Mataram – Sejumlah perwakilan Ahmadiyah mengikuti acara Ngopi Bareng dan Diskusi yang digelar oleh Lakpesdam PWNU Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu, 5 April 2023.
Diskusi tersebut mengusung tema “Kebebasan Beragama di Tahun Politik”. Digelar di kantor Lakpesdam PWNU NTB.
Ketua MKAI atau Pemuda Ahmadiyah cabang Mataram, Syaeful Anwar, hadir bersama Ketua Ahmadiyya Muslim Students Associaton (AMSA) NTB, Aehmad Sadiq.
Anwar menilai, acara tersebut membuka kesempatan Ahmadiyah untuk bersilaturahmi dan menambah wawasan tentang isu keberagaman.
“Acara ini bagi kami merupakan ajang silaturahmi dan menambah wawasan terlebih di bulan suci Ramadhan ini. Tentunya juga sebagai sarana membangun jejaring dengan komunitas lintas iman. Adapun tema diskusi yang diusung menurut saya ini sangat relevan dengan organisasi kita Ahmadiyah terutama di Lombok yang cukup sering dan rentan terjadi persekusi terutama di tahun politik juga di bulan Ramadhan,” ujarnya.
Lebih lanjut Anwar menyebutkan, bagi Ahmadiyah kolaborasi merupakan salah satu kunci untuk mengatasi berbagai permasalah yang menimpa pihaknya.
“Oleh karena itu penting untuk memahami permasalahan-permasalahan ini agar kita mampu menemukan solusi yang tepat. Kemudian dalam konteks ini Ahmadiyah juga terutama di Lombok perlu melakukan kolaborasi-kolaborasi dengan pihak-pihak terutama yang bergerak dan terfokus dalam menghadapi isu-isu kebebasan beragama dan berkeyakinan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua Lakpesdam PWNU NTB, Jayadi tujuan acara tersebut. Ia berharap dengan diskusi itu dapat memperkuat konsolidasi antar masyarakat sipil di NTB demi menjaga kerukunan dalam keberagaman.
“Sebetulnya tujuan dari diadakannya ngopi bareng dan diskusi ini adalah supaya kita bisa memperkuat konsolidasi khususnya di antara orang muda demi menjaga solidaritas dalam konteks menjaga kerukunan di tengah keberagaman.”
Bang Jay, sapaan akrabny, juga menuturkan alasan tahun politik menjadi tema yang diketengahkan dalam pembahasan itu. Ia menilai, di tahun-tahun inilah isu-isu politik identitas seringkali dimainkan.
“Kita ingin melakukan semacam pemetaan dan antisipasi dini adanya potensi-potensi politik identitas yang mengarah kepada kelompok tertentu yang akan merusak kerukunan dan keberagaman khususnya di NTB ini,” pungkasnya.
Kontributor: Syer Ali
Editor: Mubarak