Mataram- Sejumlah mahasiswa Program Studi Magister (S2) dan Doktoral (S3) kunjungi pengungsian anggota Jemaat Ahmadiyah Transito, Nusa Tenggara Barat.
Di tempat pengungsian yang berlokasi di Jalan Transmigrasi No. 12A, Pejangking, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat itu, mahasiswa dari berbagai daerah itu bertemu dengan Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Transito, Mln. Saleh Ahmadi.
Kepadanya, perwakilan mahasiswa S2 dan S3 itu mengatakan jika kunjungan pada Senin 19 Desember 2022 itu untuk mengenal warga Ahmadiyah lebih dalam.
“Kehadiran para mahasiswa bertujuan mengenal lebih dalam, dengan berdiskusi terkait Keyakinan, Moderasi Beragama, dan Kedatangan Imam Mahdi yang diyakini Jemaat Ahmadiyah,” ujar Mln. Saleh Ahmadi.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa para mahasiswa yang tengah melanjutkan pendidikan di luar negeri tersebut mampu mengubah stigma negatif masyarakat tentang Ahmadiyah.
“Perlu dukungan berbagai pihak termasuk kalangan akademisi untuk meluruskan kesalahfahaman masyarakat luas terkait stigma negatif Ahmadiyah,” kata Mln. Saleh.
Ia tak memungkiri jika stigma negatif selama ini menjadi pemicu lahirnya diskriminasi terhadap warga Ahmadiyah.
“Hal itu lah yang menjadi pemicu berulangnya tindakan diskriminatif terhadap warga Ahmadiyah,” aku Mln. Saleh
Pertemuan mahasiswa dengan Ahmadiyah Transito menjadi kerja sama dengan para akademisi untuk merekonstruksi kembali kebijakan pemerintah dalam penegakan konstitusi, terkhusus bagi Ahmadiyah Transito.
“Wujud kerjasama ini adalah terus mengupayakan adanya keberpihakan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan solusi konkrit bagi pemenuhan hak-hak konstitusi warga transito,” pungkas Mln. Saleh.
Para mahasiswa tersebut terdiri dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, Jambi, Malang, dan Mataram.
Kontributor: Raffi Assamar Ahmad
Editor: Talhah Lukman Ahmad