Padang— Menyambut 100 tahun Lajnah Imaillah, organisasi wanita Ahmadiyah Padang menampilkan ciri khas perempuan Minangkabau.
Dimana Lajnah Imaillah Padang mengenakan baju kurung dan Tingkuluak Tanduak.
Acara tersebut diselenggarakan serentak se-Indonesia, dan untuk cabang Padang diselenggarakan di Masjid Mubarak, Sabtu 19 Agustus 2023.
Peringatan tasyakur seabad Lajnah Imaillah ini mengusung tema ‘Perbaiki Akhlak dan Tepati Janji Lajnah’.
Acara tersebut dihadiri oleh 65 orang dan turut hadir mantan-mantan ketua Lajnah Padang serta para sesepuh.
Lajnah Imaillah Padang merupakan awal berdirinya Lajnah Imaillah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Sadr Lajnah Imaillah Indonesia, Siti Aisyah Bakrie menyampaikan pentingnya peran perempuan Ahmadi saat ini.
“Ketika seorang Lajnah mengikrarkan janji LI, dia juga berjanji mereformasi amalan dirinya dan terus memperbaiki diri, dia akan memenuhi tanggung jawab ini dengan cara yang lebih baik karena dia juga bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya,” ujarnya.
Siti Aisyah Bakrie mengingatkan bahwa lembaga pendidikan terbaik bagi seorang anak adalah ibunya.
Dalam perayaan tersebut, ada hal yang menarik yang dikenakan oleh para mantan ketua Lajnah Imaillah Padang.
Mereka menggunakan baju kurung dan mengenakan tingkuluak yang biasa dikenakan oleh Bundo Kanduang khas Minangkabau.
Ketua Lajnah Padang, Dwina Fauzia, menjelaskan pakaian yang dikenakan tidak sekedar untuk melestarikan budaya saja, melainkan memiliki makna yang mendalam.
Bundo kanduang merupakan julukan yang diberikan kepada perempuan yang memimpin suatu keluarga dalam Minangkabau.
“Pakaian ini mencerminkan bahwa perempuan (dalam hal ini bundo kanduang) baik untuk diri pribadi, sebagai istri, sebagai ibu maupun sebagai pemangku menjadi tauladan dalam keluarga dan masyarakat. Hal ini yang perlu diingat kembali dan sebagai evaluasi sebagai seorang Lajnah agar kita selalu memperbaiki diri menjadi lebih baik agar bisa menjadi tauladan bagi sesama,” ujar Dwina.
Di akhir acara, terdapat pemotongan tumpeng dan penyerahan souvenir kepada sesepuh dan mantan ketua oleh pengurus Lajnah Padang sebagai bentuk penghormatan atas pengkhidmatan yang telah dilakukan.
Sebagai informasi, Tingkuluak merupakan kain penutup kepala yang dipakai oleh wanita di Minangkabau.
Tingkuluak memiliki makna yakni kepemilikan rumah gadang, dimana seorang ibu mempunyai peranan penting dalam sebuah keluarga.
Kontributor: Farah Saniyya
Editor: Talhah Lukman Ahmad