Bertindak sebagai sadr-e-majlis acara adalah Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, didampingi Mubalig Incharge dan Principal Jamiah. Sedangkan hadirin yang hadir, duduk di kursi yang sudah disediakan panitia. Ada sekitar 40 hadirin pada acara tersebut, 10 di antaranya ibu-ibu yang merupakan istri-istri para mubalig yang akan disambut dan dilepas. Istri Amir Nasional dan Principal juga turut serta.
BOGOR – Pagi menjelang siang, tampak kesibukan di ruang dalam langgar khanah. Beberapa orang terlihat sedang menata meja dan kursi. Di antaranya ada bapak-bapak (Anshar), ibu-ibu (Lajnah) dan pemuda (Khuddam) yang juga mahasiswa Jamiah. Partisi kain juga terlihat dipasang di bagian sebelah kiri ruangan. Sementara persis di arah pintu masuk dua buah meja disatukan dengan tiga buah kursi di sisinya. Bunga imitasi juga tampak menghiasi tiap sudut ruangan.
baca juga:
Sesuai dengan undangan, Sabtu (1/4/2017) siang itu akan dilaksanakan Sambut-Pisah Mubalig dan Sertijab Naib Principal Jamiah. Ada dua orang mubalig yang disambut, yaitu Mln. Ma’shum Ahmad, Shd. (Filipina) dan Mln. Rahmat Hidayat, Shd. (Qadian). Untuk yang akan dilepas adalah Mln. Zafrullah Rarin Yudhiarko (13 tahun bertugas di Markaz dan akan dimutasi ke Cikarang, Bekasi), Mln. Cepi Sopiyan N.W. (11 tahun, dimutasi ke Cirebon, Jawa Barat), Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan (12 tahun dan dimutasi ke Kebayoran, DKI Jakarta) dan Mln. Muhammad Robiul Hakim (8 tahun dan dimutasi ke Tanjungbalai, Sumatra Utara).
Sedangkan untuk sertijab Naib Principal sendiri akan menjadi acara kedua. Naib Principal Jamiah Bidang Akademik akan diserahterimakan dari Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan (lama) kepada Mln. Ma’shum Ahmad, Shd. (baru). Ini sesuai dengan SK Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia No. 360/SK/2017 tgl. 13 Maret 2017 perihal Mutasi Mubaligin Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Bertindak sebagai sadr-e-majlis acara adalah Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, didampingi Mubalig Incharge dan Principal Jamiah. Sedangkan hadirin yang hadir, duduk di kursi yang sudah disediakan panitia. Ada sekitar 40 hadirin pada acara tersebut, 10 di antaranya ibu-ibu yang merupakan istri-istri para mubalig yang akan disambut dan dilepas. Istri Amir Nasional dan Principal juga turut serta.
Acara diawali dengan santap siang bakda shalat Dhuhur. Untuk undangan bapak-bapak di sebelah kanan sedangkan ibu-ibu di bagian yang berpartisi tadi. Panitia Konsumsi dari Dapur Jamiah menyediakan menu khusus dipadukan dengan menu dari langgar khanah. Selain pesmol ikan air tawar, rendang juga disediakan.
Staf Kantor Missi, Mln. Basuki Ahmad kemudian mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. Acara dibuka dengan tilawat ayat suci Al-Qur’an oleh Sdr. Ahmad Nur Qomar. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa alias Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Jamiah asal Jemaat Lokal Manislor tersebut menilawatkan Qs. Aali Imran terkait Persatuan. Sedangkan nazm dalam bahasa Urdu yang merdu dan syahdu dilantunkan oleh mahasiswa Darjah I.
Setelah sedikit pengantar dari Amir Nasional, satu persatu Mubalig yang akan dilepas bertugas ke lapangan dipersilakan memberikan sambutan. Berturut-turut adalah Mln. Zafrullah Rarin Yudhiarko lalu Mln. Cepi Sopiyan Nurzaman Wahhab dan Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan. Sedangkan Mln. Muhammad Robiul Hakim berhalangan hadir karena sudah beberapa hari bedrest di rumah akibat sakitnya.
Dalam sambutan tersebut, mayoritas menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan doa untuk tugas pengkhidmatan ke depannya. Selain itu mereka juga sedikit flashbackketika pertama kali ditugaskan di Markaz. Intinya, banyak suka-duka, ilmu dan pengalaman selama ditugaskan berkhidmat di Pusat ini. Gembira karena akan mendapatkan pengalaman baru di lapangan dan sedih karena harus meninggalkan Markaz tercinta.
“Ittaquw firasatal mu’min fainnahu yanzhuru bi-nuriLlah,” kata Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan ketika diminta memberikan sambutan. “Sebenarnya sudah sejak empat tahun yang lalu mendapat firasat akan dimutasi. Ini terkait dengan mimpi-mimpi yang dialami. Bahkan sekitar dua minggu sebelum info mutasi diterima, dua kali bermimpi. Yang pertama ke Sulawesi dan berikutnya mimpi dimutasi ke Bali. Jelas sekali perinciannya dalam mimpi itu.” kata mubalig yang ditempatkan sebagai dosen di Jamiah sejak 12 tahun lalu itu.
Berikutnya adalah sambutan dari dua Mubalig yang baru tiba ke Markaz. Mln. Ma’shum Ahmad, Shd. dan Mln. Rahmat Hidayat, Shd. Mereka juga menyampaikan hal yang sama. Setelah flashback, permohonan doa adalah intinya. Terakhir, Mubalig Incharge memberikan pesan dan nasihat yang berharga untuk semua, khususnya yang disambut dan dilepas hari ini.
Sesi berikutnya adalah serah-terima jabatan (sertijab) Naib Principal Bidang Akademik Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) Bogor. Rakeeman R.A.M. Jumaan selaku Naib Principal yang lama diminta memberikan sambutan. Setelah itu barulah Naib Principal yang baru juga memberikan kata sambutan.
Principal Jamiah kemudian memberikan kata pelepasan dan nasihat terkait dengan pengembangan Jamiah ke depannya khususnya untuk menjadikan degree Syahid (7 tahun). Usai nasihat, penandatanganan berkas sertijab pun dilakukan.
Terakhir, Amir Nasional menyampaikan nasihat untuk yang datang dan yang akan dilepas. Khusus terkait kemubaligan, agar mubalig yang bertugas bisa sigap. Misalnya ketika ada tamu yang datang ke rumah missi atau masjid. “Jangan mengandalkan pengurus. Layani saja apa keperluannya.” kata mubalig senior yang pernah bertugas di beberapa negara Asia Tenggara tersebut.
Mln. H. Abdul Basit, Shd. melanjutkan, “Contoh yang baik mengenai hal ini adalah istri Mln. Abdul Hayye sewaktu di Bandung. Beliau selalu melayani keperluan setiap tamu yang datang bahkan seolah-olah tidak memperhatikan batas pardah. Yang penting tamu happy dan puas.”
Berikutnya, beliau menyampaikan beberapa hal lain terkait kesuksesan seorang Mubalig yaitu peran dan dukungan seorang istri yang selalu mendampingi. Dua contohnya adalah istri mubalig yang di Palangkaraya dan Medan. Kiprah seorang istri mubalig bisa meringankan tugas suaminya bahkan Jemaat itu sendiri.
Hal lainnya lagi yang disampaikan adalah terkait komunikasi dan menyerap informasi dari pengurus dan anggota terutama mubalig yang sebelumnya bertugas di Jemaat Lokal tersebut. “InsyaAllah, bila hal ini dilakukan, maka akan lancar dalam melaksanakan pengkhidmatan,” pungkasnya.
Terkait dengan Jamiah, beliau menyampaikan bahwa proses kedatangan dosen dari Pusat sudah hampir rampung. Ada tiga orang yang nantinya akan datang ke Indonesia. Meski ada sedikit kendala, namun visa telah diperoleh. Untuk lamanya tinggal masih belum pasti, apakah bisa lama ataukah hanya sebentar. “Diharapkan, mereka bisa tinggal lama disini.” kata Amir Nasional.
Acara ditutup dengan doa dipimpin oleh Amir Nasional sekitar pkl. 15.20 WIB. Para hadirin kemudian menyampaikan ucapan selamat kepada para mubalig yang akan bertugas dan menempati pos barunya.
Kontributor: Mln. Rakeeman RAM Jumaan
Editor: Sukma Fadhal Ahmad