Padang– Relawan Clean The City Sumatera Barat bahu-membahu membersihkan beberapa titik objek wisata dari sampah sejak pagi hari.
Terdapat tiga titik yang menjadi lokasi para relawan, yaitu Pantai Padang (Kota Padang), Jam Gadang (Kota Bukittinggi) dan Tugu Ayam (Kabupaten Solok).
Lokasi tersebut merupakan titik kumpul masyarakat dalam menyambut tahun baru dan dapat dipastikan akan begitu banyak sampah.
Amir Daerah Sumatera Barat, Mukhlis Muis, menuturkan para relawan sudah bergerak ke lokasi wisata sejak pukul 6 pagi.
“Kegiatan Clean The City ini serentak kita lakukan 100 titik di Indonesia. Ini juga merupakan upaya kita untuk menyukseskan program Pemerintah Kota Padang untuk menjaga lingkungan yaitu Padang Bagoro,” ujarnya, Rabu 1 Januari 2025.
Tidak hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, para remaja hingga anak-anak ikut bersemangat menjadi relawan Clean The City Sumatera Barat.
Komunitas Pemuda Lintas Agama (PELITA) Padang ikut serta menyemarakkan program ini dengan mengirimkan perwakilan organisasi ke beberapa titik Clean The City.
Silmi Novita Nurman yang ikut hadir di titik Padang mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh para relawan.
“Luar biasa antusias sekali melihat semangat yang teman-teman berikan,”ujarnya.
“Saya yakin setiap agama itu mengajarkan untuk umatnya menjaga kebersihan dan ini merupakan salah satu upaya kita untuk menjaga lingkungan kita agar tetap bersih,” tambah Silmi.
Dirinya juga berpesan semoga kegiatan ini tidak by moment saja melainkan dapat terus dilakukan di lingkungan masing-masing agar Sumatera Barat bebas dari sampah
Clean The City diharapkan dapat menginspirasi masyarakat agar selalu menjaga kebersihan terutama pada objek-objek wisata agar seluruh masyarakat dapat menikmati tempat wisata dengan nyaman. *
Kontributor: Farah Saniyya
Editor: Talhah Lukman A
Kebersihan adalah sebagian dari iman sebagaimana halnya wudhu’ adalah membersihkan fisik, menuju sholat dan keduanya berada dalam satu proses dan tidak bisa dipisahkan antara keduanya.
Ibadah Umrah diluar proses Hajji sama saja dengan ibadah whudu’ diluar proses sholat
Oleh H. Nadri Saaduddin
Perjalanan Umrah adalah suatu ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan mendahului ibadah hajji yang puncaknya adalah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah setiap tahunnya. Jadi perjalanan umrah tersebut adalah suatu proses ibadah pendahuluan yang dicontohkan oleh Rasululullah SAW dan dianjurkan untuk diikuti oleh orang2 Islam semasa beliau dan kita2 yang hidup sesudah beliau ini.
Hajji adalah ibadah utama yang wajib dilakukan orang2 yang mengakui diri mereka sebagai seorang Muslim dan mempunyai kemampuan fisik, mental dan juga finansial yang cukup untuk melakukan perjalanan yang jauh dan melelahkan itu.
Ibadah Hajji yang juga merupakan Rukun Islam ke lima itu tidak dibebankan kepada semua orang2 Islam melainkan “hanya bagi mereka yang mampu saja” dan Rasulullah SAW telah melarang terang2an bagi mereka yang tidak berkemampuan memberikan nafkah kelangsungan hidup bagi keluarga yang ditinggalkannya selama menunaikan ibadah hajji, maka oleh Rasulullah SAW mereka dilarang keras oleh Rasulullah SAW untuk melaksanakan ibadah hajji. Lebih baik kalian tidak meninggalkan keluarga dalam kemiskinan dikarenakan kamu melakukan ibadah hajji yang hanya diwajibkan bagi mereka yang berkemampuan fisik, ekonomi kuat yang b isa mengihidupi keluarganya, sepeninggalnya selama melaksanakan ibadah hajji itu.
Hajji itu haruslah dilaksaanakan proses2 nya pada bulan bulan hajji yaitu bulan Syawal, Dzulkaedah dan Dzulhijjah yang puncaknya ibadah hajji itu adalah dengan kehadiran calon hajji tersebut dengan wukuf di Arafah.
Umrah adalah awal ibadah dimulainya proses menuju puncaknya ibadah hajji. Umrah adalah mutlak dilakukan untuk penyempurnaan ibadah hajji sebagai ibadah awal persyaratan untuk penyempurnaan ibadah hajji.
Umrah hanya bisa disebut sebagai ibadah kalau dilaksanakan untuk penyempurnaan proses ibadah hajji, sebagai ibadah awal, menuju wukuf di Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah setiap tahunnya.
Adapun umrah yang dilakukan diluar proses hajji tidak pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasululullah SAW dan tidak pernah menganjurkan agar orang2 Islam melakukan umrah diluar proses2 proses hajji.
Sebagai qias sederhana saja bisa dipermisalkan dengan pelaksanaan ibadah sholat dimana dimulai dengan wudhu’ yakni penyucian fisik, membasuh muka, menyapu tangan hingga siku, menyapu kepala ,mengusap telinga dan disudahi membasuh kaki hingga mata kaki.
Jadi wudhu itu hanya dilaksanakan untuk menyempurnakan ibadah sholat yang dimulai dengan takbiratul ihram, dilanjutkan dengan pembacaan alfatihah sebagai persyaratan sahnya sholat dan disudahi dengan ucapan salam dengan menolehkan wajah kekanan dan kekiri menandakan selesainya ibadah sholat itu…
Umrah itu disebut sebagai ibadah permulaan dalam prosesi hajji sebagai mana wudhu adalah juga ibadah dalam pelaksanaan sholat. Rasulullah SAW tidak pernah melakukan umrah yang tidak dimaksudkan untuk hajji dan tidak pernah menganjurkan berbuat selain yang dicontohkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW tersebut.
Orang2 Islam yang melakukan umrah diluar ketentuan dan dipraktekkan oleh Rasulullah SAW itu sama saja halnya orang2 yang whudu’ tetapi prosesnya diluar proses sholat….mereka yang umrah diluar proses hajji sama saja dengan mereka yang whudu’ diluar jam2nya sholat dan tidak dimaksudkan untuk sholat.
Terimakasih atas perhatiannya
Salam
H. Nadri Saadoedin
WA 6282170891932
Payakumbuh Barat 26225
Sumatera BaratPulanglah Uda
Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang laki2 diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan Khaatamannabiyin. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 33:40).
• Pangkal ayat menyebutkan bahwa Muhammad itu bukanlah bapak dari siapapun dia laki2 yang mengklaim dirinya sebagai anak dan keturunan dari Muhammad,dan ini ditegaskan oleh Allah bahwa Muhammad SAW tidak mempunyai keturunan anak laki2 yang secara jasmani akan meneruskan keturunan beliau selanjutnya.
Tidak adanya keturunan laki2 dari Muhammad menjadi bukti bahwa tidak ada satupun anak laki2 dari Muhammad yang melanjutkan secara jasmani keturunan dari Muhammad hingga saat ini.
Namun karena dia seorang Rasulullah maka diantara umat dan pengikut beliau SAW akan lahir anak2laki2 yang merupakan keturunan rohani dari Muhammad SAW. Semua isteri2 dari Rasuullah SAW dipanggil dengan sebutan “ummul mukminin”…ibu dari orang2 beriman secara rohani, sehingga Rasulullah SAW adalah “bapak dari orang2 beriman secara rohani”juga.
[ ]
Demikianlah makna yang tepat dari arti “khaatamannabiyin” dimana beliau kendatipun beliau bukanlah bapak dari salah seorang laki2 pun diantara kamu secara jasmani namun Rasulullah SAW adalah seorang bapak rohani dari semua orang2 yang beriman sebagaimana juga isteri2 Rasulullah adalah ummulmu’minin “ibu dari orang2 beriman” , bukan ibu kandung secara jasmani melainkan “ibu orang2 beriman dari pandang sudut rohani”.
Wassalamualaikum
Mohon tanggapannya!
Terimakasih dan Salam ambo dari Minangkabau, Tanah Pusako nan Den Cinto !
H. Nadri Saadoedin
WA 6282170891932
Payakumbuh Barat 26225
Sumatera Barat