BANTEN – Acara Kemah Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam se-Pulau Jawa yang bertajuk “Peran pemuda dalam memoderasi wajah islam Indonesia yang ramah dan maslahah” dilaksanakan 6 – 8 November 2019, bertempat di Hotel Artayuda Karawaci Kota Tangerang – Banten, Indonesia.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementrian Agama yang dihadiri oleh Menteri Agama Fachrul Razi (Purn), beliau membuka acara sekaligus memberikan sambutan “Tentu saja harapan kita semua kiranya kegiatan ini membawa manfaat yang besar dalam mengokohkan moderasi beragama, sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan Bangsa Indonesia yang tidak hanya bertumpu pada kemajuan teknologi, infrastruktur, dan sebagainya, tetapi juga dalam bidang keagamaan,” kata Fachrul Razi di Hotel Aryaduta Lippo Village Boulevard, Jalan Boulevard, Jenderal Sudirman, Tangerang, Rabu (6/11/2019).
100 pemuda hadir mengikuti acara ini dari berbagai organisasi islam, diantaranya yang diundang dari Lakpesdam NU, Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia, Pemuda Muhammadiyah, Front Pembela Islam, Pemuda Muslimin Indonesia, Fatayat NU, Lajnah Imailah Ahmadiyah Indonesia, Matlaul Anwar, Peniliti Pesantren UB, LDII, Syiah, dan lain-lain.
Menteri Agama Fahrul Razi kembali menyinggung soal radikalisme. Dia berharap ke depan keberagamaan di Indonesia semakin membaik, rukun dan arif, serta santun dan toleran. “Serta mengedepankan kedamaian bukan sikap beragama yang mengedepankan ujaran kebencian, hoaks atau tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama”, tegas Menag.
Beberapa orang turut di undang sebagai perwakilan dari MKAI dan LI 2 Khuddam Banten (Ageng setyo manembah dan Nasrulloh), 2 LI Banten (Aza Ayumianti dan Qurrotul Aeni) dan 1 LI Jogja (Natasha nur fadillah) ikut hadir dalam acara Kemah Pemuda Lintas Agama Islam.
Para peserta merasa acara ini sangat bermanfaat, karena dapat mengenal satu sama lain dan dapat mendengarkan berbagai macam apa saja pemahaman yang ada di setiap organisasi islam lainya. Dan ternyata semua sepakat bahwa konfik adalah ‘sunnatulloh’ yang sudah ada sejak zaman nabi adam, tetapi bagaimana caranya agak konflik yang timbul di masyarakat tidak menjadi kekerasan.
Tim dari pemuda Ahmadiyah juga menghimbau dan mengajak kepada seluruh Organisasi Islam yang hadir kesediannya untuk ikut dalam acara LIVE in bersama Ahmadiyah jika ingin mengenal lebih dalam apa itu Ahmadiyah.
Pembekalan yang diberikan pemateri sungguh luarbiasa terasa di seluruh peserta bagaimana caranya konflik itu dapat terjadi dana bagaimana caranya mengkal agar tidak terjadi radikalisme. Bahkan ada satu pemateri yang pernah ikut dalam live in di manokwari Papua. Sungguh terasa sekali di ruangan pertemuan keeratan dari semua peserta bagaimana mereka sudah tidak risih jika kami ditanya dari organisasi mana ketika kami mejawab dari Ahmadiyah, bahkan mereka langsung banyak bertanya tentang Ahmadiyah bahkan ada yang langsung meminta Filsafat Ajaran Islam.
Kontributor : Khuddam Banten2