Tema toleransi bukanlah hal yang baru untuk diperbincangkan. Semua orang sadar makna kata toleransi namun sulit dalam mengamalkannya. Indonesia yang kaya akan keberagaman, baik suku, ras, bahasa, adat,agama bahkan kepercayaan memerlukan sikap toleransi dari warga negaranya.
Untuk tujuan tersebut, Lajnah Imaillah mengikuti acara Workshop yang bertajuk “Young & Tolerance”. Acara ini diselenggarakan oleh 164 Channel dan Indika Foundation di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya No.164 dan mengajak 37 orang anak muda dari berbagai Agama dan organisasi untuk saling mengenal , saling menghargai satu sama lain demi terwujudnya toleransi yang diharapkan.
Ruangan yang awalnya terasa dingin, perlahan memanas setelah acara demi acara diselenggarakan.
Dalam sesi pembukaan, H. Robikin Emhas. (Ketua PBNU / Stafsus Wakil Presiden Republik Indonesia) mengatakan, “Para pemuda adalah pemegang estafet kepemimpinan bangsa dan negara Indonesia kedepan. Para pemuda yang menempatkan agama sebagai pemandu tata kehidupan mempunyai kehendak yang kuat untuk mengokohkan toleransi, moderasi dalam pemahaman beragama sangatlah diperlukan dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia yang prular dan bhineka. Untuk itu, dialog ataupun diskusi ini menjadi bagian yang penting untuk memastikan bahwa tidak perlu ada salah paham yang tidak perlu, dimana salah paham terjadi akibat Hoax, Hate speech, maupun Fitnah. Untuk itu harus saling mengenal satu sama lain, saling mengenal pikirannya, bekerjasama, mempertautkan hati dengan 1 tujuan bersama tercapai Visi misi yang sama dalam bertoleransi yaitu terciptanya keadilan, persamaan hak sehingga tidak ada lagi minoritas dan mayoritas”.
Dengan visi yang sama, perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah mengharapkan sebuah toleransi yang tidak hanya sebatas tahu saja akan keberagaman akan tetapi satu sama lain saling terjun langsung dalam keberagaman dengan prinsip Love For All Hatred For None.
Kontributor : Nn. Lina