Garut – Para pegiat keberagaman dari berbagai agama, kepercayaan dan Organisasi Kepemudaan (OKP) yang ada di Kabupaten Garut sepakat membentuk forum besama yang diberi nama SAJAJAR (Solidaritas Jaringan Kerja Antar Umat Beragama).
Kesepakatan tersebut diambil dalam acara Ngobrol Kebhinnekaan dengan tema ‘Membumikan Toleransi di Tengah Keberagaman’ yang diselenggarakan di Kedai Nyuasana Coffe, Garut, Jawa Barat, Rabu, (23/3/2022).
Salah satu inisiator Usama Ahmad Rizal mengatakan, komunitas ini dibentuk untuk merespons kondisi sosial dan politik yang penuh konflik serta kekerasan atas nama agama. Hal ini dijadikan landasan untuk menjawab kegaduhan tersebut dengan menyalakan kembali semangat toleransi. Agama tidak boleh dijadikan alasan untuk bertikai.
“Adanya relasi sosial yang belum selesai di tengah masyarakat seringkali menjadi sumber perpecahan di tengah keberagaman. Komunitas semacam ini perlu dibuat untuk memperbanyak ruang interaksi dan dialog,” kata Rizal yang juga sebagai aktivis Pemuda Ahmadiyah.
Rizal melihat, kecenderungan orang bersifat intoleran atau tidak moderat karena terbentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu sangat penting membangun ruang-ruang perjumpaan seperti kegiatan diskusi seperti ini.
“Dengan diamalkannya toleransi secara baik, maka akan berbuah kerukunan di tengah masyarakat. Semangat toleransi harus terus dihidupkan, karena itu merupakan ciri khas bangsa kita,” ujar Rizal
Sementara itu, Penyelenggara kegiatan sekaligus Aktivis Muda NU Garut Ipan Nuralam menyampaikan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mempererat tali silaturahmi dengan berbagai lintas agama dan kepercayaan yang ada di Kabupaten Garut.
“Kegiatan ini memang akan dilakukan secara terus menerus, mengadakan dialog dalam upaya mempererat tali silaturahmi sebagai bentuk masyarakat yang toleran,” ucapnya.
Dirinya berharap, dan mengajak seluruh masyarakat Garut jangan anti terhadap perbedaan tetapi harus senantiasa merawat perbedaan.
“Target khusus kita ingin bersilaturahmi ke masing-masing organisasi, seperti berkunjung ke gereja, bale adat Sunda Wiwitan dan lainnya,” pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai komunitas keagamaan, kepercayaan dan Organisasi Kepemudaan seperti NU, Muhammadiyah, Kristen, Sunda Wiwitan, Pemuda Muslim Indonesia, Ahmadiyah, dan Sobat KBB.