Sebagai pemimpin pemuda Muslim, saya tahu dengan baik bahwa tidak ada yang bisa memajukan kebenaran. Quran dengan tegas menyatakan, “Barang siapa membunuh seseorang … sama halnya dengan dia telah membunuh seluruh umat manusia” (5:33).
AMERIKA SERIKAT – Bulan paling suci dalam kalender Islam – Ramadhan – di antara kita. Saatnya umat Islam untuk sementara menjauh dari kenikmatan makanan dan mendekat pada pembaharuan spiritual diri. Masjid akan dipenuhi orang yang bersukarela dan menghabiskan waktu dengan beramal. Ajaran Quran tetang memaafkan, cinta kasih, perdamaian, menahan amarah, hak-hak orang tua dan tetangga dsb. sering ditekankan. Bahkan tindakan sepele yang mengganggu kedamaian—seperti berdebat kusir—sangat dilarang. Bahkan Nabi Muhammad mengajarkan bahwa jika dicacimaki atau dilukai dalam keadaan puasa, seorang muslim tidak boleh membalas dan hanya merespon dengan mengatakan, “Saya puasa.”
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/amerika-serikat/feed/” number=”3″]
Sabtu lalu, Masjid saya – Komunitas Muslim Ahmadiyah Boston – mengadakan buka puasa tahunan lintas iman di Sharon. Dan ketika saya terbangun saat fajar untuk memulai puasa pada hari berikutnya, media sosial ramai memberitakan tentang serangan senjata yang sedang berlangsung di Orlando. Disayangkan, dengan lebih dari 130 penembakan massal pada tahun 2016 saja, Amerika telah mengalami tragedi. Saya makan sedikit, dalam doa pagi saya, berharap tidak akan ada korban jiwa, dan kembali tidur. Beberapa jam kemudian, saya terbangun dengan rasa tidak percaya dan rasa sakit. Lima puluh orang yang tidak bersalah telah ditembak mati dalam tindakan kekerasan mengerikan yang menargetkan komunitas LGBTQ. Banyak lagi yang terluka. Penembak – Omar Mateen – adalah seorang pemuda yang diidentifikasi seiman dengan saya.
Dalam waktu singkat, maniak homofobia ini bermetamorfosis menjadi Islamophobia massa. Sementara masyarakat Muslim diseru sebagai penembak, namun mengadakan doa bersama dan melakukan donor darah, beberapa tokoh sayap kanan yang menonjol tanpa malu-malu mengeksploitasi tragedi ini untuk menyerang komunitas Muslim secara keseluruhan. Ted Cruz mengeluarkan siaran pers palsu yang mengklaim Islam mengatakan untuk “bunuh kaum gay”. Pembawa acara Talk show konservatif dan politisi yang lain menggaungkan pendirian yang sama. Penulis atheis baru seperti Ayaan Hirsi Ali – telah lama saya undang untuk debat publik di Boston – juga ikut terbawa arus, menyalahkan serangan Orlando pada “doktrin Muslim.”
Sebagai pemimpin pemuda Muslim, saya tahu dengan baik bahwa tidak ada yang bisa memajukan kebenaran. Quran dengan tegas menyatakan, “Barang siapa membunuh seseorang … sama halnya dengan dia telah membunuh seluruh umat manusia” (5:33). Serangan ini bukan hanya tidak manusiawi tetapi juga sepenuhnya tidak Islami. Quran tidak pernah sama sekali, dalam bentuk atau jenis apapun, memerintahkan untuk membunuh kaum homoseksual dan main hakim sendiri seperti halnya terorisme. Saat pimpinan tunggal seluruh dunia Komunitas Muslim terbesar ditanya tentang gay dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menjawab: “Saya perduli terhadap mereka … Dan Saya tidak membenci mereka.”
Tentu saja, ada ekstremis yang percaya homoseksual harus dibunuh. ISIS adalah salah satu contoh. Salah satunya Pendeta Kristen yang dirangkul erat Ted Cruz. Semua orang yang melakukan diskriminasi dan berusaha untuk menyakiti keluarganya harus dihukum tanpa kecuali. Adalah salah jika memfitnah seluruh Muslim, sementara mendukung pendeta Kristen yang menyebarkan pandangan ISIS pada gay, menunjukkan Islamofobia – dan bukan tentang kemanusiaan – sebenarnya motivasi untuk komentar Cruz.
Laporan terbaru menunjukkan Mateen tidak religius dan mungkin telah menjalani kehidupan ganda. Dia menggunakan aplikasi kencan gay dan terlihat mabuk di bar gay tempatnya melakukan serangan. Apapun motifnya, sangat disayangkan bagaimana kejahatan kebencian ini sedang dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk memajukan agenda fanatik mereka sendiri. Ini membutuhkan waktu jauh dari apa yang harus menjadi fokus nyata sekarang – 50 korban yang tidak bersalah dan keluarga mereka. Sebagai Muslim Amerika, perhatian dan doa kami bersama semua yang terkena dampak kekejaman yang tidak masuk akal dan barbar ini. Kita dipenuhi dengan kesedihan dan kemarahan. Dan ketika menulis ini saya sedang kesakitan, Masjid saya sudah merencanakan berjaga untuk korban Orlando.
Memang benar bahwa penembak Orlando diidentifikasi seiman dengan saya, tetapi persamaannya hanya sampai disitu. Dia tidak memiliki banyak kesamaan dengan keyakinan saya. Tindakan asusilanya sangat menyinggung ajaran paling suci Islam. #OrlandoStrong
Sumber: The Huffington Post
Alih bahasa: Zahro Ayu (ARH LIBRARY)