Press Release 9 Nopember 2013
Pemimpin Muslim Mengukir Pidato Bersejarah di Parlemen Selandia Baru
Selandia Baru: Pemimpin Islam Dunia Menyeru Perdamaian Dunia
Pemimpin dunia dan Khalifah Kelima Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Masroor Ahmad menyampaikan pidato bersejarah di Parlemen Nasional di Wellington pada 4 November 2013.
Di hadapan audien yang terdiri dari para anggota parlemen, duta besar berbagai negara, kalangan akademisi dan berbagai tamu lain, Khalifah menyerukan kebutuhan mendesak akan keadilan sebagai sarana untuk menciptakan perdamaian dunia dalam menghadapi meningkatnya berbagai ketegangan dan konflik di berbagai belahan dunia. Yang Mulia menganggap bahwa pembentukan perdamaian dunia sebagai “kebutuhan kritis saat ini”.
Berbicara tentang dampak bencana perang di era modern, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
“Cara-cara peperangan saat ini meliputi bom udara, gas beracun dan bahkan senjata kimia dan ada pula kemungkinan penggunaan senjata yang paling mengerikan dari semua itu – bom nuklir. Sehingga dampak peperangan masa kini akan sangat berbeda dengan peperangan di masa lalu, karena peperangan ini berpotensi melenyapkan umat manusia dari muka bumi.”
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menekankan perlunya cara-cara diplomasi yang harus selalu di kedepankan dalam mengatasi sengketa-sengketa Internasional maupun nasional.
Huzur bersabda:
“Tentu saja sebagai bentuk cinta kepada bangsa sendiri, ketika negaranya diserang, maka kewajiban dari warga negara adalah siap memberikan setiap pengorbanan demi mempertahankan dan membebaskan bangsanya. Namun demikian, jika konflik dapat diselesaikan dengan cara-cara yang damai yakni melalui negosiasi dan diplomasi maka tak satupun pantas berada dalam ancaman kematian dan pembunuhan.”
Huzur berbicara panjang lebar tentang bahaya yang dihadapi dunia terkait krisis Suriah.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menyatakan:
“Tidak diragukan lagi bahwa konflik antara pemerintah dan rakyatnya dapat meningkat menjadi konflik Internasional yang lebih luas. Sekarang saja, kita telah menemukan dua blok yang terbentuk dari negara-negara besar. Satu blok mendukung Pemerintah Suriah, sementara yang lain mendukung pasukan pemberontak. Jelas situasi ini bukan hanya menjadi ancaman besar terhadap negara-negara Muslim tetapi juga merupakan sumber bahaya besar bagi seluruh dunia.”
Melanjutkan pernyataan beliau tentang pentingnya diplomasi, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad memuji upaya terbaru yang dilakukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam mencegah eskalasi perang Suriah.
Sabda Hadhrat Mirza Masroor Ahmad:
“Presiden Rusia telah melakukan upaya untuk menahan beberapa kekuatan besar lainnya menyerang Suriah… Beliau mengatakan bahwa jika persyaratan keadilan tidak terpenuhi dan jika negara-negara lain terlibat dalam peperangan bebas, maka nasib PBB, dengan mohon maaf akan sama seperti Liga Bangsa-Bangsa. Saya percaya bahwa ia (Vladimir Putin, Pen.) benar-benar tepat dalam analisis ini. Saya berharap ia melangkah lebih jauh lagi dan ia mengatakan bahwa hak veto yang dimiliki oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB harus diakhiri semuanya, sehingga keadilan dan kesetaraan sejati bisa menyebar di antara semua bangsa.”
Yang Mulia menjelaskan tentang metode yang Islam ajarkan terhadap umat Islam untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia.
Khalifah mengatakan bahwa agar perdamaian sejati bisa terwujud, maka standar keadilan tinggi harus ditegakkan. Beliau mengatakan Al-Qur’an menghendaki keadilan sejati dan kesetaraan di semua tingkatan.
Setelah pidato utama, para pejabat lainnya juga menyampaikan pidato di acara tersebut.
Kanwaljit Sing Bakhshi, anggota parlemen, mengatakan:
“Merupakan kehormatan bagi kami bisa menyambut Yang Mulia Hadhrat Mirza Masroor Ahmad di Parlemen Selandia Baru dan mendengarkan petuah-petuah dan pemikiran-pemikiran beliau.”
Anggota parlemen, Dr Rajen Prasad berkata:
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami dapat menyambut Yang Mulia ke Parlemen Selandia Baru. Saya selalu sangat terkesan terhadap bagaimana Ahmadi menjalani kehidupan mereka sebagai warga negara dan menerapkan pesan perdamaian mereka.”
Selesai acara, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad bertemu dengan berbagai pejabat termasuk Duta Besar Iran dan Israel. Yang Mulia kemudian diajak keliling Parlemen oleh anggota parlemen Kanwaljit Singh Bakhsi dan selanjutnya Yang Mulia memimpin shalat Zuhr dan Asar di Parlemen.
Sumber: ARH (Alih bahasa: Khaeruddin Ahmad Jusmansyah; editor: Iin Qurrotul Ain); mengutip Alislam.org.