SUKABUMI – Beberapa pekan yang lalu, Sadr Lajnah Imaillah (LI) Indonesia, Siti Aisyah Bakrie dan para Mufatish menghimbau agar para Pengurus Daerah (pengda) dan Cabang untuk mengisi form kuesioner pra pendaftaran.
Dalam masa pandemi seperti saat ini segala kegiatan dilaksanakan secara online termasuk Penataran Pengurus LI Indonesia periode 2021 ini.
Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pengurus yang mengikutinya. Termasuk para pengurus lajnah di Jawa Barat (Jabar) 03.
Doa dan harapan dipanjatkan agar acara penataran yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Januari 2021 dapat berjalan dengan lancar.
Dikarenakan pendemi, acara penataran online lewat zoom meeting ini juga dibagi menjadi beberapa titik kumpul.
Bagi anggota yang tidak memiliki fasilitas internet yang memadai, mereka berkumpul dengan pengurus lain yang sudah memiliki fasilitas memadai, dengan tetap menjaga protokol kesehatan yakni dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Meski begitu, keantusiasan para Pengurus Jabar 03 begitu besar dengan jumlah kehadiran 119 orang pengurus.
Sedangkan data kehadiran keseluruhan (nasional) mencapai 2324 orang dari 296 cabang.
Seperti biasa, acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Kali ini dengan surat Al-Hasyr ayat 19-25.
Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Perjanjian Proyek Strategis oleh Zaki Firdaus, Naib Amir Bidang Maal. Ia menghimbau anggota jemaat agar terlibat atau ikut serta dalam program tersebut.
Pada sesi selanjutnya yakni amanat dan arahan dari Sadr Lajnah Imaillah Indonesia, Siti Aisyah Bakrie.
Ia menyampaikan tujuan diadakannya penataran pengurus, di antaranya:
● Menjalin silaturahim diantara pengurus agar mempererat tali kekeluargaan dalam jemaat
● Memberikan pembekalan untuk menyampaikan dan menjelaskan arahan & program yang telah ditetapkan oleh Pengurus Pusat Lajnah Imaillah (PPLI)
● Meningkatkan kembali tugas pokok dan fungsi pengurus daerah serta cabang dalam pengkhidmatan
● Menyampaikan tugas khusus yang diamanahkan kepada pengurus
● Pembekalan pengurus dengan sebuah program bernama “Lajna Care”.
Siti Aisyah Bakrie juga mengingatkan bahwa pengkhidmatan pengurus di jemaat sangatlah berpengaruh pada kerohanian serta keturunan kelak di jemaat.
Menjadi pengurus merupakan sebuah karunia Illahi.
Lalu, ia juga mennyampaikan bahwa hendaknya pengkhidmatan dalam jemaat janganlah dianggap sebagai suatu perkara yang sepele.
“Hendaknya pengkhidmatan dalam jemaat janganlah dianggap sebagai suatu perkara yang sepele dan tidak penting. Karena di dalamnya terdapat tanggung jawab yang besar”, ucapnya.
Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa salah satu amal saleh yang dapat ditingkatkan yaitu dalam pengkhidmatan semaksimal mungkin, tetap memperhatikan dan juga berlandaskan pada hati yang bersih.
“Salah satu amal shaleh yang harus ditingkatkan yaitu bagaimana caranya agar kita bisa berkhidmat semaksimal mungkin dalam jemaat dengan dilandasi hati yang bersih dan tanpa kesombongan, penipuan, kebanggaan dan takabbur. Dengan tidak pernah membedakan perlakuan kepada siapapun. Kehormatan dan kesucian dari nizam jemaat harus di junjung tinggi setiap waktu”, jelasnya.
Lalu, disampaikan pula sebuah pesan yang begitu penting oleh Siti Aisyah Bakrie bahwa sebagai pengurus tidaklah boleh bangga karena sudah melakukan suatu pekerjaan yang baik. Melainkan harus menganggap diri sendiri bodoh dan dungu, sehingga dapat terus memohon selalu karunia Allah melalui doa-doa.
Selain itu, ditekankan pula betapa pentingnya sebagai pengurus harus bisa senantiasa memenuhi tanggung jawab sambil senantiasa berada dalam kebenaran dan meningkatkan standar ketakwaan.
Hadhrat Masih Mau’ud pernah bersabda
“Jika memungkinkan, seseorang harus berkhidmat kepada agama mereka. Sesungguhnya beruntunglah seseorang yang menggunakan waktu dan tenaganya, seluruh kemampuan, jiwa dan kekayaannya untuk mengkhidmati Agama Allah” (Malfuzat Vol. 3 Hal 11, Edisi 2003).
Penataran kali ini juga membahas program baru yang diberi dukungan khusus oleh Hudhur yang dinamakan “Lajna Care”
Sebagai seorang pengurus, sangat penting untuk menjaga hubungan dan komunikasi dengan para anggota.
Dengan demikian, PPLI membuat program yang bernama “Lajnah Care” ini untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya untuk membangun kedekatan dengan anggota agar terjalin baik selama masa pandemi ini. Salah satu caranya yakni dengan berkomunikasi secara personal.
Hudhur memberi amanah yang begitu penting untuk melakukan komunikasi khusus atau secara personal kepada anggota, membangun persahabatan pribadi dengan mereka agar secara alami mereka dapat termotivasi untuk meningkatkan pengkhidmatan mereka dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peran Pengurus adalah melakukan ‘komunikasi dengan empati’. Empati di sini artinya mengenali emosi dan perasaan orang lain, dan penyebab perasaan tersebut. Serta mampu ikut merasakan emosi tersebut tanpa menjadi bagiannya (atau terlibat di dalamnya).
Ada beberapa cara dan petunjuk komunikasi dengan empati dalam Al-Quran di antaranya yakni: perkataan yang baik, lemah lembut, yang patut, yang berguna dan perkataan yang hormat.
Empati juga akan dirasakan oleh orang lain apabila disampaikannya dengan hati. Karena apapun perkataan yang keluar dari hati maka itulah yang akan turun mempengaruhi hati orang lain.
Begitu banyak amanat yang disampaikan pada Penataran yang dapat menjadi bekal bagi para pengurus untuk lebih memperbaiki diri.
Penataran yang dilaksanakan pukul 08.00 – 12.00 WIB tersebut juga diisi dengan pertanyaan-pertanyaan dari berbagai peserta yang hadir.
Kemudian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Siti Aisyah Bakrie selaku Sadr Lajnah Imaillah Indonesia.
Kontributor: Najma Tusalis
Editor: Hajar Ummu Fatikh