Untuk ketiga kalinya Jemaat Ahmadiyah Kebayoran mendapatkan kunjungan dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa, (12/11/2019).
Rupanya tidak berhenti disitu, direncanakan akan datang kembali dua gelombang mahasiswa UIN ke Mesjid Ahmadiyah Kebayoran untuk lebih lanjut mengenal apakah Ahmadiyah itu, langsung dari sumbernya.
Atas hal ini tentunya segenap Ahmadi di Kebayoran sangat gembira karena berkesempatan untuk menyambut para tamu Hz. Masih Mau’ud (as). Namun ada beberapa pihak yang penasaran dan sempat bertanya kepada panitia, “Kok bisa ya rombongan mahasiswa UIN ‘berjilid-jilid’ datang ke Kebayoran?”.
Secara normatif sang panitia itu menjawab, “Ini hanya karunia Allah Taala semata Pak”.
Tak puas dengan jawaban normatif seperti itu sang penanya lanjutkan rasa penasarannya, “Mereka diundang khusus ya datang ke Kebayoran?”
Khawatir semakin penasaran, sang panitia lalu mencoba lebih serius menjawabnya, “Ini semua berkah dari Rabtah Pak, Rabtah yang ‘berbuah’ Tabligh”.
Mulailah sang panitia bercerita menembus rentang waktu yang panjang ke belakang, dimana dulunya pengurus Ahmadiyah Kebayoran yang saat itu digerakan oleh Pak Kandali, Pak Mujib, Pak Darisman dan Mln. Muhammad Yaqub Rabtah ke salah seorang dosen UIN yang dikenal dengan sapaannya Pak Iqbal.
Awalnya Rabtah yang dijalankan berupaya untuk mengikatkan hati dan berupaya menjadi teman bahkan layaknya saudara. Lantas lambat laun dari Rabtah yang dijalin hubungan pun mulai berkembang.
Terjadilah diskusi terbatas antara kedua belah pihak tentang akidah Ahmadiyah, sejarah dan kajian isu-isu kekinian dalam pandangan Ahmadiyah.
Tertarik dengan ragam perspektif Ahmadiyah tentang berbagai isu, akhirnya Pak Iqbal berkenan untuk memperkenalkan Ahmadiyah kepada mahasiswanya. Pak Iqbal membuka wawasan para mahasiswa agar mereka harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ragam kelompok dalam Islam bahkan tentang mereka yang selalu distigma pun seperti Ahmadiyah, harus diketahui duduk permasalahannya secara objektif.
Pencerahan ini berbuah semangat para mahasiswa untuk berkunjung ke markas Ahmadiyah terdekat yakni Ahmadiyah Kebayoran. Dus, ‘berjilid-jilid’ dan ‘bergelombang-gelombang’ rombongan mahasiswa UIN pun datang dan memadati aula Ahmadiyah Kebayoran.
Di tempat inilah mereka mendengarkan penjelasan tentang Ahmadiyah dari para Mubalighin dan Intelektual Ahmadiyah wilayah DKI Jakarta, lalu mencurahkan berbagai pertanyaan tentang Ahmadiyah.
Para mahasiswa datang dengan semangat, mengikuti acara dengan semangat dan meninggalkan ruangan pun dengan semangat yang ‘berpangkat-pangkat’. Para mahasiswa akhirnya menyadari apa yang disampaikan oleh Pak Iqbal selaku dosen, bahwa tabayyun adalah kunci utama dalam menghilangkan segala macam bentuk pikiran negatif pada siapapun, khususnya terhadap Ahmadiyah.
Inilah berkah dari perintah Huzur V (aba) beberapa tahun yang lalu, perintah agar segenap Ahmadi di Indonesia memperbanyak Rabtah, karena dibalik Rabtah ada ‘buah’ yang sangat indah yakni kesempatan bertabligh salah satunya. Mari Kita gelorakan Rabtah untuk menyongsong gerakan Tabligh yang masif menyambut jutaan Mubayyi’in. (IAG)