“Mediator harus mengedepankan proses selama mediasi, seperti apapun hasilnya. Mediasi memang bukan hal yang mudah dan cepat, tapi ini dapat mengikis segala kemungkinan pecahnya masalah yang lain yang memicu konflik di kemudian hari.”
BANDUNG – Memperkuat solidaritas, sebanyak 21 alumni Youth Interfaith Community dari berbagai daerah di Jawa Barat mengadakan Training Mediasi Konflik yang digelar di Kantor Sinode GKP Bandung, Kamis (8/12) hingga Sabtu (10/12). Sejumlah organisasi lintas agama, salah satunya Forum Silaturahmi Lintas Iman Sukabumi (FOPULIS).
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/fopulis/feed/” number=”3″]
Dalam kegiatan yang digagas Mission 21, Sinode GKP dan JAKATARUB Bandung ini menghadirkan tiga orang dosen dari Universitas Duta Wacana Yogyakarta sebagai fasilitator, yaitu Dra. Endah Setyowati, Wahyu S. Wibowo, dan Ade Chandra. Ketiganya mengupas masalah menyangkut konflik dari berbagai sisi dengan cara yang menyenangkan dan baru. Mulai dari cara pandang pribadi mengenai konflik, metode pengenalan diri sendiri sebagai mediator, sampai melakukan role play mediasi konflik yang dilakukan berdasarkan prinsip pelaksanaan mediasi yang telah disampaikan para fasilitator. Ada berbagai pendapat yang muncul selama proses analisis role play mediasi tersebut, ada yang merasa tertantang, kesal sampai frustasi.
“Mediator harus mengedepankan proses selama mediasi, seperti apapun hasilnya. Mediasi memang bukan hal yang mudah dan cepat, tapi ini dapat mengikis segala kemungkinan pecahnya masalah yang lain yang memicu konflik di kemudian hari.” Jelas Wahyu S. Wibowo, dalam sesi 2 mengenai konflik.
Pada kesempatan ini peserta diajak untuk menemukan nilai dari sebuah masalah atau konflik yang ada sebagai inti yang harus diubah atau diperbaiki. Di malam terakhir training, para peserta, fasilitator dan juga panitia duduk bersama dalam sesi Jagong yang diambil dari istilah Jawa bermakna makan bersama sambil mengobrol santai. Dalam sesi ini para peserta menyampaikan keluh kesah, serta berbagai hal yang ingin disampaikannya baik mengenai pelatihan ataupun hal-hal lain.
Terpisah, Endah Setyowati berharap ilmu yang didapat dalam pelatihan ini dapat diterpkan. ” Biar tidak segera lupa,” ucap wanita yang akrab di sapa Bu Ety ini.
Di akhir acara diadakan para peserta dibantau fasilitator membuat rencana aksi dari setiap wilayah kerja dari perwakilan.
Kontirbutor : Sida Siddika Tahira
Editor : Talhah Lukman Ahmad