah disebutkan, Israel harus bertanggung jawab kepada PBB dan hukum internasional. Penggunaan fosfor putih oleh Israel adalah kejahatan perang, mereka menggunakan perisai manusia adalah kejahatan perang, hukuman kolektif Israel terhadap penduduk Gaza adalah kejahatan perang, target pembunuhan Israel terhadap anak yang bermain bola adalah kejahatan perang, bom Israel terhadap rumah sakit adalah kejahatan perang. Semuanya didokumentasikan dalam laporan misi PBB, wartawan independen, dan pengakuan dari tentara Israel. Daripada mengabaikan tindakan yang tidak adil ini, Israel harus mencoba untuk memperbaiki kejahatan perang ini dan segera menghentikan tindakan seperti itu..
9. Amerika Harus Bertindak Adil, dan Begitu Juga Pemimpin Muslim Seluruh Dunia.
Sejak pembentukannya Israel hampir tujuh dekade lalu, dunia telah menyaksikan kekerasan yang terus berulang. Beberapa perjanjian dan upaya perdamaian telah dilakukan namun kita tidak pernah mencapai perdamaian.
Selama beberapa dekade, reputasi Amerika di seluruh dunia – dan khususnya dunia Islam – adalah bahwa amerika adalah preman yang tidak jujur yang memaksa kehendaknya dan membabi buta berpihak pada Israel. Citra ini tidak dapat diubah dengan mudah – tetapi harus kita lakukan jika tujuan akhir adalah perdamaian. Butuh puluhan tahun untuk menciptakan citra ini. Akan membutuhkan puluhan tahun untuk mengubahnya tapi akan berubah jika Amerika mulai menapak jalan damai dengan keadilan dan kesetaraan. kekuatan militer paling perkasa ketika dapat melakukan pengendalian, bukannya ketika menggunakan kekuatan itu untuk membenarkan pembunuhan warga sipil.
Demikian juga, dunia Muslim harus mengakui hak Israel untuk eksis. Muslim di seluruh dunia tidak dapat menunjukkan puluhan Resolusi PBB terhadap Israel dan mengabaikan satu keputusan PBB mengenai pembentukan Israel – tindakan semacam itu menunjukkan kemunafikan yang mirip dengan praktek berlawanan yang dilakukan Israel mengenai PBB.
Fokus utama adalah perdamaian.
Perdamaian hanya mungkin terjadi dengan memastikan kesakralan dan martabat seluruh nyawa manusia – baik Yahudi, Muslim atau minoritas dan penduduk kristen Palestina yang sering diabaikan menderita melalui kekejaman ini. Mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan tersebut hanya memastikan lingkaran setan ini terus berlanjut.
Kesimpulan
Perdamaian tidak bisa eksis tanpa keadilan. Sebuah perdamaian di masa depan tidak bisa ada tanpa mengenal sejarah dengan benar. Ironisnya hanya dua jenis orang akan mengabaikan hal diatas- “. Teroris Hamas” dan “Zionis yang Kejam”.
Mudah-mudahan sebagian besar dari kita dapat membangun sebuah jalan tengah yang cukup kuat untuk menetralkan kedua ekstrem dan akhirnya mendapatkan apa yang kita semua inginkan – perdamaian. (nan)
Sangat berat sebelah sekali apa yang saudara sampaikan dan dari komentar baik dari sisi Palestina dan Israel, saudara nampak sekali jauh berhati2 berkomentar terhadap Yahudi tidak demikian dengan Palestina.
Padahal tugas Imam Mahdi menurut Hadits Rasulullah adalah mematahkan salib (keyakinan nasrani) dan membunuh babi (sebagai simbol Yahudi).
Saudara ada baiknya saudara menelaah Al Quran dan Al Hadits yang benar, karena dengan berpegangan dengan itu maka kita tidak akan menjadi umat yang tersesat sebagaimana sabda Yang Mulia Rasulullah SAW.
Saya juga sangat heran, Jemaat Ahmadyah yang mengaku sebagai golongan muslim yang benar, kenapa seolah-olah acuh tak acuh mengenai penderitaan yang dialami masyarakat Muslim di dunia dan lebih sibuk pada aktivitas internal kejemaatan.
Saya ingin mengutip Firman Allah dalam Al-Quranul Karim :
“Dan jangan lah kamu bersahabat (bersekutu) dengan kaum kafir (non-muslim) dibandingkan dengan saudara mu (sesama muslim), karena jika demikian maka akan putus hubungan Allah dengan mu.”