Kegiatan menghafal Qur’an tentu bukan hal baru, bahkan sudah menjadi tradisi kuat yang berkembang dalam masyarakat Islam.
Tak terhitung bilangan mereka yang sudah berhasil menghafal ayat-ayat di luar lembaran teks-teks konvensional. Dalam literasi Islam mereka dikenal sebagai Hafiz atau Hufaz dalam bentuk jamaknya, suatu gelar mulia bagi para penjaga ‘Kalam Tuhan’.
Sebagaimana muslim pada umumnya, tradisi yang sama juga biasa dilakukan oleh Sahabat Noor dan menjadi agenda rutinnya setiap kamis malam.
Kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara bersama-sama, dengan mengurut surah demi surah yang sudah ditentukan secara berulang dari Juz ke tiga puluh Al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan Juz amma.
Namun berbeda dari malam-malam biasanya, proses hafalan kali ini harus dilakukan sendiri-sendiri dan langsung di hadapan seorang juri. Ya, malam ini Sahabat Noor mengadakan lomba hafalan Qur’an, satu proses untuk melihat sejauh mana penguasaan mereka terhadap hafalan ayat-ayat yang secara rutin telah mereka lakukan.
Lomba ini dibagi ke dalam dua kelompok dengan range usia 6 sampai 9 tahun dan 10 sampai 11 tahun. Setiap peserta harus mempersiapkan hafalan surah sesuai dengan yang sudah ditentukan, meliputi surah-surah pendek dari surah al-Lahab sampai at-Takatsur untuk kelompok pertama dan surah at-Takatsur sampai Al-Bayyinah untuk kelompok kedua.
Meskipun kegiatan ini bukan yang pertama kalinya namun kuriositas dan antusias mereka selalu terlihat baru. Rivalitas dan kemeriahan mereka seperti ruh yang selalu menghidupi setiap kegiatan dan even yang diselenggarakan.
Seperti kegiatan kali ini, ada saja tingkah dan kelucuan khas ‘anak-anak’ yang menjadi pemandangan menghibur bagi para juri. Mulai dari lobi-lobi imut agar diberi hafalan surah yang mudah, sampai ekspresi mata berkaca-kaca menunjukan kecemasan tak jadi juara dikarenakan hafalannya yang putus-putus juga tersendat, dan berbagai drama lain ciri identik ‘kerempongan’ acara bersama anak-anak yang tak pernah tidak meriah itu.
Tidak tinggi harapan dan tujuan dari program yang Sahabat Noor laksanakan ini, kecuali timbulnya minat dalam diri anak-anak untuk terus mempelajari Kalam Tuhan. Karena setiap muslim tentu menyadari bahwa “Khairu kulluhu fil Qur’an”, segala kebaikan terdapat pada Al-Qur’an dan tidak ada petunjuk jalan menuju Tuhan seterang Al-Qur’an. Semoga upaya kecil dari Sahabat Noor ini menjadi berkah dan kebaikan bagi lingkungan sekitarnya.