Menurut sumber, Ahmadiyah telah masuk ke Nigeria pada tahun 1914, Alhaji Imran Adewuyi Onibudo (Salah satu Ahmadi pertama Nigeria) meyakini bahwa pada tahun tersebut pula beliau telah mengikrarkan bai’at.
NIGERIA – Jamaah Muslim Ahmadiyah Nigeria baru saja merayakan peringatan 100 tahun berdirinya Jemaat Ahmadiyah Nigeria di Abuja, acara tersebut mengundang seluruh lapisan masyarakat Nigeria, khususnya kaum wanita Islam untuk menjadi barisan terdepan dalam perang melawan kekacauan.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/nigeria/feed/” number=”3″]
Amir (Presiden) Jemaat Ahmadiyah Nigeria, Dr. Mashood Adenrele Fashola, menyampaikan pidato dalam pertemuan tahunan ke-39 Lajna Imaillah Nigeria, yang merupakan sayap organisasi wanita Ahmadiyah.
Beliau menjelaskan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran tanpa partisipasi penuh perempuan, karena mereka memiliki peran yang besar dalam memerangi kekacauan dan korupsi yang merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh negara itu.
“Islam adalah agama damai dan umat Muslim dikenal sebagai simbol perdamaian, toleransi dan mengakomodasi kebaikan-kebaikan lainnya. Meskipun terdapat sedikit yang memiliki gerakan ekstremisme seperti pemberontak Boko Haram, tetapi mereka sebenarnya bukanlah repersentasi agama Islam dan umat Islam. Bahkan jika kita perhatikan dengan teliti, kita dapat melihat bahwa gerakan mereka lebih mengarah kepada politik dibandingkan dengan agama. Biarkan jika para pemberontak Boko Haram mengaku-ngaku jika memang mereka memiliki tujuan yang baik, biarkan mereka mengaku-ngaku dan memberitahu kita siapa saja sponsor mereka, ” kata Fashola.
Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Dr. Basirat Olajumoke Dikko, menjelaskan kepada seluruh peserta di pertemuan tersebut bahwa sekedar berbekal keyakinan agama tidaklah cukup untuk menciptakan revolusi, yang dapat membawa kepada revolusi adalah tindakan kita dan ibadah yang diridhai oleh Allah Ta’ala.
Menurut sumber, Ahmadiyah telah masuk ke Nigeria pada tahun 1914, Alhaji Imran Adewuyi Onibudo (salah satu Ahmadi pertama Nigeria) meyakini bahwa pada tahun tersebut pula beliau telah mengikrarkan bai’at. Beliau pertama kali mendapatkan salinan dari “Review of Religions” pada tahun 1914 melalui Alhaji Junauid Yusuf Onitesubaa, yang pada saat itu bertugas menjabat sebagai bendahara pertama yang bertugas di Cabang Nigeria atas perintah Sadr Anjuman Ahmadiyah Qadian pada bulan Januari 1940.
Sumber : Times of Ahmad , Centenary Ahmadiyya Nigeria
Alih bahasa: Zahroh Ayu
Editor: Irfan S. Ardiatama