Jakarta– Dikenal dengan sebutan santri dalam konteks tradisi dan budaya keIndonesiaan, pesantren/sekolah basis agama tidak hanya mencakup mata pelajaran umum, tetapi juga pembelajaran mendalam tentang agama Islam.
Dalam konteks ini, ada dua lembaga pendidikan penting yang memainkan peran kunci dalam pembentukan generasi muda muslim Ahmadiyah, yaitu SMA Plus Al-Wahid dan ARH (Arif Rahman Hakim) Boarding School.
ARH Boarding School: Menyempurnakan Aspek Keagamaan
ARH Boarding School dimulai sejak tahun 2007 dan merupakan milik Anggota Ahmadiyah.
Fokus utama dari lembaga ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang agama Islam kepada pelajarnya.
Mereka diajarkan bagaimana membaca Al-Quran dengan baik, cara menjalankan sholat, serta pentingnya aktivitas dalam komunitas jemaat.
Para pelajar di sini dilibatkan dalam berbagai kegiatan, termasuk organisasi keagamaan, kegiatan amal, dan pengajian gabungan.
Salah satu nilai penting yang ditekankan adalah pembentukan karakter dan keterampilan organisasi.
Pelajar ARH Boarding School diharapkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan jemaat, seperti tahajud berjamaah, pengajian gabungan, dan menjadi bagian dari panitia dalam acara-acara penting jemaat.
Ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka menjadi penerus generasi jemaat yang handal dan paham dalam aspek keagamaan.
Tenaga pengajar di ARH Boarding School adalah guru-guru berpengalaman dan juga alumni yang telah mendalami ilmu agama dan pengelolaan kegiatan keagamaan.
Mereka memberikan pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Islam dan bagaimana melaksanakannya secara benar.
“Suatu saat mereka jadi penerus generasi jemaah. Untuk bisa berkhidmat, minimal. Ilmu-ilmu dasar mereka tahu, baca Al-Quran, sholat, mimpin kegiatan. Rapat-rapat dan sebagainya kan mereka memang sudah terlatih di boardingnya,” ungkap Pemilik Boarding ARH, Sukarta, saat ditemui Warta Ahmadiyah pada Kamis, 19 Oktober 2023 di SMA ARH, Tangerang Selatan.
Boarding School SMA Plus Al-Wahid: Menyatu dengan Tradisi
SMA Plus Al-Wahid adalah sekolah yang dimiliki oleh jemaat Ahmadiyah sejak tahun 2000.
Salah satu tradisi utamanya adalah memastikan bahwa pelajar yang tinggal di pondok atau asrama sekolah ini benar-benar terlibat dalam kegiatan jemaat/keislaman.
Tujuannya adalah agar para pelajar larut dalam tradisi jemaat dan mempraktikkan aspek-aspek keagamaan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Pelajar di SMA Plus Al-Wahid diharapkan untuk melaksanakan tradisi keagamaan seperti shalat berjamaah, salat berjamaah 5 waktu, dan taat pada aturan agama.
Mereka ikut dalam semua kegiatan jemaat yang termasuk dalam instruksi jemaat, seperti puasa nafal, gerakan tahrid jadid, dan hafalan Al-Quran.
Selain itu, kurikulum di SMA Plus Al-Wahid fokus pada tafsir Al-Quran, fikih, dan pemahaman tentang nizam atau aturan-aturan jemaat.
Ini mencakup pengorbanan dan gerakan Waqf e Nou, serta instruksi keagamaan lain yang menjadi prioritas dalam jemaat.
Disamping itu, mereka mengikuti kurikulum nasional, yang secara umum mengikuti perkembangan kurikulum nasional. Namun, visi dan prinsip-prinsip keislaman tetap menjadi prioritas dalam program pendidikan.
Bagi pelajar Ahmadiyah, proses pembelajaran adalah kunci. Mereka diajarkan bagaimana menjalankan ibadah secara benar, dengan penekanan pada proses dan pemahaman yang mendalam.
Dalam jangka panjang, pendidikan ini bertujuan untuk menghasilkan generasi yang kuat dalam pemahaman dan praktik keagamaan, yang akan menjadi generasi muda Muslim Ahmadiyah yang kompeten.
“Tradisi jemaat seperti tradisi sembahyang berjemaah tradisi merayakan perayaan-perayaan Islam tradisi merayakan pelaksanaan-pelaksanaan ubudiah sebagaimana yang ditetapkan dalam jemaat, misalnya kalau di jemaat,” kata Wakasek Bidang Humas SMA Plus Al Wahid, Dodi Kurniawan pada Warta Ahmadiyah, Sabtu, 21 Oktober 2023 saat di kediamanannya di Wanasigra, Tasikamalaya.
“Sekarang ada gerakan misalnya harus puasa nafal maka anak-anak santrinya pun ya ikut puasa nafal gitu ketika ada himbauan” pungkasnya.