Kronologi pemasangan palang kayu dan mengeluarkan barang-barang dari dalam Masjid Ahmadiyah Al-Mushlih dan pemasangan palang kayu rumah misi Jemaat Sukatali, Sumedang; Ahad, 6 Oktober 2013.
Narasumber: Ibu Puah (Wakil Ketua Lajnah Imaillah {LI}, usia 47 tahun), Ibu Aah (Ketua LI) usia 50 tahun.
SEKITAR pukul 11.30 WIB, Ibu Puah sedang menonton Tv di rumahnya yang terletak di seberang masjid Aḥmadiyyah. Tiba-tiba, datang sekitar 5 (lima) orang dengan mengendarai 3 (tiga) motor. Hampir semua mereka mengenakan pakaian putih dan peci putih.
Setelah sekitar 5 menit datang lagi kawan-kawannya dengan mengendarai skitar 9 (sembilan) motor total sekitar 25 (duapuluh lima) orang. Terlihat yang datang pertama yang mengendarai 2 (dua) motor membawa balok.
Setelah mereka berkumpul di halaman masjid terlihat pimpinan mereka yang nampak berusia setengah baya memberikan arahan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Setelah itu sebagian mereka membuka semua jendela dan mereka masuk melalui jendela. Mereka tidak dapat masuk pintu utama karena dalam keadaan terkunci.
KRONOLOGI:
11.55 Mereka sekitar 10 (sepuluh) orang masuk ke dalam masjid melalui jendela terlihat mengeluarkan buku-buku.
12.30 Kemudian, setelah itu, mereka menyegel semua jendela masjid dengan kayu yang dipantik dengan paku.
13.00 Kemudian ada 1 orang berpakaian hitam memakai topi seperti topi korpri yang diperkirakan bawa kunci. Tidak lama kemudian, ada 1 orang anggota Aḥmadiyyah, ia menantu Bapak Ketua (Bapak Gugun), tiba di masjid terlihat ngobrol. Kemudian Bapak Gugun pulang, setelahnya pintu masjid dapat dibuka dan mereka masuk ke dalam masjid.
13.15 Mereka mengeluarkan seluruh barang-barang yang ada di dalam masjid: semua karpet, 2 lemari, 2 podium, dispenser dan gelas, rak buku, 1 rak piring, gorden, 2 jam dinding, mukena, 1 etalase buku.
13.45 Seluruh barang-barang mereka letakkan di teras masjid
13.55 Ada di antara mereka bilang, “Gimana ini barang-barang ke mana’in nanti kita takut disalahkan.”
Ada yang menyahut “Bakar saja di sini…!”
Kemudian ada salah seorang Anggota Jemaat yang pulang kerja yang terlihat masuk ke rumah.
Salah satu dari mereka menunjuk ke arah anggota ini dengan memberi isyarat ke teman-temannya dengan tangan meninju dan memotong leher.
14.05 Mereka membubarkan diri dan ada dari mereka teriak allahu akbar dengan keras.
14.15 Terlihat aparat kepolisian datang sekitar 5 orang dengan seragam lengkap, bersamanya ada juga dari aparat desa 2 orang (salah satunya juru tulis), hansip 1 orang. Bapak Otoy dari Babinsa; Bapak Yayat dan Bapak Didi dari Koramil
14.30 Mereka melihat-lihat keadaan sekitar dan foto-foto.
14.40 Juru tulis menemui Ibu Puah dan meminta agar sebaiknya barang-barang yang ada di halaman masjid supaya disimpan di rumah. Dijawab, “Saya tidak berani karena barang-barang tersebut bukan milik pribadi namun milik Jemaat, harus rundingkan dulu dengan mubaligh dan ketua cabang.”
14.45 Mereka pulang.
4 (empat) hari sebelumnya, ada yang datang ke masjid, yaitu pembina desa Bapak Otoy dari kepolisian bertemu Ibu Tuti menanyakan apakah masjid masih digunakan kegiatan, Ibu Tuti menjawab bahwa masjid tidak digunakan kegiatan namun digunakan shalat 5 waktu.
Sumedang, 6 Oktober 2013
Pewawancara
Didim Dimyati