Semarang, (17/10). Semarang Rumah Kita bersama, itulah tema yang terpampang dibackdrop tembok ruangan bagian depan kantor PCNU Kota Semarang.
Acara pengajian bulanan NU Semarang kali ini agak sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini acara rutin yang diselenggarakan tiap bulan tersebut mengundang komunitas di luar para Nahdiyyin. Diantara yang diundang adalah dari Jamaah Ahmadiyah, Perwakilan Kristen juga perwakilan Katolik.
Dari Jamaah Ahmadiyah sendiri hadir lima orang perwakilan, yaitu Bapak Saefullah Ahmad Farouk (Mubda Jateng 3), Anton Baskoro (Sekretaris Umur Kharijiyah), Roy Attaul Jamil (Qaid Daerah Jateng 3), Mas Yuni Kurniawan dan Mas Yusuf .
Acara yang dimulai pada pukul 21.30 itu menampilkan empat orang pembicara, yaitu: KH.Taslim Sahlan-Ketua FKUB Jawa Tengah, Abdul Haris-Kepala Kesbangpol Kota Semarang, H.Meri Suwitono-Wakil Ketua PCNU Kota Semarang dan Mas Setyawan Budi-Ketua PELITA (Persaudaraan Lintas Agama). Disertai dengan tayangan slide yang menampilkan data dan dokumentasi kegiatan lintas agama di Jawa Tengah-khususnya kota semarang, keempat pembicara menyampaikan secara bergiliran tentang intoleransi beragama dan berkeyakinan yang terjadi di Indonesia.
Setelah sesi materi, maka acara berikutnya adalah tanya jawab. Tidak kurang dari 6 penanya dan penanggap yang menyampaikan komentarnya. Dari Jemaat Ahmadiyah, Mas Anton menyampaikan apresiasi atas acara pengajian itu, juga menyampaikan tentang apa yang dialami oleh anggota Ahmadiyah diberbagai daerah di Indonesia. Dan Alhamdulillah dikota semarang tidak ada tindakan persekusi yang terjadi terhadap anggota Ahmadiyah.
Dalam tanggapannya para pemateri mengapresiasi kehadiran pewakilan Ahmadiyah, yang adalah pertanda bahwa Jemaat Ahmadiyah tidak ekslusif. Khususnya NU sangat terbuka dengan Jemaat Ahmadiyah.
Yang menarik adalah tanggapan dari Ketua FKUB Jawa Tengah, KH.Taslim Sahlan, dimana beliau sangat senang dengan kehadiran Jemaah Ahmadiyah. Dan memang beliau sedang berusaha juga menjalin komunikasi dengan organisasi yang sering jadi sasaran tindakan intoleransi. Beliau sampaikan bahwa FKUB Jawa Tengah sedang menggagas Konsorsium Perdamaian di Jawa Tengah. Dan meminta Jemaat Ahmadiyah juga untuk berpartisipasi didalamnya.
Sesi terakhir adalah makan bersama, dimana makanan yang sudah ditata sedemikian rupa dalam nampan-nampan dibagikan. Setiap nampan bisa dikonsumsi oleh 3-4 orang, hal ini sebagai perlambang kebersamaan. Dan setelah acara makan bersama, Mubda Jateng 3 sempat berbincang dengan Ketua FKUB Jateng, dimana beliau mengundang Jemaat Ahmadiyah untuk datang bersilaturahmi ke kantor beliau. Semoga Allah Taala meridhoi langkah kecil kita untuk memperkokoh rabtah, khususnya di Jawa Tengah.